icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ditinggal Nikah Dengan Adikku

Bab 2 Malam pernikahan

Jumlah Kata:1829    |    Dirilis Pada: 24/07/2025

i yang melelahkan, ia kembali ke kamar suite yang mewah di Valmere Grand Hotel. Kamar itu begitu besar dan mewah, namun terasa sepe

nis namun tatapan dingin, telah menyerahkannya padanya di kamar ganti. "Tuan Sterling menyarankan ini, Nyonya," ucap asisten itu, seolah piyama itu adalah bagian dari kontrak yang tak terucapkan. Lysandra tahu apa maksudnya. Ini adalah malam pertama mereka, dan ia diharapkan untu

yu, dan senyum yang ia pamerkan sepanjang hari telah luntur sepenuhnya, digantikan oleh ekspresi ketakutan dan kegelisahan. Ia mena

tahu siapa yang masuk. Aroma maskulin yang tajam, perpaduan cologne mahal dan bau kh

dan tampak jauh lebih sederhana. Matanya menyapu ruangan, berhenti sejenak pada sosok Lysandra yang duduk di tepi ranjang. Senyum tipis, nyaris tak

gancam. "Sudah siap, Nyonya Sterling?" suaranya rendah, nyar

mosi, tapi hanya menemukan kehampaan yang dingin. "Aku... aku sudah di sini," jawab Lysandra pel

it tersentak. Tapi Arthur hanya menyentuh dagunya, mengangkat wajah Lysandra agar menatapnya lebih jela

ra, meskipun ia tahu b

menoleh ke meja samping ranjang, di mana teronggok sebotol anggur

digerakkan oleh benang tak terlihat, tanpa kehendak sendiri. Arthur menuangkan anggur ke dalam d

ru," ucap Arthur, m

cairan dingin menyentuh bibirnya. Arthur, di sisi lain, menenggak habis minumannya dalam satu tegukan, la

yang bekerja di dalam dirinya. Lysandra bertanya-tanya, apakah ini bagian dari rit

p Lysandra, matanya kini tampak lebih gelap, lebih intens. "Orang tuamu sudah memberitahum

sa malu dan kemarahan bercampur a

a sekali tidak tulus. "Bagus. Jadi tid

gejutkan. Lysandra tak sempat bereaksi. Ia terhuyung, tubuhnya oleng, dan sedetik kemudian, ia sudah jatuh te

mbunyi. Ia merangkak di atas tubuh Lysandra, memenjarakannya di antara lenga

gnya, tetapi Arthur terlalu kuat. Ia menciumnya seolah ingin mengambil sesuatu, bukan memberi. Ciuman itu turun ke leher Lysandra, meninggalkan jejak kemerah

yama satin yang tipis itu dengan sekali sentak. Kain itu koyak di bagian depan, memperlihatkan tubuh Lysandra yang kini telanjan

ri, menghisap salah satu puting Lysandra dengan rakus, seperti bayi yang kelaparan. Lidahnya yang kasar menyapu, menghisap, dan menarik, membuat Lysandra ta

uar seperti bisikan yang nyaris tak terdengar

ir putingnya dengan gerakan memabukkan. Ia terus menyesap, sesekali menggigit kecil, membuat Ly

Mata gelapnya menatap area intim Lysandra dengan intensitas yang tak bisa dijelaskan. Lysandra merasa wajahnya memerah padam. Aroma

bagian dalam Lysandra, merayap perlahan ke atas. Lysandra terkesiap, tubuhny

a merinding. Ia merasakan lidah Arthur membelai klitorisnya, sebuah sen

. Sensasi itu terlalu intens, terlalu baru, terlalu memalukan. Ia

menghisap, dan sesekali menggigit kecil. Lysandra tidak bisa menahan desahannya lagi. Suara-suara kec

nya, namun suaranya terlalu lemah, d

sa bertahan. Jilatannya semakin dalam, semakin memabukkan. Lysandra bisa merasakan

. Ia menatap Lysandra, matanya menyala-nyala. "Kau

alanya dengan lemah, air mata mengali

Ia memasukkan jari telunjuknya ke dalam lubang vagina Lysandra. Lysandra menjerit kecil, tubuhnya

ysandra, mencengkeram erat lengan Arth

usaha melonggarkan, membuat lubang. Lysandra terus menjerit dan merintih, air mata membanjiri wa

r, suaranya serak karena gairah. Ia me

. Rasa takut yang nyata mencengkeramnya. Bagaimana mungkin benda sebesa

ina Lysandra. Lysandra menjerit, mencengkeram erat seprai kasur hingga buku-buku jarinya mem

teriak Lysandra, air mata me

penuh perjuangan. Ia mendorong lagi, keras dan tanpa ampun. Lysandra merasakan sesuatu

alam tubuh Lysandra. Desahan panjang dan dalam lolos d

dipenuhi kenikmatan. Ia diam sejenak, membiarkan tubuhn

it itu luar biasa, mencengkeram seluruh sarafnya. Ia merasa ko

kin cepat, semakin kuat. Setiap dorongan adalah siksaan bagi Lys

." Lysandra terengah-engah, suaranya sera

in berat, menikmati setiap reaksi dari Lysandra. Ia terus bergerak, ritmis, tak peduli d

nuh, menghantam tubuh Lysandra berulang kali. Ranjang berderit seiring dengan ritme gairah Arthur. Des

aranya menggema di ruangan. Tubuhnya menegang

n spermanya menyembur deras ke dalam rahim Lysandra. Ia terengah-en

, kosong, dan kotor. Malam pertama yang seharusnya sakral telah berubah menjadi mimpi buruk yang merenggut se

i kembali diselimuti ketidakpedulian yang dingin. Ia meraih handuk dari samping ranjang dan mengelap tubuhnya sendiri ta

inya itu. Ini baru permulaan. Ia tahu ini baru permulaan dari neraka yang akan ia jalani. Pernikahan ini,

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 dua keluarga besar2 Bab 2 Malam pernikahan3 Bab 3 Suara gemericik air dari kamar mandi4 Bab 4 Sandiwara Pagi Hari5 Bab 5 Arthur Sterling tiba di gedung Sterling6 Bab 6 Arthur pulang ke rumah keluarga Harrison7 Bab 7 Arthur akhirnya berhenti memukul8 Bab 8 tubuhnya remuk redam9 Bab 9 Pilihan Gaun10 Bab 10 Di dalam mobil mewah11 Bab 11 Di tengah keriuhan mal12 Bab 12 setelah seharian penuh13 Bab 13 Kehampaan di Rumah14 Bab 14 mengingatkannya pada malam15 Bab 15 Lysandra tersandung keluar dari kantor16 Bab 16 Hari pernikahan Amelia17 Bab 17 Malam Pertama18 Bab 18 Kecurigaan19 Bab 19 Kabar kehamilan Lysandra20 Bab 20 ia terus mengasah rencananya21 Bab 21 Beberapa minggu berlalu22 Bab 22 Kebohongan23 Bab 23 Di tengah gubuk24 Bab 24 menginginkan lebih25 Bab 25 Kabar mengenai pengkhianatan26 Bab 26 bukan karena cinta27 Bab 27 memastikan semuanya berjalan lancar28 Bab 28 membantu Ibu Ratna mengurus ladang29 Bab 29 setahun kemudian30 Bab 30 Suasana di halaman mansion31 Bab 31 Kembalinya Lysandra yang mengejutkan32 Bab 32 Bukti yang Menghilang33 Bab 33 Perceraian Lysandra sudah sah34 Bab 34 Sudah waktunya untuk membersihkan meja35 Bab 35 Suara sirene ambulans36 Bab 36 Kehidupan di apartemen kecil37 Bab 37 kabar baik38 Bab 38 Dengan Tuan Harrison pulih39 Bab 39 kekasih gelapnya40 Bab 40 diperintahkan untuk menutupi diri41 Bab 41 membayar tuntas segala kejahatannya42 Bab 42 Gerbang Sekolah43 Bab 43 Dua Hati yang Terpisah44 Bab 44 Bel pulang PAUD berbunyi nyaring45 Bab 45 Hati Kecil yang Peduli46 Bab 46 Benih Harapan47 Bab 47 Suara tawa polos Damian48 Bab 48 Kepulangan dari kontrakan Bella49 Bab 49 Cemburu di Balik Persahabatan50 Bab 50 Di dalam ruang kelas Damian51 Bab 51 Suasana hangat di kontrakan52 Bab 52 Sebuah penolakan53 Bab 53 Momen di koridor kampus54 Bab 54 Di dekat motor besar Damian55 Bab 55 Meskipun hatinya masih bergetar hebat56 Bab 56 Pesta ulang tahun57 Bab 57 Ia merasakan sesuatu yang berat58 Bab 58 Raina berlari tanpa henti59 Bab 59 memutuskan untuk menghampiri putranya60 Bab 60 Rahasia yang Terbongkar61 Bab 61 Motor besar Damian melaju kencang62 Bab 62 Jam demi jam berlalu63 Bab 63 membuktikan