DILEMA DI ANTARA DUA HATI
bunyikan kebingungan di dalam dirinya. Rian, suaminya yang penuh perhatian, mulai merasakan adany
gkuan, Rian masuk membawa dua cangkir kopi. "Hey, aku buatkan
a. "Oh, terima kasih, Rian,"
ada yang ingin kau bicarakan? Kau terlihat
udara. "Tidak ada, aku hanya sedikit lelah," j
erasa kita jarang berbicara akhir-akhir ini," R
ar. "Aku baik-baik saja, Rian. Mungkin hanya butuh waktu untuk diri sendi
ia, dan sekarang kau tampak berbeda. Apakah ada yang mengga
mbah beban suaminya dengan masalah yang tengah dihadapinya. "Aku janji, tidak ada yang perlu
il napas dalam-dalam, terlihat bingung. "Baiklah, tetapi jika
ian. Aku akan ingat itu," ia berusaha memberikan senyuman, me
pan, Rian memperhatikan Maya yang lebih banyak diam dan terbenam dalam pikirannya sendiri. "Maya, apa
ralihkan. "Oh, ya... tentu saja. Hiking,"
kita bisa merencanakan sesuatu yang berbeda?" Rian
Aku hanya perlu sedikit waktu untuk menyesuaik
. Dalam hatinya, ia berusaha berpikir positif, tetapi kekhawatiran terus menghantuinya. Ia men
engambil ponselnya dan membuka aplikasi catatan, menulis apa yang ia rasakan. "Maya ti
. Ia bertekad untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan istriny
enatap langit-langit, pikirannya terus kembali kepada Arman. Pertemuan mer
i berjalan di atas tali, terombang-ambing antara dua dunia-satu yang aman dan p
rian. Rian berhak tahu apa yang sedang terjadi dalam pikirannya, tetapi ia juga tahu ba
at senyum suaminya, hati Maya terasa berat. Ia tidak ingin menya
i, sementara Maya berjuang dengan perasaannya sendiri. Suatu malam, saat mereka berdua
rjadi, aku di sini untukmu. Jangan ragu untuk memberitahuku jika
ngungkapkan semua yang ada di hatinya, tetapi takut akan k
n mereka semakin membesar. Keterbukaan dan kejujuran adalah satu-satunya jal
ahu apa yang ada di pikiranmu," Rian mendor
ang sebenarnya, tetapi rasa takut akan reaksi Rian menahan mulutnya. "Aku hanya merasa... se
a masih merasa khawatir. "Bingung tentang apa? Tentang kita? A
beberapa hal di luar sana yang membuatku merenung,"
stasi. "Maya, jika ada yang mengganggumu, kau bisa m
takut akan konsekuensi dari kebenaran. Ia tidak ingin Rian terluka, tetap
u," ucapnya, tetapi suaranya mulai bergetar. "Aku
akan menilai. Kita adalah tim," Rian b
mua kenangan dari masa lalu menghantuiku," ia mengungkapkan, berusaha ter
Arman? Mantan kekasihmu?" tanyan
i bertemu di reuni dan... se
mengerti itu bisa sulit. Tapi kau sudah memilih u
u, dan aku tidak ingin menyakiti perasaanmu. Tetapi per
aan untuknya?" Rian bertanya, s
ungkin nostalgia. Mungkin hanya rasa penasaran tenta
ku mencintaimu, Maya. Itu yang terpenting. Tetapi kau h
Maya berusaha meyakinkan, meskipun hatinya terasa bera
menyentuh wajahnya dengan lembut. "Kita tidak bisa me
us berat. "Ya, aku ingin berbicara.
nang. "Itu yang aku harapkan. Mar
ar, tetapi ia tahu bahwa kejujuran adalah satu-satunya cara untuk melanjutkan.
uan dengan Arman telah mengubah segalanya, tetapi ia juga tahu bahwa Rian adala
i ke depan. Ia tahu bahwa jalan di depan akan sulit, tetapi dengan Rian di
sendiri dan pada Rian. Ia ingin memilih cinta yang sebenarnya,
alah awal dari perjalanan yang lebih dalam-sebuah pencarian untuk menemukan makna
ambu