Sekretaris Cantik Milik Tuan CEO
ahkan, setelah matahari menyingsing. Dia belum membuka matanya. Tubuhnya masih terasa san
Tok.
kamar Nadira. Ia terus mengetuk pintu kamar sahabatnya itu s
kat kepalanya dengan malas-malasan. Sambil m
masuk ke dalam kamar mandi dalam kamarnya. Untung saja ada kamar mandi dalam kosa
ssy yang sudah siap. Langsung mencangklong tas ranselnya dan bersiap pergi
Rambutnya masih berantakan dan wajahnya masih polos belum tersent
eperti ini?" tanya Jessy bingung. Melihat teman dekat
nti aku telat nih!" Nadira menarik tangan J
halte terdekat. Ia segera melambaikan tangannya ke depan saat sebuah bu
mam Nadira sambil mengeluarkan alat makeup dari tasnya. Jessy hanya
h terlambat bangun? Emangnya ka
un pagi tadi." Nadira menjawab sambil terus mendandani wajahnya. Ternyata make up di bus tak semudah yang dia pikirkan
diperhatikan oleh semua orang. Mengetahui hal
nggak waras ya? Tiba-ti
elah gitu. Bedakmu juga nggak rata. Nadira. Nadira. Jo
membantah sambil memperhatikan pantulan wajahnya di
! Siapa tau ada petugas rumah sakit jiwa yang kesasar menangk
ya?" gumam Nadira sambil memperhatikan bayangannya. "Wah. Bener lagi kata Jessy.
Dia bergegas turun bersama yang lain. Seketika mereka berjalan cepat ke gedung bertingkat yang terlihat gagah meskipun dari jarak yang cukup jauh. Sampai disana N
dengan kita di perusahaan ini menjadi kepala divisi keuangan," ujar Jo
i ya," ujar seorang wanit
g lain. Nadira juga mengiyakan hal itu. Namun, entah mengapa hatinya merasa tercabik. Apalagi saat melirik ke arah k
sebelah gitu. Bedakmu juga nggak rata. Nadira. Na
an kembali padanya seperti dulu. Setelah apa yang menimpa mereka selama ini. Nadira berusaha untuk bers
t untuk dirangkul. Tentu saja hal itu membuat Sheena dan semua orang terkejut. Tak terkecuali dengan Nadira yang juga memb
tuan. Jangan sungkan-sungkan untuk datang menemui. Oke?" kata Jo dengan lem
mbang. Sheena merasa sangat bahagia. Karena berpikir
lain. Dia pasti ingin menunjukkan kalau aku ini wanitanya. Dan tidak boleh ada orang yang mengangguk. Aduh, Jo. Ka
nnya tak pernah luntur dan tangannya tak henti merangkul lengan Jo. Sebenarnya Jo mulai risih dengan tingkah Sheena itu. Tetapi dia
ini." Sheena mengerutkan keningnya dengan bibir yang dimanyunkan ke
eena sambil kembali merangkul lengan Jo. Jo melep
Kau tid
ri ruangan mu. Bagaimana kalau ada lelaki ganjen yang ing
menganggu mu. Aku akan segera memecatnya. Mengerti?" Sheena merasa tersanjung dan langsung mengangguk mantap. "Kalau begitu ak
Wajahnya terlihat kesal dengan sikap Sheena barusan, tapi sa
u." Setelah mengatakan itu mendadak Jo teringat sesuatu. Jo meraih g
ra dari Phoenix Corp disini
i menjauhkan ponselnya dari telinga sesaat. Dia ingin sekali membalasnya dengan makian. Namun, dia masih memb
Nadira. Setelah menutup teleponnya it
Kalau tidak aku tidak sudi bekerja denganmu Jovian Hadinata!"
getik pintu ruangan itu yang membuat Jo seketika memutar kur
a di seluruh ruangan. Nadira memb
Pak. Ada yang
gilah ke butik langganan saya dan amb
ng memutar kursinya dengan tatapan penuh intimidasi. Gluk! Nadira sampai menela
kspresi datar. Nadira langsung mengangguk mantap. "Gun
alam. Jo menghembuskan nafas beratnya. Dia memang suka melihat Nadira me
in. Bukankah dia berkata sudah mencatat semuany
dira balik badan dan berniat pergi. Namun, u
pan Jo terdengar menggelegar. Nadira kemba
f, P
a tau apa maksudnya itu. Jo pun sadar ucapannya sudah menyinggung Nadira. Dia pun berdehem dan melanjutkan perint
pa