icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

ANTARA DUA CINTA

Bab 2 Pertemuan Tak Terduga

Jumlah Kata:1378    |    Dirilis Pada: Hari ini12:15

k menikah, hobinya itu semakin jarang ia lakukan. Galeri itu tidak terlalu ramai, hanya beberapa orang yang berkeliling mengamati lukisan. Ia berjal

a dengan bahu kokoh dan gaya yang santai namun memikat-Raka, mantan kekasihnya yang pernah memenuhi hari-harinya dengan tawa dan petualangan. Pria itu kini tampak

ggil Lina t

memanggilnya, wajahnya langsung berubah menjadi senyum

tiba-tiba muncul. "Iya, ini aku. Kamu di sin

dalam. "Iya, sudah lama banget. Kamu... ma

sambil tersenyum. "Aku sekarang lebih b

baru pulang dari traveling keliling Eropa, sekarang cuma

sampingnya, Lina merasa kembali ke masa-masa dulu-masa di mana hidup terasa lebih bebas, penuh kejutan, dan gairah. Setiap tawa Raka, s

di dekat sana. Di bawah langit sore yang berwarna jingga, mereka dud

sambil menyesap kopinya. "Kamu kelihatan

baik, Raka. Dia selalu mendukungku, membuatku merasa aman... tapi..."

emahami perasaan yang bergejolak dalam diri Lina

ya. "Entahlah, Raka. Terkadang aku merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidupku.

ggak mau lancang... tapi kamu tahu, sejak dulu aku selalu bilang kalau hidup itu harus dijalani dengan sepenuh

yang selalu mengajaknya menjalani hidup tanpa rasa takut, yang selalu

an 'hidup sepenuh hati' itu?" tany

menyentuh tangan Lina dengan lembut. "Kamu tahu jawabannya, Lin.

dulu mengalir di benaknya-tawa mereka, malam-malam penuh petualangan, dan momen-momen kebebasan yang jarang ia rasakan sekaran

, suara bergetar. "Aku...

nggak ingin mengganggu hidup kamu. Tapi kamu harus tahu... aku masih

n di sisi lain, kehadirannya kembali telah menghidupkan rasa yang ia pikir telah mati. Malam

an bisa menahan godaan untuk meraih kebahagiaan yang ditawarkan Raka, atau tetap setia

a ada rasa bersalah yang mulai menggumpal di hatinya. Pikirannya terus berputar, menanyakan apa yang sebenarnya dia inginkan dalam hidup. Ketika ia m

dan Arman, kenangan-kenangan mereka berdua yang terekam dalam bingkai. Ada tawa, senyum, dan kebahagiaan sederhana. Namun

di atas meja, mengusik lamuna

mu baik-baik aja setelah tadi. Ada banyak hal yan

emakin kacau, antara keinginan untuk merespons atau mengabaikannya. Ia

nang ketemu kamu lagi. Mungkin ki

asaan bersalah kembali muncul, tetapi bersamaan dengan itu ada

terus kembali pada Raka. Setiap kali teringat senyum hangat dan percakapan mereka di galeri, hatinya berdesir, dan ia tak bisa menahan senyum keci

h taman yang cukup sepi di tengah kota, tempat mereka bisa berbicara dengan bebas tanpa tak

n senyum tipis, mencob

ungkin nggak bisa seperti dulu lagi, tapi aku cuma mau kamu tahu kalau aku mas

kasih, Raka. Kamu selalu tahu apa yang harus dikatakan. Dulu pun, waktu aku lagi kac

ucap Raka sambil menatap Lina dengan serius. "Tapi kalau pertemuan ini bikin kamu ta

kan hanya sekadar masa lalu; Raka adalah seseorang yang telah membuatnya merasa hidup,

u dan Arman. Aku sayang Arman, dia selalu jadi suami yang baik, tapi... dengan kamu, aku m

au kecewa. "Aku mengerti, Lin. Aku nggak minta apa-apa. Cuma satu hal y

anyaan besar di hatinya: apakah kebahagiaan sejati harus datang dengan keberanian untuk

dalam. Tetapi, ia juga tahu bahwa pilihannya nanti akan me

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka