Pernikahan Kontrak Berakhir
pahit yang baru saja dihadapi. Tidak ada kegembiraan dalam kebebasan yang seharusnya menjadi haknya, hanya kehampaan yang menyesakkan dada. Da
a suara langkah kaki mendekat, s
hanya bisa dipahami oleh Althea-sebuah ketidakhadiran yang menggelisahkan. Dia memandangnya dengan tatapan datar, tidak menunjukkan emosi
ya datar dan penuh kebingungan. "Namun, aku ingi
sau yang kembali menancap di hatinya. Dia menahan napas, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Karena aku tah
ekspresinya yang kosong. "Aku tidak tahu kenapa kamu merasa seperti itu," kata Darius akhirnya, suaranya terdengar lelah, sepert
ra bagi Darius, sebuah sosok yang mudah digantikan. Cika, wanita yang selama ini begitu
ya yang sudah mulai menggenang. "Kenapa kamu tidak
kin mendalam. "Aku... tidak tahu lagi. Mungkin aku terlalu terbiasa dengan semuanya. De
uatu yang dibangun di atas dasar cinta atau pengertian, hanya sesuatu yang terjadi begitu saja, seperti sebuah kewajiban yang dipenuhi t
an sudah diambil, dan ia tidak akan kembali. Namun, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, Darius berkata dengan suara yang lebih rendah, lebih penuan. Ada rasa marah, ada rasa kecewa, namun ada juga sedikit penyesalan yang meresap dalam dirinya. Apakah ia bisa
wab Althea dengan suara serak. "Aku bukan seka
ar, namun hatinya yang terluka lebih memilih untuk pergi daripada tetap tinggal dan terus menderita dalam keb
nah utuh-dia masih memiliki satu hal yang lebih berharga dari semuanya: kebebasan untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Sebuah pe