icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

RAHASIA DI BALIK TATAPAN

Bab 2 Kenangan yang Terkubur

Jumlah Kata:1347    |    Dirilis Pada: 31/10/2024

ingin. Di atasnya, langit kota penuh bintang, namun tatapannya tak terarah ke sana. Pikirannya melayang jauh, kembali ke

i kepalanya terbayang kembali senyuman Aira saat mereka pertama kali bertemu di bangku SMA,

r jelas di benaknya, seolah kembali ke masa itu. Waktu itu mereka sedang duduk di tama

esempatan kuliah di luar kota, dan Aira juga memilih melanjutkan kuliah di tempat yang jauh. Janji unt

an Aira?" tanyanya dalam hati. Pertanyaan itu menggema dalam benaknya, membuatnya semakin tak tenang

r. Ia membawa secangkir teh hangat, lalu duduk di samping

adi?" tanya Sinta sa

namun mencoba untuk tetap tenang. "Iya, reuni tadi

aja?" tanya Sinta de

erasaan bersalah yang diam-diam merayapi hat

gguk. "Oh, Aira. Aku ingat kamu pernah cerita

ugup. "Ya, bisa dibilang begit

derhana yang ia katakan. Tatapan Aira tadi seolah-olah membawa

ekarang?" tanya Sinta

nya masih sama seperti du

seolah mengikatnya dalam dilema antara masa lalu dan kenyataan saat ini. Ia sadar bahwa mengenang masa lalunya bersama

g telah lama terkubur. Kenangan tentang cinta yang tak pernah benar-benar hilang, tentang harapan-h

mun, hati Damar tak kunjung tenang. Kenangan-kenangan tentang Aira semakin mengusik pikirannya. Tatapan mata Aira saat reuni t

lama dari rak. Jari-jarinya menyusuri sampul berdebu itu, lalu ia membukanya. Di antara lembaran-lembaran itu, ada foto-foto masa

berdua berteduh di bawah pohon besar di halaman belakang sekolah. Aira menatapnya dengan mata berb

, namun entah kenapa ia menjawab, "Aku percaya. Suatu saat, di mana

h berbeda dari yang pernah mereka bayangkan. Kini ia sudah punya keluarga, dan Sinta... wanita yang selama ini mendam

a di sudut pikirannya. Apa yang sebenarnya kamu cari, Damar? A

ai muncul kembali. Namun, saat-saat bersama Aira kembali menyeruak, membuat hatinya berdebar tak karua

man. Sinta sudah bersiap di dapur, menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Damar duduk di meja maka

gan dan meraih tangan Sinta ket

senyum lembut, terkejut mel

ak apa-apa, cuma pengin bilang makasih. Untu

lan. "Aku nggak tahu kenapa kamu tiba-tiba jadi serius begitu,

hal berharga yang mungkin akan ia korbankan jika ia terlalu larut dalam masa lalu. Namun, bayangan Aira dan tatapan yang

a di reuni seolah menyentuh bagian hatinya yang tak pernah ia sadari masih terluka. Meski ia

untuk sekadar mengirim pesan singkat pada Aira. Jantungnya berdebar keras. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan sekadar

a mengetik pesan sederhana, "Hai, Aira.

layar ponselnya menyala. Aira membalas dengan singkat, "Hai, Damar. Ka

mengobrol tentang hal-hal ringan-tentang pekerjaan, tentang kehidupan setelah SMA, ten

iba Aira menulis pesan yang me

erharap kita nggak berpisah dul

an yang ingin mengakui perasaannya pada Aira, bahwa ia juga sering bertanya-tanya bagaimana hi

-sama punya mimpi masing-masing. Aku pikir itu a

ia bisa menambahkan apa pun, Aira mengirim pesan balasan, "Ya, kamu benar. Mungkin mema

. Mungkin memang lebih baik mereka tetap berada di ma

ari sesuatu: meskipun ia mencintai Sinta, ada ruang kecil di dalam dirin

yang tak pernah berubah. Dan dalam keheningan malam, Damar mulai bertanya-tanya,

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka