Sekretaris Cantik Milik Tuan CEO
h datang," kata lelaki itu pada seorang lelaki yang s
mata Nadira membulat melihat sosok lelaki yang akan jadi atasannya itu. Gluk!
gumam
enar tidak menyangka. Jika ia harus bekerja untuk Jovian Hadinata mantan tunangannya d
hari saat Jo sedang mengikuti acara talk show di televisi. Saat ia melangkah pergi, sang presenter menyebut-nyebut nama P
tidak membayarmu untuk itu," kata Jo y
saya kerjakan sekarang?" uja
klah
terlihat bingung d
!" ulang Jo den
ang serigala. Kini aku malah masuk ke kand
Nadira duduk di kursi depan meja kerja Jo. Lelaki itu justru berdiri lalu melangkah ke belakang Nadirnafas Jo bisa dirasakan mengelus pipinya. Mendadak ia teringat akan kejadian malam itu. "Yang kutahu dulu dia seorang gadis yang sangat mempesona. Tingkahnya elegan dengan penampilan anggu
dengan rok hitam span yang mulai pudar. Jo menegakkan tubuhnya. Entah mengapa hatinya mulai merasa iba. Jauh di lubuk hatinya bahkan dia mengutuk ucapannya
nyiapkan semua materi untuk rapat lima
-apa tentang perusahaan ini?" balas Nadira protes. Jo me
egera. "Jo melirik jam tangan mewahnya yang melingkar di per
pun segera balik badan dan melangkah pergi. Jo tersenyum puas di meja kerjanya. Dia yakin tak la
na mungkin dia akan bertanya dengan yang lain. Dan informasi
ru mengantarnya kesini. Nadira mulai merasa putus asa. Mana mungkin dia bisa mengerjakan tugas pertamanya itu dengan cepat. Ketika sedang kebingungan. Tak sengaja Nadira melihat seorang wanita keluar dari salah satu ruangan yang tertempel kata 'Print and Copy Area' pada di pintunya. Nadira terpe
h berhasil mengejar wanita tadi. Wani
saya bantu?" ta
ngung saat hendak mengatakannya. Ia menoleh ke kiri d
a wanita itu se
bercak merah di sana. Coba Ibu cek dulu
mengangguk. Kemudian ia menerima dokumen itu. Wanita tadi langsung pergi ke toilet yang tak jauh dari sana tanpa mendengarkan kata-kata Nadira selanjutnya. Sedangkan Nadira masih berdiri di s
ya Nadira saat wanit
ganti rok cadangan yang lain. Oh, ya. Kok saya baru pertama kali ini me
mendapatkan tugas untuk menyiapkan materi rapat untuk lulusan ma belas menit lagi. Tapi,
kankah sudah disiapkan sej
apa yang sedang direncanakan oleh Jo. "Ba
uk wanita itu ke arah
ma ka
a-sa
ulisan Ruang Rapat menempel di tengah-tengahnya. Nadira pun mengetuk pintu itu dan perlahan membukanya. Ternyata disana
u mencari tau informasi dari sumber yang ter
k mengerjainya. Dia tak mungkin terlambat masuk ke dal
" kata Nadira dengan s
Nadira. Sepertinya kau susah menemukan tempat ini. Sampai-sampai kau terl
. Say
nyum gelinya. Menatap Nadira yang terlihat bodoh. Namun, dia harus tetap
mintaan maafmu. Bagaimana jika kau menyiapkan kopi untuk semua peserta ra
an merasa bosan," kata salah satu peserta rapat. Nadira melirik ke arah Jo. Berharap lelaki itu
Jo sambil menatap lurus ke arah Nadira sambil menahan senyum gelinya. Nadira benar-bena
san Cappucino!" k
kata wanita
Susunya jangan b
esso
pa aku car
adira kebingungan. Ia juga tak diberi waktu untuk mencatat p
." Nadira pun kembali beranjak perlahan sambil berusaha memperhatikan setiap peserta rapat di sana. "Dan jangan lupa ko
tak menjalin hubungan. Bisa-bisanya dengan mudah Jo me
Nadira dengan tatapan mengiba. Namun, lagi-lagi Nadir
na pergi!" titah Jo. Sehingga N
sambil membungkuk. Kemudian se
yang mereka pesan," gumam Nadira kebingungan sambil berdiri di depan r
ernyata itu adalah wanita yang dibantu Nadira tadi sedang bersembunyi di balik pot besar sebuah tanaman yang ada d
?" Nadira langsun
itu cukup pemilih kalau minta dibelikan sesuatu. Makanya dia tak pernah meminta orang lain untuk membelikannya. Biasanya dia pesan sendiri pada kurir." Nadira
uk memesan minuman untuk Tua
aya tidak bisa membantu. Saya
jah tak bersemangat. Tetapi, tiba-t