icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

DUA HATI SATU PENGKHIANATAN

Bab 5 Langkah Pertama yang Terlarang

Jumlah Kata:1810    |    Dirilis Pada: 13/11/2024

nya menyiratkan kebingungan yang tak terucapkan. Tangan kanannya meremas kunci mobil, sementara tangan kirinya tergeletak di sisi tubuhnya, men

rman, sambil menatap bayangannya di cermin. Apaka

dengan Maya, ia merasa perasaan bersalah yang menekan dadanya semakin membebani. Maya sudah tahu, ia tak bisa

ng semakin intens. Tempat yang sederhana, namun bagi Arman, kini menjadi tempat pelarian dari dunia yang penuh dengan tanggung jawab

masuk ke kedai, menatapnya dengan tatapan

empesona daripada sebelumnya. Ia merasa seolah-olah dunia ini hanya milik mereka berdua-sebuah dun

aja berbicara dengan Maya. Rasanya begitu sulit, Laras. Aku tahu apa ya

rdua tahu apa yang kita rasakan, dan itu bukan hal yang mudah. Tapi sekarang, y

p di hatinya. "Aku takut, Laras. Takut kalau aku melukai Maya.

t. Kita akan melakukannya dengan hati-hati, pelan-pelan. Kita berjanji untuk menjaga semuanya tetap

buah ketegangan yang semakin membesar antara dirinya dan Laras. Mereka duduk di sana, d

bahwa tidak ada jalan kembali setelah ini. Segala sesuatu yang akan datang, semuanya sudah diput

, namun dalam diam mereka juga tahu bahwa setiap kata itu adalah kebohongan yang sedang dibangun. Arman merasa aneh, seolah berada dalam duni

Maya mengamati setiap gerak-geriknya, seolah-olah ada jarum yang menancap di dadanya. Maya tak lagi bertanya tentang Laras, tapi Arman bisa merasakan beban di dalam

, Arman menerima

tidak ada yang bisa kita lakukan selain menjaga semuany

guatkan perasaan bersalah di dalam dirinya. Namun, ia tahu, malam itu ia akan pergi ke tempat yang sama l

erbisik. Setiap kata yang mereka ucapkan terasa seperti jebakan yang mengikat, semakin dalam, semakin b

ya penuh dengan kebingungannya. "Aku tidak bisa terus hid

terjadi, Arman. Tapi kita bisa memilih untuk menjalani ini dengan cara kita sendiri. Aku tahu i

bahwa setiap detik yang ia habiskan bersama Laras, ia semakin jauh dari kehidupan yang dulu

," gumamnya pada dirinya sen

at, dan dalam keheningan malam itu, Arman merasakan tarikan

tang, untuk merasa bebas dalam pelukan Laras, meskipun tahu bahwa dalam hati kecilnya, ia sedang merusak segalanya. Lan

ah kebohongan ini akan menelan dirinya

a suara kecil yang meronta. Ia merasakan getaran yang aneh, seperti dua dunia yang bertabrakan-

yang mudah untukmu. Tapi aku ingin kita fokus pada apa yang kita miliki sekarang. Kita punya ke

an. "Tapi aku... aku masih merasa bersalah, Laras. Aku sudah melukai

dup di antara penyesalan, Arman. Maya sudah tahu, dan kamu sudah membuat keputusan

, tapi rasa bersalahnya begitu menekan. Dia tahu ia telah memilih, tetapi apakah ini p

tap Laras dengan tatapan yang lebih mantap. "Aku tahu, Laras. Aku t

sa memilih, Arman. Aku hanya ingin kamu bahagia. Jika kamu bahagia b

egala keraguan. Namun, di balik keputusan itu, ia tahu ada harga yang harus dibayar. Setiap kebahagiaan yang ia rasakan bersama L

semakin terperangkap dalam jaringan kebohongan yang ia bangun. Maya masih di rumah, menunggu, tetapi Arman bisa merasaka

di ruang tamu. Wajah Maya terlihat penuh pertanyaan, namun ia b

dak bisa mengungkapkan kata-kata yang jujur. "Aku... aku hanya butuh

ya. "Kamu tidak perlu berpikir sendirian, Arman. Kita bisa bicara, kita bisa me

un ia tak tahu bagaimana harus menjelaskan semuanya. Ia merasa seper

ya akhirnya, mencoba mengalihkan

s di wajahnya. Sejenak, Arman merasa seperti penjahat di rumahnya sendiri. Setia

ring bertemu. Sesampainya di sana, Laras sudah menunggunya, tampak lebih cerah dan siap untuk melanjutkan hubungan yan

asa seperti orang asing, Laras. Setiap kali aku pulang ke

k mengkhianati siapa pun, Arman. Kamu hanya mengikuti hati

api ada rasa takut, Laras. Rasa takut jika suatu saat semuanya akan terungkap. Rasa

man. Tapi kita tidak bisa terus hidup dalam ketakutan. Kita

detik yang berlalu semakin mengingatkannya bahwa pilihan itu datang dengan harga yang ha

ilih untuk terus berjalan di jalan yang sudah ia pilih-jala

ambutnya terasa semakin palsu, semakin jauh dari dirinya. Setiap pertanyaan Maya, setiap tatapan

dirinya, ia merasakan ketidakpastian yang semakin besar. Apakah kebahagiaa

diambil, dan kini ia hanya bisa menun

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka