HATI YANG TERSESAT
a pria itu tampaknya terus menghantuinya. Setiap kali ia mencoba untuk berkonsentrasi pada
Baik itu di kantornya, di acara perusahaan, atau bahkan di tempat gym yang sama. Clara berusaha keras
uduk bersama rekan-rekannya. Hatinya berdegup kencang saat Rian menatapnya dan memberikan
pa, berdiri dan mendekatinya.
jawab Clara, berusaha menjaga nada suarany
esaikan proyek di kantor dan ingin merayakannya
Eh, aku... sepertinya tidak bisa. Aku harus kembali bekerja," ucapny
r. Lagipula, kita tidak sering berbicara," Rian me
ra akhirnya mengangguk. "
bincang tentang berbagai hal, dari proyek di kantor hingga hobi mereka. Ia merasakan kehadi
. Kau punya aura yang berbeda, membuatku merasa nyam
.. hanya berusaha menjalani hidup,"
mengapa, tetapi ada sesuatu tentangmu yang menarik," Ri
a bersalah melanda. "Rian, aku sudah menikah," ujar
ercaya, pernikahan tidak berarti kau tidak bisa merasakan sesuatu yan
ra terdiam, merasa bingung. "Apa ini yang terjadi? Apakah a
u yang ingin kau bicarakan, aku akan mendengar
terjadi padaku. Aku merasa bersalah setiap kali memikirkanmu. I
alah. Terkadang hidup membawa kita pada jalur yang tidak terduga. Mungkin ini
ungkin. Tapi aku tidak ingin meny
berhak untuk merasakan kebahagiaan. Jangan bi
erusaha menata pikirannya. "Ini se
eri kita pencerahan. Kau hanya perlu mengiku
Ketertarikan yang terpendam itu semakin kuat, dan ia tidak bisa menahan diri untuk tidak merasak
gan mata yang penuh harapan. "Clara, aku ingin kita bisa lebih d
n memikirkannya," jawabnya, merasa kata-kata itu ti
bisa mendengar kabar darimu," Ria
uatu yang menggoda untuk mengikuti jejak Rian. Saat ia berjalan kembali ke kantor, pikirannya hanya terfokus pada satu hal:
us berputar dalam benaknya. Satu hal yang pasti, pertemuan dengan R
rutinitasnya. Namun, rasa penasaran dan ketertarikan yang tumbuh semakin sulit untuk diabaikan.
ang terlihat sangat senang. "Kau terlihat cerah hari ini, Clara. Ada ya
a menahan senyum yang ingin muncul di wajahnya. Nam
t, jangan terlalu stres. Kita harus merencanakan liburan ak
aha untuk berpura-pura senang
a membuka email dan melihat pesan dari Rian yang
i:
enemukan
ikmati waktu kita bersama kemarin. Jika kau mau, mari kita bertemu lagi u
an ponselnya di meja. "Kenapa dia harus
u membara dalam dirinya. Clara menimbang
: Cl
Menemukan
kita bisa bertemu lagi. Tapi, aku ingin memastikan i
semakin berat. "Kenapa aku harus menjelaskan diriku?" batinn
selnya bergetar, dan Clara
i:
Menemukan
ipaksakan. Kita berhak untuk menemukan kebahagiaan, bukan? Aku akan me
terjebak dalam godaan Rian akan membawanya ke jalan yang berbahaya, tetapi hat
ini dengan Daniel. Mereka duduk di sofa, menonton
l sambil menatapnya dengan cemas. "Kau terlihat se
, berusaha menghindari tatapan suaminya. "Tapi, terkadang a
a maksudmu? Kita punya segalanya, Clara. Kita saling mencintai, k
kata-kata yang tepat. "Kadang, aku merasa ada bagian dari diriku
n mencoba hal baru? Liburan? Hobi? Kit
hobi atau liburan. Aku... Aku bertemu seseorang baru-baru ini, dan dia...
"Siapa? Kenapa kau tida
gat kuat, Daniel. Aku tidak tahu harus berbuat apa,"
ak bahagia, kita bisa mencari solusi bersama. Kita bisa menc
nnya, hatiku berdebar dan aku merasa hidup lagi. Ini
endiri. Apakah kau masih mencintaiku? Ataukah ada bagian dar
Tapi aku merasa terjebak dalam kehidupan yang seharusnya sempurna. Ba
semuanya sendiri. Kita bisa mengatasi ini bersama," Daniel berkata l
ih menghantui hatinya. Apakah ia akan menyerah pada rasa yang menggoda,
erus terngiang di benaknya: "Kita berhak untuk menemukan kebahagiaan." Dan dalam mimpinya, Clara melihat dua ja
ambu