CEO: Kepincut Cinta Biduan Cantik
ikan. Ia menerima tawaran itu dengan senang hati, karena acara tersebut dekat dengan impiannya. Tidak hanya bernyan
h, penuh dengan tawa anak-anak yang bermain di sekitar taman. Ketika ia melangkah ke area belakang panggung, matanya langsung menangkap sosok Na
tan, hampir tidak percaya b
ka mengenali Rania. "Kakak penyanyi!" serunya, m
agar tingginya sejajar denga
cara Papa," jawab Naira dengan sema
rena anak ini begitu menyukainya. "Terim
mbil menunjukkan buku sketsanya. "Tap
di depan panggung, diapit anak-anak kecil. Ia mengenali sosok itu
ya! Kakak kelihatan
merasa hatinya menghangat, seperti ada hubungan tak te
ania akhirnya, menyadari
ini acara penting banget," Naira menjawab sambil me
belum nyanyi?" Rania menawarkan, merasa ing
eru Naira denga
-
-hal sederhana, seperti hobi Naira, sekolahnya, dan teman-temannya. Naira bercerita tentang k
Rania tiba-tiba, sambil mengikat r
" tanya Nai
tersenyum lembut. "Supaya Kakak bisa main dan
mau diajarin Kakak! Kayaknya
nia menjawab sambil tertawa kecil, merasa senang karena i
tika seorang panitia memanggi
kita ngobrol lagi," janji Rania sambil
u mau nonton Kakak ny
hnya. Saat musik mulai mengalun, Rania menyanyikan lagu-lagu yang ceria, khusus untuk menghibur
-
bersorak kegirangan, termasuk Naira yang langsung berlari naik. Bersama anak-anak
ampil sebagai penyanyi malam itu, tapi juga merasa seper
an pertemuannya ketika mendengar suara tawa dan sorakan anak-anak dari arah panggung. Matan
Sosok Rania, yang begitu tulus dan bersinar di teng
nia membantu Naira turun sambil tertawa kecil. Namun, ketika ia
Naira, melompat ke arah aya
ania. "Sepertinya Naira sangat m
nak yang ceria. Saya senang bis
ata Dimas, lebih kepada dirinya send
beruntung bisa bertemu Naira," jawab Rania, mencoba
Anda, tapi saya rasa Anda punya kemampuan lebih dari sekadar menyanyi di atas p
rus menanggapi komentar itu. "Terima kasih, P
ng masih berdiri di tempatnya. Namun, sebelum benar-benar pergi, N
Di dalam hatinya, ia merasa pertemuan dengan Naira
-
uh kebahagiaan. Meskipun ia lelah, pikirannya terus memutar kembali tawa Naira
rnya, merenung. "Apa ini art
ampir terlupakan. Ia ingin terus mengejar mimpinya, bukan hanya untuk dirinya sen
akhir. Pertemuan dengan Dimas dan Naira mungkin hanyalah
*
at kembali setiap momen di acara amal kemarin. Wajah ceria Naira, tawa polosnya, dan bagaimana gadis kecil it
Naira... mereka mengingatkan aku kenapa aku memilih jalan ini," gumamnya. Tapi, Rania tahu, ia tidak boleh terlalu terlarut da
berbunyi. Sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak
gan Naira kemarin. Saya ingin membicarakan sesuatu yang mu
gapa Dimas ingin bertemu dengannya? Apa yang ia maksud dengan 'sesuatu yang menarik'
Saya bersedia. Kapan dan d
kota, tempat yang cukup jauh dari hiruk-pikuk bisnis. Rania merasa semakin penasaran. Ia
-
nampilannya sama seperti sebelumnya-rapi, berwibawa, dan sedikit intimidatif. Namun, kali
pa Rania dengan sopan sambil
as sambil menyesap kopinya. "Ter
u?" Rania langsung ke inti pembicar
berinteraksi dengan Naira dan anak-anak lainnya. Itu bukan sesuatu yang bisa dilak
mencoba menjadi diri saya sen
tidak mudah dekat dengan orang baru, terutama setelah i
Ia tidak menyangka bahwa kehadirannya
an saya?" tanyanya akhirnya, mencoba menga
sa mengisi kekosongan itu-seorang teman, atau mungkin lebih dari itu. Dan saya pikir, Anda bisa menjadi so
ngat tidak terduga. Menjadi bagian dari kehidupan Nai
-
a? Guru? Pengasuh?" Rania berta
anyak orang yang mengurus kebutuhannya. Tapi saya butuh seseorang yang bisa memberikan keha
g karena Dimas begitu mempercayainya. Tapi di sisi lain, tawaran ini terasa aneh,
mudah," kata Rania akhirnya. "Saya menghargai tawaran Anda, tapi
. Saya hanya ingin Anda mempertimbangkannya. Karena saya y
ung. Ia ingin membantu, tapi ia tidak ya
linganya. Di satu sisi, ia merasa ini adalah kesempatan untuk benar-benar membuat perubahan dalam hidup seseorang, te
ar bisa melakukann
il, hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Dan entah kenapa, ia merasa bahw