CEO: Kepincut Cinta Biduan Cantik
akan. Gaun itu mungkin terlihat mewah di mata banyak orang, tapi hanya Rania yang tahu, itu hanyalah pakaian sewaan yang harus ia kembalikan ke butik
g berjuang keras menyelesaikan kuliahnya untuk meraih mimpi sebagai guru taman kanak-k
untuk Rania!" seru pembawa acara, m
an penampilannya. Ia menyeka keringat di pelipis dengan
a suka sama kamu," puji Mbak Leni sa
hati, ia menghela napas. Penampilan tadi memang berhasil, tapi k
angan sempit dengan cermin-cermin besar yang dihiasi lampu-lampu bulat. Di sinilah Rania bisa menjadi
lu? Aku pesenin nasi gore
k lapar, Mbak. Masih banyak t
, harusnya makan dulu biar ada energi,"
"Nanti aja, Mbak. Aku
u panggung tiba-tiba mengetuk pintu ruang ga
l mengernyit. Ia jarang mener
ngnya rapi banget, kayak
k Leni dengan pan
onsor?" teb
lang tunggu sebentar ya, M
i. Di sudut ruangan, berdiri seorang pria dengan jas hitam yang terlihat mahal. Rambutnya rapi, dan wa
nia, kan?" tanyanya, su
aya bantu?" Rania mencoba terseny
i. "Saya diundang ke acara ini oleh salah satu mitra bisnis saya
kukan kesalahan? Atau ada sesuatu y
"Tapi saya melihat hal lain di balik itu. Anda terlihat tidak sepe
. Ia tidak menyangka seseorang bisa
wab Rania akhirnya. "Tapi saya rasa penonton su
nya ingin memberi tahu bahwa kesan pertama se
a seperti Dimas, dengan jas mahal dan aura superior,
ermisi. Ada urusan lain yang harus saya selesa
gi, seorang gadis kecil berl
iak gadis kecil i
ngejutkan Rania. Gadis kecil itu memeluk kaki Dimas sebelum akhi
a?" tanya gadis
dengar," jawab Dimas sambil me
ka," seru Naira dengan semangat
cap Rania lembut. "Kamu
usias. "Iya! Aku suk
unyi. Ia mengangkat telepon dengan wajah serius,
a dengan Naira. "Kamu anak yang baik,
alu-malu. "Kakak
kecil ini mengingatkannya pada murid-murid di tama
kak mau jadi teman kam
mas kembali menghampiri mereka. "
um pergi, ia melambaikan tangan ke
ereka pergi, Rania merasakan sesuatu yang aneh. Kehadiran Dimas da
-
di sudut ruang ganti. Ia membuka buku catatan kecil yang selalu ia bawa, menc
mas dan Naira. Pria dingin dengan pandangan
rga yang menarik," gumam
nggung mungkin akan membawanya ke sesuatu yang lebih besar
belakang. Pandangannya lurus ke depan, tapi pikirannya kembali pada sosok Rania. Ada
jadi awal dari kisah yang aka
*
ara angin malam masuk melalui jendela yang sedikit terbuka. Ia menghela napas panjang, mencoba menyusun pikirannya. Pertemuan dengan pria
emainkan ujung bolpoinnya. Ia mendongak menatap langit-langit kamar. "Tapi... dia benar. Aku memang merasa tidak sepenuhnya ada di sana. Pan
s dari pagi sampai malam, tapi rasanya selalu kurang. Orang-orang melihatku di panggung, berpikir hidupku penuh gemerlap.
tanggal sudah dilingkari merah, menandai tenggat tugas dan ujian ya
henti sekarang, semua yang sudah kulakukan akan sia-sia. Entah aku suka atau nggak, aku harus terus jalan d
uk terus berjuang. Dunia panggung hanyalah batu loncatan, bukan tujuan akhir. Dengan tekad yang kembali men