icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Skandal Di Lantai 26

Skandal Di Lantai 26

icon

Bab 1 Malam yang merenggut kesucian

Jumlah Kata:1380    |    Dirilis Pada: 28/11/2024

ar biaya rumah sakit ibunya. Tangannya gemetar, sementara pikirannya berputar menc

kan nama yang membuat dadanya

k Raka sekarang?" suara perempu

n mencoba menyembun

au ingin bic

Gedung perusahaan itu besar, dan langkahnya terasa seperti jalan menuju hukuman. Pikirann

karismatik duduk di balik meja. Ia menatapnya

Nada suaranya din

ursi di hadapannya. "Bapak

sebuah amplop ke arahnya. "Ini untuk me

ya, ia mengangkat kepala, bingung sekaligus cemas

ini bukan tanpa syarat."

s tangannya di bawah m

ikku. Bukan hanya sebag

an. Kata-kata itu men

n berusaha terdengar teg

kaki. "Aku butuh seseorang yang bisa aku percaya untuk selalu ada

ak, marah, tapi ingatannya kembali pada

am, matanya mulai berkaca-kaca. "

t. "Waktu? Baiklah. Tapi jangan terlalu la

pala tertunduk. Langkahnya terasa berat,

ecilnya, memandangi amplop yang diberikan Raka. Ia belum membukanya, tapi amplop itu terasa seperti

, Bu?" bisiknya, meski tahu

ya di rumah sakit terus menghantuinya. Dokter sudah memberikan perin

*

r dan akhirnya memutuskan, Nadin melangkah

natap pemandangan kota yang ramai dan melihat pantulan bayang

bih cepat dari

suaranya tercekat. "Saya... s

itebak. Ia berjalan mendekat, mengulurkan tangannya. "

u. Ia hanya menunduk, menahan r

at," ucap

at alis. "Oh?

sembuh, saya ingin semua ini selesai.

aja. Aku tidak memaksamu lebih

m hatinya, ia tah

*

n malam dengan alasan membahas pekerjaan. Nadin seringkali menghadapinya sebagai sosok yang jauh dari bos biasanya. Di depan orang lain, Ra

nya ke rak-rak dokumen. Kantor sudah sepi, hanya mereka berdua yang ters

iam seperti itu, kau sela

endengar nada suara Raka yang lebih lembut dar

tidak pernah mengeluh. Kenapa?" Raka melangkah pelan mendekati Nadin, matanya

ak. "Karena saya bu

ka itu yang kau pikirkan..." Raka berhenti tepat di depannya

kau

sadar mencengkeram tepi lemari di b

lembut. Sentuhan itu membuat Nadin tersentak kecil, tetapi ia tetap diam, tak k

a, lalu menyusuri lehernya dengan gerakan nyaris lambat, hampir menguji kesabarannya. N

ya yang lain terangkat untuk memegang pinggang Nadin. Dengan satu gerakan halus namun pa

ini. Kau memilih sendiri."

adar malam. Itu adalah malam yang merenggut sesuatu dari Nadin, kesuciannya, dan rasa percaya dirinya. Segalanya t

, Nadin tahu hidupnya tid

*

uangan. Ia merasa seperti tamu tak diundang di tengah keramaian. Gaun

rti ikan kecil di

g pria tinggi dengan senyum cer

ja, kau terlihat berbeda dari yang lain.

sambil menyambut

"Kau bukan hanya be

merasa kurang nyaman. "Ka

perti ini." Gio tersenyum, lalu mengambil dua gelas minuman dari pelayan

" Nadin mengam

mu bekerja di kantornya?

kecil. "Ya, hanya

pi Nadin tidak bisa mengabaikan perasaan aneh yan

kan mereka. Rahangnya mengeras, melihat Nadin

rofon di panggung utama

ir di sini untuk merayakan peresmian pabrik baru kami. Namun, malam ini, saya juga ingin be

aka yang berdiri di samping ayahnya yang sedang berbi

arga kami. Dengan penuh rasa syukur, kami memperkenalkan Erine, wanita luar biasa yang telah dipilih untuk menja

ar. Ia menoleh ke arah Raka, me

mengeras. Kemudian, seorang wanita ber

a Tuan Arman dengan bangga. "

sempurna, cantik, anggun, dan tersenyum seakan kemenangan sudah di tangannya. Tepuk tangan memenuhi ruangan, tapi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka