icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Harga Diriku 10 Juta Per Malam

Harga Diriku 10 Juta Per Malam

Penulis: Ali Subhan
icon

Bab 1 keputusasaan

Jumlah Kata:1997    |    Dirilis Pada: 06/08/2025

tar liar, memecah kegelapan dan menciptakan siluet-siluet samar di lantai dansa. Udara dipenuhi aroma alkohol, parfum mahal, dan sedikit keputusasaan yang tak terucapk

n kekayaan. Ini adalah medan perang Arabella, tempat ia berjuang demi kelangsungan hidupnya, demi secercah harapan untuk melunasi utang miliaran orang tuanya yang telah tiada, dan d

satu sofa empuk, dikelilingi botol-botol minuman mahal. Om-om itu tampak kesepian, matanya menerawang kosong di bal

a cara memainkan peran ini, bagaimana membuat pria-pria ini merasa istimewa dan diinginkan. Tu

abella. Senyumnya melebar, menampilkan deretan gigi yang sediki

nyah namun hampa. "Om bisa saja. Saya sedang m

enginvasi indra penciuman sang om. Pria itu menggeser duduknya, memberi ruang, dan Arabella tak menyia-nyiakannya. Ia duduk di pangkuan om-om terse

ngan gerakan ragu. Sentuhan itu membuat Arabella merinding, namun ia menahannya. Senyumnya tetap

kin memerah, napasnya memburu. Ia merasakan tangan sang om mulai bergerak lebih berani, membelai pinggangnya, lalu perlahan n

m itu serak, dipenuhi hasrat yang tak tertahank

, Om. Dengan senang hati." Ia tahu, malam ini ia akan me

su malam panjang yang ia habiskan untuk melarikan diri dari masalah. Sebagai CEO termuda dan terkaya, Arkan seharusnya menikmati hidupnya. Namun, tekanan bisnis, intrik perusahaan, dan masalah kel

un samar, Arkan bisa merasakan aura misterius dari wanita itu. Gaun hitam yang membalut tubuhnya, rambut hitam panjang yang terurai, dan senyum yang tampak dipaksakan-semuanya menar

ebuah keinginan untuk memiliki wanita itu, untuk menariknya keluar dari situasi yang terlihat menyedihkan di matanya. Tanpa pikir pa

Arkan dengan suara sed

inggi dan riasan tebal, segera menghampiri Arkan dengan senyum

dengan dagunya. "Wanita yang itu

nita itu, Arabella, salah satu permata barunya. "Maaf sekali, Tuan Arkan," katanya dengan

Berapa pun harga yang ditawarkan Om Handoko, saya akan berikan dua kali lipatnya. Katakan padanya!" Suaranya terdengar dat

Handoko memang klien loyal, tapi Arkan adalah klien kelas kakap yang mampu membeli sel

dam Shinta dengan senyum memohon. "Ada

lukannya pada Arabella sedikit melongg

Om Handoko mendengarkan dengan mata membelalak, antara terkejut dan tergoda. Pada akhirnya, uan

datang dan Om Handoko melepaskannya. Ia turun dari pangkuan itu dengan bingung. "Ada apa, Madam

, terkejut dengan gerakan mendadak itu. Saat ia melihat sosok Arkan, matanya membelalak. Pria itu tampak familiar, ia sering melih

ngat, senyumnya kembali merekah lebar. "Tuan Arkan akan mem-booking

n, ia merasakan gelombang kejutan dan kemarahan. Harga dirinya... dihargai begitu murahnya, bahkan ditawar

yang mabuk dan tak sabar langsung meraih pergelangan tangan Arabella. Ceng

ah dan serak, nadanya tak terbantahkan. Ia bahkan t

knya memberikan sedikit basa-basi. Ini adalah paksaan murni. Kekesalan membuncah di dadanya, namun ia tak bisa melawan. Tenaga Arkan terlalu kuat, dan

n ia sedikit limbung karena pengaruh alkohol. Arabella berusaha menyeimbangkan diri, mengikuti langkah Arkan yang lebar. Mereka melewa

gan pencahayaan remang-remang, ranjang besar dengan seprai sutra, dan perabotan elegan. Namun, suasana

a di dalam dunianya sendiri. Ia berbalik, menatap Arabella dengan mata yang masih merah d

Kata-katanya menusuk Arabella seperti pisau. Perintah itu terdengar begitu merenda

nsekuensinya. Dengan kepala tertunduk, ia mulai mendekati Arkan. Ia tahu apa yang ha

latih, Arabella mulai membuka kancing kemeja Arkan satu per satu. Jari-jarinya yang ramping gemetar sedikit, namun ia berusaha menyembunyikannya. Saat kemeja itu

, suaranya parau, menga

Setelah itu, ia melepaskan gaunnya sendiri, membiarkannya jatuh ke lantai seperti kepompong yang

Bibir Arkan menemukan bibir Arabella, melumatnya dengan kasar. Ciuman itu intens, menuntut, penuh dengan keputusasaan dan hasrat ya

e leher Arabella, menyesap kulit lembutnya. "Ah..." gumamnya, suaranya berat dan serak, penu

ini adalah bagian dari pekerjaannya. Ia harus terlihat menikmati, mesk

ngan lembut, namun penuh keinginan. Kemudian ia menindih Arabella, menatap dala

asakan napas Arkan yang hangat di wajahnya, sentuhan

namun ia menahannya. Ia harus kuat. Kemudian, rasa sakit itu berubah menjadi sen

enuhi pelepasan hasrat yang tertahan. Gerakannya semakin cepa

am hatinya ia hanya ingin semua ini cepat berakhir. Ia menggigit bibirnya, menahan suara-suara lain yang mung

. ahh..." Ia mengerang, mencengkeram erat pinggang Arabella, seolah ingin meny

nya. Bersamaan dengan itu, Arkan mengeluarkan desahan panjang yang dalam, sebuah raungan kepuasan

ia sekali lagi menukar harga dirinya dengan secercah harapan. Ia tahu, fajar akan tiba, dan ia harus bangkit, kembali menjadi Arabella Alexandro sang mahasiswi, meninggalkan jejak malam yang memalukan ini di b

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 keputusasaan2 Bab 2 membangunkan Arabella3 Bab 3 Ia belum sempat sarapan4 Bab 4 Cemburu5 Bab 5 Permainan Kucing dan Tikus6 Bab 6 Tawaran Bonus7 Bab 7 Tubuhnya masih terasa sedikit pegal8 Bab 8 Arkan menepiskan tangan Clarissa9 Bab 9 meninggalkan Reihan10 Bab 10 Waktunya untuk bersantai11 Bab 11 Kontrak Terlarang12 Bab 12 Kita pindah ke rumah baru13 Bab 13 Di dalam kamar tidur utama14 Bab 14 Ia berada di atas tubuh Arkan15 Bab 15 Sentuhan di Atas Wastafel16 Bab 16 Setelah membersihkan diri17 Bab 17 Tubuh Arabella Alexandro terasa lunglai18 Bab 18 Air hangat dari shower19 Bab 19 Minggu Penuh Kehangatan20 Bab 20 menemaninya selama akhir pekan21 Bab 21 terlalu lelah untuk membantah22 Bab 22 Mobil mewah Arkan Stevanno23 Bab 23 memasuki rumah mewah24 Bab 24 Dekapan Arkan Stevanno Orlando terasa kuat25 Bab 25 Arabella Alexandro terbangun dengan rasa nyeri26 Bab 26 berita tentang Reihan27 Bab 27 Kehidupannya kini berputar28 Bab 28 wajahnya sempurna29 Bab 29 aura ketegangan di kantor30 Bab 30 setelah seharian31 Bab 31 Kejadian semalam32 Bab 32 Godaan Malam33 Bab 33 Clarissa Gunawan terbaring berdua di ranjang34 Bab 34 Mereka kembali ke kamar tidur35 Bab 35 Hukuman36 Bab 36 Malam yang mengerikan37 Bab 37 mual yang tak tertahankan38 Bab 38 Noda Merah39 Bab 39 Kepanikan40 Bab 40 Keheningan setelah pengungkapan41 Bab 41 Perjalanan kembali ke rumah besar42 Bab 42 terasa seperti tahunan43 Bab 43 Jebakan44 Bab 44 Malam yang panjang45 Bab 45 Pemberontakan46 Bab 46 menghapus air mata47 Bab 47 kekosongan48 Bab 48 melumpuhkan Reihan49 Bab 49 terbaring kaku di ranjang50 Bab 50 mendekap bayi mungilnya