JANJI YANG TERPECAHKAN
ngan yang membungkus rumahnya membuatnya merasa seperti tenggelam dalam lorong waktu yang membawanya jauh dari kenyataan. Wajah Maya terus meng
Sepuluh Tah
a yang saat itu masih remaja, dengan canggung mendekatinya, membawa sebotol air mineral yang ia beli dari ka
kan yang terbaik," kata Arya sambil te
dari tangannya. "Aku hanya merasa gag
t. Kamu adalah orang yang paling
ah, tumbuh perasaan yang lebih dari sekadar persahabatan. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, menonton film di bioskop kot
saling berpandangan dengan perasaan yang tak bisa lagi ditahan. Arya memberanikan diri unt
. Tak peduli berapa lama pun, aku akan menemukan
aktu berhenti sejenak untuk mereka berdua. Mereka tahu bahwa pera
skan pendidikannya. Perlahan, jarak dan waktu mulai mengikis hubungan mereka. Janji yang dulu terdengar seperti pegangan yang kuat mulai kehil
i ke M
laupun kini Arya telah menikah dan membangun keluarga bersama Laras. Namun pertemuan kembali dengan Maya seolah membuka pintu kenangan yang tak pernah be
ngi Maya, hanya untuk mendengar suaranya dan memastikan bahwa apa yang ia rasakan bukan sekadar angan-angan masa lalu. Namu
esuatu?" pikir Arya dalam hati. "Apakah mungkin kebahagiaan yang kuras
ada ikatan yang lebih dalam antara mereka, sesuatu yang telah ia lupakan namun tak pernah sepenuhnya menghi
a muncul dari kamar, masih setengah terjaga. "Kamu belum t
ya. "Iya, aku cuma sedikit memikirkan ha
g. "Kamu kelihatan lelah akhir-akhir ini, Arya. Aku harap kamu tidak merasa ter
namun juga tahu bahwa apa yang ia rasakan tidak mungkin bisa ia jelaskan tanpa me
nya sedikit lelah," jawabnya, mencoba te
nggenggam tangan Arya. "Kalau begitu, istira
ak. Ia sadar bahwa jalan yang ia tempuh mulai berbelok ke arah yang penuh bahaya. Namun, b
ursi favoritnya, dan membiarkan kenangan bersama Maya terus mengalir tanpa bisa ia hentikan. Wajah Maya, seny
a begitu segar. Seperti sebuah benang merah yang tak pernah benar-benar putu
merasa capek?" Laras duduk di sebelah Arya, menyentuh tangannya dengan penuh perhatian, tetapi Arya me
p. "Laras, aku... aku cuma butuh waktu untuk berpikir," jawabnya pelan
tu saja. Aku tahu kamu sedang banyak memikirkan hal-hal besar. Tap
Laras selalu ada untuknya, bahwa ia adalah sosok yang setia dan penuh pengertian. Tapi kenapa ia me
k: Cinta y
yang sepi, di mana dunia terasa tidak begitu rumit. Maya selalu tahu cara membuat Arya merasa i
h duduk di bangku taman yang sama, Arya mengu
uatu saat nanti aku akan kembali. Kita akan menemukan cara, aku akan menemukan
pisahan itu hanya akan menjadi jeda, bukan akhir dari kisah mereka. "Aku menu
a. Meski sering berkomunikasi, hubungan mereka perlahan-lahan pudar seiring waktu. Seiring datangnya dunia yang lebih kompleks, mereka berdua terpisah oleh kehidupan yang masing-masing mereka jalani. May
i ke M
pakah ia bisa membiarkan kenangan bersama Maya berlalu begitu saja setelah semua yang mereka lewat
ku merasa seperti sudah kehilangan bagian dari diriku. Semua yang kita ba
, ia bisa merasakan adanya ketegangan dalam kata-kata itu. "Apa maksudmu, Arya?" tanya Laras
ku merasa... aku terjebak. Ada bagian dari diriku yang merasa hilang, dan aku tidak tahu bagaimana me
ih rumit dari sekadar kata-kata. "Arya, kita sudah bersama bertahun-tahun. Aku tahu kita sudah melalui banyak hal bersama. Jika ada yang salah, kita akan
erbeda. Di satu sisi, ada Laras yang sudah memberikan begitu banyak untuknya-istri yang setia dan penuh kasih. Namun di sisi
bertahan dalam kehidupan yang sudah ia bangun bersama Laras, atau ia bisa mengejar sesu
i terasa hangat. Pikirannya masih terombang-ambing antara Laras dan May
ras berkata sambil memotong roti bakar. "Bagaimana kalau akhir
pengertian. Segalanya tampak begitu sederhana, begitu penuh kasih. Dan di sisi lai
jaga pernikahannya, ataukah ia akan melangkah ke arah yang
, semakin ia menunggu, semakin dalam perasaan itu menggerogoti dirinya. Pilihan yang ia buat bukan hanya akan mem
dan dalam diamnya, Arya tahu
ambu