Perjalanan Cinta Alena
vin pun mencari kunci masuk di dalam tas Alena, tak butuh waktu lama Devin menemukannta lalu Devin menempelkan sebuah ka
nidurkannya. Devin yang melihat Alena terbaring dengan menggunakan dress yang memperlihatkan
a lalu ia langsung mencium bibir Alena dengan lembut, Alena yang tidak membalas ciuman Devin. Devin mengigit bibir bawah Alena kare
al diam kedua tangannya meremas buah dada Alena yang begitu sangat kenyal dan sangat pas di tangannya. Devin pun berla
lalu segera ia membuka bra Alena. Devin sangat kagum dengan pemandangan yang sangat indah di depannya. Devin pun melepaskan pakaiannya,
lan-pelan. "Aakhhh ... sakit," teriak Alena air matanya keluat. Devi
hanya di jawab anggukan oleh Alena. Alena me
u akan terus mendesah," ucap Devin. Lalu De
00 pagi baru berhenti. Mereka berdua tertidur karena sudah terla
. Alena mengerjapkan matanya dengan perlahan, ia melihat dada bidang yang begitu nyaman. Alena pun mendo
ngnya ini cowok aneh kemari. Lalu ia beralih
u d
de
a d
yang terganggu tidurnya karena ad
" ucap Devin sambil
? Gawat gue telat masuk kerja," ucap Alena dengan panik sa
anas dan tentunya kamu juga menikm
idak mungkin k
rnyata kamu masih p
terisak karena Alena sudah mengeluarkan air matanya. Devin yang melihat Alena menangis ia menjadi mer
nagkannya. "Gue akan tanggung jawab apa y
ernah melakukannya dan tidak pernah saling ketemu sebelumnya atau pun s
na yang masih menangis. Sebenarnya Devin masih ingin menenagkan Alena tapi Ale
uhi air di bathub dengan air hangat, ia ingin berendam. Alena menjeburkan ke dalam bathub
ena mengenakan dress ia
ue nggak masuk kerja, izini
gue izinin. Ini udah jam berapa baru minta s
abat gue yang paling the be
loe kenapa kok bisa nggak
h, gue matiin ya," ucap Alena lalu langsung mematikan Hpnya. Setelah itu Alena ke dapur
masih memikirkan apa yang selanjutnya harus ia lakukan. Devin benar-benar pusing memikirkan ini. Kenapa bisa ada obat p
untuk mereka berdua. Tiba-tiba pintu kamar Devi
" ucap
g?" tanya Stevani. Stevani pun menutup pintu kamar Devi
vin sambil mengaruk tengkuknya yang tak gatal, karena bingung mau jawab apa nggak mungkin juga kan
kabar Dev, jangan bikin ma
bakal kasih kabar ke mama," uc
kita ke bawah kita makan siang mama udah siapin makanan kesukaan kamu," ucap Stevani.
evin yang menunggunya. Devin p
mben nggak ke kan
Dev, harusnya papa yang be
harus ke kantor," ucap Devin sambil
ih bisa handle, tapi besok kamu
utkan makan siang dengan hening yang terdengar h
agi untuk beristirahat, Devin merasakan badannya yang