SEBERKAS ASA YANG PUDAR
eramaian dan tempat yang bisa saja dikenali oleh kenalan atau keluarga mereka. Hanya desir angin malam dan geme
uatnya terlihat anggun dan tak biasa. Ardi merasa jantungnya berdegup kencang. Mereka berdiri salin
pis "Kamu... tampak
u? Kamu juga, Ardi. Kamu.
mendekatkan diri pada Rani, memegang tangannya dengan lembut. Jemari mereka s
lakukan ini salah. Tapi entah kenapa, a
asaan yang selama ini mereka sembunyikan. Dengan pelan, Rani
aku merasa hidup lagi saat bersamamu. Di si
itu, bibir mereka akhirnya bertemu. Sebuah ciuman yang penuh rasa dan kelembutan, namun juga terlar
ak menahan diri lagi. Mereka berbagi kebahagiaan, kehangatan, dan rasa nyaman yang sudah lama hilang dari k
. Sambil memandang wajah Rani yang tertidur di pelukannya, ia sadar bahwa perasaan ini hanya akan membawa luka di ma
gan lembut dan tersenyum, membuat Ardi m
tidak ingin berhenti. Bersamamu, aku merasakan
... bagaimana kalau ini semua berakhir bur
isa berhati-hati. Selama ini tetap menjad
ang semakin berat, tetapi di saat yang sama, ia tidak siap untuk mengakhiri hubungan ini. Di pelukan Rani, ia merasa menemukan di
kan jejak yang begitu mendalam di hati mereka. Hubungan mereka kini bukan lagi sekadar pelarian, melainkan s
a tak mampu melukiskan perasaan mereka yang bercampur aduk. Keduanya tahu bahwa malam yang mereka habiskan bersama te
emas sekaligus bahagia, ketakutan sekaligus kepastian. Ardi mengulurkan tangannya, menggeng
u merasa seakan bermimpi. Tapi ketika aku sadar ini ny
ini seakan memberi hidup baru buatku. Tapi, aku tahu ini bukan ta
amu yakin kita bisa menja
i dalam hatinya sendiri. Sesaat, hatinya dipenuhi rasa
ini berhenti begitu saja. Aku merasa hidup bersamamu, dan
u dengan kata-kata Ardi. Namun, ras
api aku takut suatu saat rasa bersalah ini akan m
hubungan mereka tak hanya melukai pernikahannya, tapi juga persahabatan Rani dan Maya. Ia m
pasti, aku ingin kita sama-sama kuat. Ini mungkin bukan ja
wa cinta ini adalah cinta yang salah, namun hatinya sulit menolak perasaan yang begitu kuat
sambil menyiapkan kopi untuknya, seakan tak ada yang berubah. Namun, bagi Ardi, kini semua tampak
adi malam, Mas? Tumben tida
pekerjaan mendadak yang harus diselesaikan. Maaf
Ardi, kebohongan ini mulai terasa menekan. Ia merasa seolah ada jarak tak kasat mata a
rus bertemu di tempat-tempat tersembunyi, menghabiskan waktu bersama yang penuh dengan ca
p kali pulang dan melihat Maya, hatinya terkoyak dengan perasaan bersalah yang terus menghantui. Keduanya seperti
etiap detik terasa indah namun penuh risiko. Mereka tahu, sekali saja salah
ambu