DI BALIK KEBAHAGIAAN PALSU
rang detektif bernama Gilang melalui referensi Nadya. Hari itu adalah awal dari pengawa
ik suami Anda," ujar Gilang saat mereka bertemu
ana dia pergi, siapa yang dia temui, dan apa
. Saya akan melaporkan p
a di sudut yang agak tersembunyi, matanya terus mengamati pintu masuk. Tidak lama kemudian, Ma
l duduk di depannya. "Kam
emperpanjang pembicaraan yang sudah
atap Adrian dengan tajam. "Sibuk? Atau k
engan nada menenangkan. "Aku cuma la
aku nggak bisa terus begini. Aku
awab Adrian, mencoba meredakan ketegangan. "Aku
amera dengan lensa panjang. Ia memotret setiap gerak-gerik Adrian dan Maya. Ket
ania menerima pe
uah kafe di daerah pusat kota
ebar. Ia menatap ponselnya, tangannya geingin tahu apa yang mer
kapan antara Adrian da
nya mulai berkaca-kaca. "Aku sudah korbankan banyak hal
rasaan kamu, Maya. Tapi aku nggak bisa ningga
Maya meninggi, membuat beberapa or
a, tolong jangan salah paham. Aku but
adil, Adrian. Kamu suruh aku nunggu, tapi aku nggak tahu sam
. Ia tahu Maya benar, tetapi ia juga tidak bi
benar-benar peduli sama aku, Adrian, buktikan. K
kang. Adrian hanya bisa memandanginya perg
ncatat waktu dan arah tujuan wanita itu sebelum kembali memperhatikan Adrian.
ah. Gilang menyerahkan foto-foto Adrian dan Maya di kafe,
rgi, Bu," ujar Gilang sambil menunjuk
campur aduk. "Bagus. Terus ikuti mereka. Aku in
dinding. Wajahnya tidak lagi menunjukkan kesedihan, melainkan tekad. Aku akan menghadapi ini
. Pikirannya berantakan, memutar ulang pertemuannya dengan Maya. Kata-katanya
ia buat akan menghancurkan seseorang-Maya atau Rania. Bagaimana ia
esan dari seorang rekan kerja, mengingatkan tentang presentasi penting keesokan harinya. Adrian menghela napas panjang, m
, memperlihatkan wajah istrinya yang tampak tenang,
icara sebent
bicara sejak beberapa hari terakhir. Ia mengangguk, m
an meja Adrian. Ia melipat tangannya di pangku
an," katanya dengan nada datar. "
seperti terpojok. Bagaimana mungkin ia menjawab
ian akhirnya, suaranya terdengar ra
k ada kehangatan di sana. "Bahagi
us langsung ke dalam dirinya. "Ran, aku nggak ngerti ke mana arah pembica
. "Aku cuma ingin tahu apakah ada yang kamu sembunyikan da
ingin menyangkal, tetapi rasa bersal
mulai bergetar. "Kalau memang ada sesuatu, lebih baik kam
ya, tetapi ia juga tahu bahwa kebenaran akan menghancurkan Rania. Ia menggelengkan kep
ya. Namun, ia tidak menekan lebih jauh. Ia tahu Adrian berbohon
mu benar-benar jujur. Karena kalau tidak, aku
ndarkan tubuhnya ke dinding. Air mata mengalir di pipinya. Ia tidak ingin te
l dan mengetik pes
itu. Aku ingin tahu lebih banyak t
menatap ke arah cermin. Dalam hatinya, ia bersumpa
semakin tertekan. Rania sudah mulai curiga, dan Maya terus menuntut lebih.
ya dan mengetik p
ini. Kita harus bicara lagi, tapi ka
seperti pria paling pengecut di dunia. Namun, ia tahu, tida
ambu