JEJAK - JEJAK PENGKHIANATAN
tumbuh di antara mereka mulai mempengaruhi setiap aspek kehidupan mereka. Keheningan di antara mereka tidak lagi sekadar keheningan. Setiap pert
rang berbicara dengan serius, lebih banyak menghabiskan waktu masing-masing dalam dunia mereka sendiri. Melani sering menghabiskan waktu denga
g menarik mereka lebih dekat. Keduanya berusaha untuk tidak menampakkan perubahan ini, tetapi mereka
ang pergi mengunjungi ibunya di luar kota, jadi ini adalah kesempatan untuk bertemu denga
a Rina dengan lembut, memberi
ia melangkah masuk, ia merasakan kehangatan yang selalu hadir setiap ka
gga kejadian-kejadian lucu yang terjadi di sekitar mereka. Tetapi, suasana terasa berbeda malam itu. Setiap ka
dengan suara pelan, matanya sedikit meng
Rina yang penuh dengan ketegangan. "Aku tidak tahu, Rina
Aku juga merasakannya." Ia kemudian meletakkan tangan di atas tangan Aditya. Tangan me
aling terhubung, penuh dengan kehangatan yang tak terungkapkan. Hati Adity
ya, suaranya hampir terdengar seperti
nyum itu penuh dengan ketegangan. "Aku tidak tahu, Aditya. Tapi aku tidak
alam dirinya untuk menyerah pada perasaan ini, untuk melanjutkan apa yang telah mere
awabnya dengan suara serak. "Tapi
ahnya dan memandang Aditya denga
Aditya," katanya lembut. "Kamu suda
suara di dalam dirinya yang mengatakan bahwa semuanya memang sudah berubah. Kesenangan yang dulu ia rasakan dengan Melani
udah lama tertahan. Itu adalah ciuman yang seolah membebaskan mereka dari segala aturan dan kendala ya
erengah-engah, hatinya berdebar kencang. Ia tahu bahwa
nya Aditya dengan nafas yang terenga
an lebih pahit daripada biasanya. "Kita teruska
perangkap yang tak bisa ia lepaskan. Ia tahu, dar
git-langit, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Ciuman itu-saat mereka saling berciuman di ruang
pan matanya yang penuh harapan, dan cara ia merasa hidup saat berada di dekatnya-semua itu membuat Aditya bertanya-ta
i pagi ini setelah mengunjungi ibunya. Aditya merasakan tekanan di dadanya. Ia berusaha menenangkan dirinya
idak terlihat tergesa-gesa. Melani sudah ada di meja makan, menikmati secangk
" sapa Melani, sambil
yang mengganjal di hatinya. Ia duduk di meja, menikmati sarapan yang sudah disiapka
bagaimana pertemuan mereka berlangsung dengan baik, dan betapa sen
li ia melihat Melani, bayangan Rina muncu
da masalah di kantor?" tanya Melani, meny
ha terdengar wajar, tetapi suaranya sedikit terdengar
ang perlu istirahat, Aditya. Aku ingin kita bisa lebih ban
elani untuk lebih dekat dengannya terasa seperti beban yang semakin berat. Ia tahu, di bal
ng rapuh, di antara dua dunia yang semakin bertentangan-dunia dengan Melani yang penuh harapan
rai mobil menuju rumah, ponselny
bertemu lagi? A
sendiri bahwa apa yang mereka rasakan bukan hanya permainan semata. Tetapi ia tahu, ia tidak bisa begitu saja melan
ulis balas
ti, Rina. Ini bukan
erlalu sebelum p
api aku tidak bisa b
i persimpangan yang tidak dapat dihindari. Jika ia terus menjalin hubungan dengan Rina, ia tahu itu akan meng
ali ia bersama Rina, ia merasa seperti ada bagian dari dirinya yang hidup kembali. Ia merasa dihargai
gat, tetapi dalam hati Aditya, ada lubang besar yang tidak bisa diisi lagi. Ia tahu
di ruang keluarga, Melani mencoba m
i?" tanya Melani, menggenggam tangan
an. Ia ingin mengatakan bahwa ia juga ingin lebih dekat, tetapi
waktu sendiri," jawabnya, mencoba m
tampak kecewa. "Aku mengerti, Aditya. Aku berhar
ang semakin menyesakkan dadanya. Ia tahu bahwa semakin lama ia b
ambu