DEAL?
nnya kembali berbalik menghadap si sekret
ia," tunjuknya pada sosok yang ber
sama denga
setiap perempuan-selain ibu dan saudara pere
orp. harus mengorbankan waktu jam pulangnya han
da, berdiri bersandar pada meja yang t
n nama yang baru beberapa menit lalu dis
itu pen
sinis Risha. "Bisakah ki
i sejak beberapa menit yang lalu. Selain sekuriti, atau mungkin hantu, gedung ini
ba
nya agar tetap bertahan di ruangan terkutuk ialah d
duk, abaikan juga kesop
ahaanmu sebagai
. Dan-terkaannya selalu tepat sasaran. Need me, ca
keluarnya kan?" Nathan b
han dia sekarang, atau kehila
gan nada putus asa gadis bertubuh mungil itu mencoba mena
atku juga jauh
ngan yang sama untukmu," ta
tubuhmu? Terima kasih
. Begitu sulitkah meminta pertolongan pada manusia be
u?" kejar Risha. "Aku hanya
mur hidup, laki-laki itu selalu mendapatkan apa yang diinginkan ta
a ditujukan ke manusia berlabel iblis tersebut. Jalan apa yan
ah h
uhn
usk
i ini bilang hanya butuh tubuhnya, maka .... Demi pergelaran busana yang telah
berusaha meraih lengannya. Emosinya telah naik ke kepala. Makin
mbulatkan tekad, meraih tengkuk pria yang memiliki selisih ketinggian ant
Xander sedang dicium dengan paksa? Rasanya cukup la
gendalian dirinya. Dengan kuat dicengkramnya lengan mungil
Nathan di antara n
than. "Sayangnya aku memang or
uda di hadapannya dengan tujuan ya
ndakan yang akan diambil gadis gila ini, tangan serta
da
kan di
mal tidak akan tergoda hanya karena ciuman, Nathan Xander yang kejam akan mendorong serta mencaci maki dengan kalimat
mengusirnya pergi, melainkan untuk menggiring gadis itu hingga terbaring dalam kurungan tubuhnya di ata
ini. Ukuran tubuhnya begitu pas berada di bawah
gil tersebut, bibirnya tiada henti menjamah area muka serta leher si Karisha Quinn. A
n fakta bahwa laki-laki berpenampilan kaku yang memegang Xanders Corp. adalah orang yang bukan hany
un. Deru nafas memenuhi ruangan berselimutkan nafsu. Begitu tidak sabaran, p
orokan yang Risha keluarkan dari sekian b
an liar memandang ngeri terhadap ekspresi
rnyata perempuan ini belum berpengalaman. Yah .
Sebelah tangannya terus mencengkram kuat lengan Nathan, m
erempuan di bawahnya ini. Perempuan ini butuh jeda. Merayu laki-laki yang tidak begitu ia kenal
mencium bibir tipisnya lembut dengan tujuan menenangkan. Bar
*
di area parkiran khusus. Tubuhnya langsung menyender nyaman di kursi p
egosiasi," suara khas dari arah tempat duduk penumpang
seorang supir, pasti selalu ada asiste
matanya masih terpejam santai saat melempar kunci mob
perempuan yang baru beberapa menit lalu ia tinggalkan tanpa se
i, masih belum begitu mengerti maksud kun
puan tadi tiba dengan
perintah atasannya. Ia cukup paham kalau Nathan telah mengucapkan