icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PERMEN MANIS UNTUK DIKA

Bab 4 Teman Sejati

Jumlah Kata:1420    |    Dirilis Pada: 08/11/2024

mereka. Di kantin, di taman, dan bahkan saat pelajaran olahraga, Rina merasa senang bisa berada di

usias membagikan permen-permen warna-warni yang Rina berikan padanya. Melihat Dika dengan gembira memperlihat

mengulurkan permen kepada Dika dengan senyum manis. Dika mengamb

men kepada teman-teman lainnya. Rina menyaksikan dari sisi meja, hatinya berdesir.

ang. Apa hanya aku yang merasa istimewa untuk Dika? Dia berusaha

manggilnya, menyodorkan sepotong permen. Rina

, berusaha menyembunyikan perasaannya.

bertanya, sedikit khawatir. Rina merasa hangat ketika me

ah," Rina menjawab, mencoba menyingkir

setelah ini. Semua orang bisa bergabung, dan

erti ini? Ia mulai mempertanyakan dirinya sendiri. Rina melihat Dika berbicara dengan

on Dika berlari dan tertawa. Ketika Dika mencetak gol, sorak-sorai teman-temannya menggema, dan Rina merasa senangnya m

ku tidak ingin cemburu, tetapi Dika adalah orang yang sangat be

ngan, Dika mendekati Rina dengan senyuman lebar. "Rina, kamu harus berg

tahu," Rina menjawab,

dan kamu bisa menunjukkan betapa he

ak mengecewakannya. "Baiklah, kalau kamu bilang begitu

enjawab dengan bersemangat, dan Rin

asaan cemburunya. Saat ia berlari dan bermain, Rina menemukan dirinya terjebak dalam kegembiraan

a melakukannya!" Dika berteriak, d

ka. Ketika mereka beristirahat, Dika mengajaknya duduk di bangku taman. "Kamu

asa senang bisa bermain deng

an ini? Kita bisa mengundang teman-teman juga!" Dika mengusu

erapa resep baru," jawab Rina dengan antusias, me

a cemburu, tetapi kehadiran Dika di hidupnya adalah hal yang paling berharga. Rina memutuskan untuk lebih

n datang. Rina menyadari bahwa meskipun perasaannya terhadap Dika semakin dalam

ngat untuk menghabiskan waktu dengan Dika dan teman-teman. Dia sudah mempersiapk

engan beberapa anak laki-laki di dekat lapangan, hati Rina berdebar-debar. Dika terlihat sangat ceria, dan senyum

emanggilnya sa

. "Rina! Kamu datang tepat waktu. Kami sedang mem

Rina menjawab, berusaha menampakkan ke

hir pekan ini! Aku sudah tidak sabar!"

aku sudah menyiapkan beberapa resep baru! Aku ing

a!" Dika berkata sambil menggoda, "Tapi, jangan hanya

kan permen kepada yang lain? Dia berusaha mengingatkan dirinya bahwa Dika adalah orang yang baik h

ikirannya terus teralihkan oleh Dika yang tampak lebih akrab dengan teman-temannya yang lain. Saat j

ika mengangkat permen itu dengan antusia

kenalkan permen buatannya. "Makasih

n berkata setelah mencicipi permen itu.

tak pernah pudar dari wajahnya. Tapi saat ia berbagi permen dengan T

agai teman? pikirnya. Apakah se

dengan berbincang bersama teman-teman lainnya. Namun, saat Dika

anmu?" Rina bertanya tanpa berpiki

a kamu bilang begitu, Rina? Dika itu baik s

a dia berbagi permen denganmu atau teman lai

uga temanmu. Dia tidak bisa memilih satu teman saja. Ka

peduli padaku?" Rina berta

selalu tersenyum saat bersamamu. K

dalam. Mungkin aku terlalu sensitif. Namun, saat melihat Dika

a berbincang tentang pelajaran, tetapi Rina tetap merasa ada yang aneh di antara mereka.

k lomba nanti? Kita butuh tim yang kua

Rina bertanya k

ikir kita bisa menjadi tim yang hebat

akan ikut! Tapi aku tidak tahu seberapa

enting adalah kita bersenang-senang!" Dika menjawa

Dika melihatku lebih dari sekadar teman. Dia merasa terinspirasi untuk menunjukkan bahwa dia bukan

n perasaannya terhadap Dika semakin mendalam, persahabatan mereka adalah hal yang paling berharga. Ia berte

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka