Gairah Cinta Sang Miliarder
memandangi ponsel yang terus bergetar. Nama **Om D
gi, untuk yang kelima kalinya. "Kenapa
lam. Walaupun Devan sudah melunasi hutang keluarganya, ia masih harus mem
pintu kamar
," suara ibu pemilik kont
agi begini? Dengan langkah ragu, ia membuka pintu
ukan di sini?" serunya sete
m tipis. "Kau tidak
mau bicara dengan Om
sa kamar Naya yang kecil. Dindingnya penuh berca
a, suaranya datar tetapi matan
us untuk Om?" balas Naya
kan begitu. Aku hanya ingin memastika
u sudah bilang, aku bisa m
idup seperti ini. Kau pantas mendap
inya. "Om tidak tahu apa-apa tentang hidupku. Jadi
beberapa langkah darinya. "Aku hanya ingin membantumu, Naya.
ku tidak butuh bantuan Om. Aku suda
a aku ada di sini untuk memastikan kau tidak te
*
a fokus pada pekerjaannya di klub malam, tetapi kehadira
keluar dari klub malam dan langsung melih
!" seruny
nya. "Aku di sini untuk memast
g sendiri," bal
mobil. "Tapi aku i
a menyerah dan masuk ke dalam mobil. Dala
keheningan. "Kenapa kau selal
kali aku bergantung pada orang
lalu berkata, "Aku buka
san di matanya. Namun, ia tidak ingin terjeba
a berkata apa-apa. Tetapi sebelum masuk, ia berhenti sejenak, la
tipis. "Kalau aku bi
itu, Devan duduk di mobilnya, memandang pintu kontrakan Naya.
*
k Naya. Dia duduk di kursinya, memandangi jendela besar yang menghadap ke kota. Pikira
ggil Devan
uk ke ruangan dengan sebuah ta
a. Bagaimana kondisi keluarganya, pekerjaannya
i bingung. "Tuan, apakah Anda
. Aku ingin memastikan dia tidak perlu
omentar. Ia tahu bosnya tidak suka dipert
" ujar Devan, menga
ksinya dengan Naya. Wanita itu begitu keras kepala,
*
eriksaan. Ia merasa lega karena tagihan pengobatan ibunya untuk sementara sudah t
ng perawat mendekatinya. "Nona Naya, a
ngan langkah cepat, ia menuju ruang tunggu dan langsung
gah berbisik agar tidak men
Naya. "Kebetulan aku sedang ada urusan di si
t. Aku bisa mengurusnya se
u tahu kau bisa, tapi itu tidak be
idak bisa meninggalkanku sendiri? A
u peduli, Naya. Aku tidak bisa diam
ang, tetapi ia segera membuang wajahnya, tid
i, berhentilah mencoba menjadi penyelamat,"
pas panjang, tetapi ia
*
gitu ramai seperti biasa. Naya baru saja mulai bekerja
bentak Naya, berusa
dengan kuat. Sebelum Naya sempat melawan, sebuah
berurusan denganku," suara Devan t
ya penuh kemarahan. Pria yang tadi mengganggunya lang
?!" seru Naya setel
Aku tidak akan membiarka
sal dan bingung. "Aku bisa melindungi diri
bisa, tapi aku tetap di sini untu
jalan pergi, meninggalkan Naya de