icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Antara Tajir dan Hafidz Qur'an

Bab 10 Langkah Pertama Menuju Transformasi

Jumlah Kata:1016    |    Dirilis Pada: 29/11/2024

menenangkan kini terasa seperti bayangan yang tak memberinya kedamaian. Pesan dari Akbar dan panggil

uah keyakinan kecil yang mulai tumbuh. Keyakinan bahwa mungkin, un

-

tapi ada cahaya yang samar terpancar dari sana. Ia menarik napas dalam, lalu b

a dengan pakaian yang lebih sederhana-blus panjang dan celana kain yang nyaman. Ini bukan hanya tentang penamp

ia memutuskan untuk berjalan kaki menuju kafe di dekat kantor, sesuatu yang jara

-

g tenang. Ia membuka jurnal yang sudah lama tak tersentuh, pena di t

u bagaimana rasanya menjalani hidup tanpa harus t

ederhana, tapi maknanya mendalam. Ia menyadari betapa berat beban

nulis, ponselnya bergetar. Sebuah

m ini. Kita

hu, pembicaraan ini tak akan mudah.

-

h. Ruangan itu dipenuhi furnitur mahal, tapi suasana di antara mereka

terjadi denganmu?" tanya ibunya

untuk menjelaskan perasaannya. "Ibu, aku hanya merasa

dupmu sudah sempurna, Nadi

mencoba memenuhi harapan semua orang. Aku pikir itu membuatku bahagia, tapi t

sejak kamu dekat dengan Akbar, kan? Nadia, orang seperti dia tidak akan pernah mengerti dunia ki

menusuk, tapi kali ini, ia meras

aku tidak meminta ibu untuk mengerti sekarang. Aku hanya meminta i

uka. "Kamu seperti melupakan siapa dirimu,

-

n ia tahu konflik dengan ibunya belum selesai. Setidaknya

irkan-mengunjungi rumah sederhana tempat Akbar tinggal. Ia ingin memahami bagaima

empit yang penuh dengan aroma masakan rumah. Suasana di sana jauh berbeda dari

an pekarangan yang penuh dengan tanaman hijau menyambutnya.

rkejut, tapi senyumnya tet

itu kecil, tapi penuh dengan kehangatan. Tidak ada fur

emberi tahu," ucap Nadia

bisa aku bantu?" Akbar

a. "Aku ingin tahu ... bagaimana caranya kamu bisa begitu te

tu sederhana, Nadia. Ia bukan tentang apa yang kita punya, tap

sa ada banyak hal yang kurang?" tan

a dengan orang lain," jawab Akbar lembut. "Ketika kita fo

yadari betapa seringnya ia merasa tidak puas, me

-

awatirannya, keraguannya, dan ketakutannya. Akbar mendengar

paling sulit," kata Akbar. "Tapi ketika kita melangk

ingan. Ia tahu perjalanan ini baru dimu

akhir. "Nadia, jangan pernah takut untuk berubah. T

asih yang mendalam. "Terima kasih, Akbar. Aku tidak

-

malam yang cerah. Bintang-bintang terlihat beg

selnya kembali bergetar. Kali ini, s

egitu saja, Nadia. Kamu ta

. Ia tahu, masa lalunya belum selesai. Dan ia

tapi bayangan masa lalunya kembali muncul, mengancam pe

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka