icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Benih Dari Kebencianmu

Bab 3 prestasi yang seharusnya membanggakan

Jumlah Kata:2217    |    Dirilis Pada: 22/07/2025

rasa bersalah. Lia mencoba bangkit, fokus pada sisa masa kuliahnya. Ia tahu, satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan terus melangkah maju, bahkan jika seti

rimkan lamaran ke berbagai perusahaan, berharap bisa menemukan tempat di mana ia bisa memulai lembaran baru, jauh dari bayang-bayang masa lalu. Beberapa kali

i, teknologi, hingga media-mendapatkan respons positif. Lia diundang untuk wawancara tahap akhir. Perasaan cemas bercampur dengan sedikit harapan menyelimuti hat

a menjawab setiap pertanyaan dengan lugas dan percaya diri, mengesankan para pewawancara. Seminggu kemudian, telepon berdering. Lia diterima.

di sinilah ia bisa melarikan diri dari masa lalu yang terus menghan

ari pagi, menciptakan siluet megah yang memesona. Lia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu.

angka 25. Di dalam lift, ia mematut diri di pantulan cermin. Gaun formal berwarna abu-abu, rambut yang diikat rapi, dan waj

bikel-kubikel modern, suara ketikan keyboard, dan obrolan samar-samar. Seorang wanita muda den

ita itu dengan senyum ramah. "Saya Sarah, asisten

h. Terima kasih." L

ada tim," kata Sarah, memimpin Lia menyusuri lorong. "Omong-omong,

ati beberapa ruangan dan kubikel. Beberapa karyawan menoleh dan tersenyu

h kubikel kosong. "Ini tempat Anda. Anda akan

rah," Lia mulai m

da rapat rutin divisi di ruang meeting utama. Anda akan diperkenal

Biasanya, itu hanya dihadiri oleh kepala divisi atau manajer senior. Namun, Lia mengabaikan f

ima kasih informa

a-apa, jangan sungkan bertanya.

aroma kantor yang baru, menenangkan pikirannya. Ini adalah bab

nya, lalu berjalan menuju ruang meeting utama yang ditunjukkan Sarah. Pintu ruang meeting terbuka le

tersembunyi, tampak menarik. Lia berjalan ke arah sana. Saat ia hendak

tu. Dan Lia, saat ia menole

ya. Rambut hitamnya tertata rapi, rahangnya tegas, dan mata itu... mata yang Lia kenali dengan sangat bai

zk

engan sorot mata yang dingin. Kemudian, pandangan

h tubuhnya, meninggalkan rasa dingin yang membekukan. Ia tidak bisa bergerak, tidak bisa bernapas. Ia hanya bisa menatap mata Rizky,

mencari tahu siapa pemilik perusahaan itu. Ia hanya melihat nama "Nusa Abadi Group" di

lam dan berwibawa, namun di telinga Lia, suara itu

Rizky. Ia melangkah menuju kursi di ujung meja, kursi kepala. Ta

ru saja diperkenalkan Lia pagi itu, berdeham. "Bai

ingin menghilang, ingin menembus lantai dan lenyap dari hadapan Rizk

ata-kata Adrian terasa seperti dengungan jauh. Ia hanya bisa merasakan tatapan Rizky yang se

ain yang menyampaikan laporan. Suasana rapat forma

tnya," Adrian tersenyum ramah ke arah Lia, "Saya in

k tersenyum, senyum kaku yang tidak sampai ke matanya. Ia

m kami. Dia lulusan terbaik dari universitasnya, dan

an kerja. Lia mengangguk, mencoba terlihat ten

imak, kini mengangkat tangan.

memanggil namanya, kini terdengar dingin, penuh pene

njutkan, suaranya tenang namun memiliki nada yang mengintimidasi. "

punggungnya. Semua orang di ruangan itu saling berpandangan, bingung dengan komentar Rizky. Mereka tidak tahu apa-apa te

namun ia tidak sanggup. Ia hanya bis

a kembali datar. "Saya rasa cukup per

sekali. Setiap kali ia melirik ke arah Rizky, pria itu selalu menatapnya, sorot matanya yang ta

saling berbincang. Lia buru-buru membereskan barang-barangnya, berharap bisa s

ara Rizky memanggil

ri di dekat meja, menatapnya dengan ekspresi yang tak terbaca. H

ncoba bersikap formal,

gkahnya terasa mengancam. "Saya tid

tenang. "Saya melamar karena saya melihat lowong

bagus? Atau kesempatan untu

erasa tidak nyaman dengan suasana yang tegang. "Uh

dari Lia. "Tidak, Adrian. Kau boleh perg

u bergegas keluar, meninggalkan

ntui hidupmu?" Lia bertanya

etelah semua yang terjadi, kau berani muncul di perusahaa

ninggi. "Aku tidak tahu ini perusahaanmu! Aku

nya. "Atau kau ingin melihat seberapa ja

lai menggenang di matanya. "Aku tidak pernah berniat meny

rubah dari amarah menjadi kesedihan yang mendalam. Namun,

menggelegar di ruang meeting yang sepi. "Kau tidak punya

emosi. "Itu kecelakaan! Kecelakaan! Apakah kau tidak mengerti itu? Apa

p, Lia! Kau masih bisa menghirup udara ini, melihat matahar

Aku melihat semuanya! Truk itu! Sopirnya yang ugal-ugalan! Aku berteriak pada Anya, aku melihat dia m

lihatmu di samping Anya malam itu, Lia. Aku melihatmu selamat. Aku melihat

t yang tak terlukiskan. Lia menatap Rizky, pria yang dulu sangat ia hormati, pria yang dulu adalah separu

khirnya, suaranya rendah namun penuh penekanan. "Ak

ungnya mencelos

kata Rizky, ekspresinya datar. "Kau tidak bisa menjadi ba

a terkesiap. "Aku sudah diterima!

a. Aku bisa melakukan apa pun yang aku mau. Termasuk memastikan

mulai kembali, hancur berkeping-keping di hadapan Rizky. Ini bukan hanya t

Rizky," Lia berbisik, suar

ahwa wanita yang kucintai tidak lagi bernapas, sementara orang yang terakhir bersamanya masih hidup dan menghirup udara yang sam

tu. Ia tahu, di mata Rizky, ia akan selalu menjadi Lia, sang "penyebab", yang "mengambil" Anya dari dunia ini. Dan di kantor

zky, suaranya final. "Da

isa-sisa mimpinya yang hancur di belakangnya. Ia tidak tahu harus pergi ke mana, harus berbuat apa. Jakarta yang luas tib

ak adil ini, dan apakah ada cara baginya untuk m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 pertemuan dengan seorang teman lama2 Bab 2 tuduhan yang tak henti-hentinya3 Bab 3 prestasi yang seharusnya membanggakan4 Bab 4 Pintu ruang rapat5 Bab 5 Lia memang harus mandiri6 Bab 6 Ketika mobil berhenti di basement gedung kantor7 Bab 7 selalu mengawasi8 Bab 8 Ia mencoba membaca buku9 Bab 9 Malam acara perusahaan10 Bab 10 sisa mabuk semalam11 Bab 11 menutupi kehancuran di dalam dirinya12 Bab 12 Hawa dingin di ruang kerja Rizky13 Bab 13 Malam kembali14 Bab 14 Bagaimana Daniel akan bereaksi terhadap terbongkarnya kejahatannya15 Bab 15 penyelidikan untuk menjatuhkan Daniel16 Bab 16 perlakuan Rizky padanya17 Bab 17 memikirkan dua garis samar di alat test pack18 Bab 18 Di rumah mewahnya yang terasa hampa19 Bab 19 Apa keputusan yang akan Lia ambil mengenai tawaran pernikahan Rizky20 Bab 20 Bagaimana proses persidangan Daniel akan berlangsung21 Bab 21 Bagaimana kehadiran bayi perempuan mereka22 Bab 22 Ruang perawatan pascamelahirkan23 Bab 23 hak asuh Adelia24 Bab 24 Apakah proses penyembuhan Lia akan berlanjut dengan lancar25 Bab 25 Bagaimana Lia akan menyelidiki niat sebenarnya Alexa26 Bab 26 bagaimana Lia akan menghadapi skandal27 Bab 27 menyembunyikan rahasia kelam28 Bab 28 Hati Lia terasa sedikit ganjil29 Bab 29 Lia tertidur pulas30 Bab 30 Suasana di kamar mandi31 Bab 31 Bagaimana Alexa akan menggunakan kehamilannya untuk memanipulasi32 Bab 32 Empat bulan berlalu33 Bab 33 Tangisan Alexa34 Bab 34 mencoba berdamai dengan keadaan35 Bab 35 Bagaimana rencana balas dendam Alexa36 Bab 36 Bagaimana Alexa akan merencanakan pelariannya dari rumah terpencil37 Bab 37 Keputusan Rizky untuk mengurung Alexa38 Bab 38 membuatnya tetap bernapas39 Bab 39 Bagaimana Alexa akan bereaksi terhadap rencana Davin