JEJAK HATI YANG TERKOYAK
angkah Lila yang menyusuri lorong, menuju ruang kerja Rian. Mereka terpaksa lembur menyelesaikan proyek y
yum lebar saat melihat Lila masuk ke dalam ruangan. Mata
i larut malam," jawab Lila, berusaha menahan tawa.
n setiap slide yang selesai. Kapan lagi
erasa cepat berlalu saat mereka tertawa dan bercanda. Lila merasa ring
a istirahat sejenak, "apa hal paling
u kali, bos kita berusaha menunjukkan kemampuan tariannya di acara kantor. Dan kamu tahu
nternya!" Rian berkata, menahan tawa. "Kita harus membuat acara
gaskan. Rian menatap Lila, matanya tampak serius. "Lila, aku harus jujur denganmu t
ketegangan di udara. "Apa itu, Rian?"
kali aku bersamamu, aku merasa hidup," Rian berkata, menatap Lila dalam-dalam. "Aku tahu kamu
uga merasa bersalah. "Rian, aku... aku tidak tahu harus berkata apa. Aku menghargai perasaan
kamu merasa terjebak, aku ingin menjadi pilihan. Kamu berhak meras
ajah Lila. Lila bisa merasakan detak jantungnya yang berdengung di telinga.
gungan antara cinta dan tanggung jawabnya. Dia tahu dia seharusnya menari
rgejolak. "Rian, ini salah. Aku sudah menikah," ucapnya, me
ernikahan yang sudah dingin menghalangimu untuk bahagia. Apa yang kita miliki di sini-" Ria
di sisi lain, perasaannya kepada Rian semakin kuat. Dia merasakan keterikatan yang
ya," kata Lila pelan, menghapus air matanya deng
gerti. "Aku akan menghormati keputusanmu, Lila. A
kirannya berputar, dan dia berusaha memproses apa yang baru saja terjadi. Ciuman itu masih terasa ha
t, dan langit dipenuhi bintang-bintang yang berkelap-kelip. Namun, kegelapan di h
dan berusaha untuk tidak membuat suara. Dia melihat Adrian duduk di ruang tamu
leh, tampak terkejut. "Maaf, aku masih
r dengan Rian," jawab Lila, berusah
la merasa ada jarak yang semakin melebar antara m
ian tanpa menoleh. Suasana hampa dan sepi melingk
man Rian. Kenangan itu membuat hatinya berdebar, dan dia merasakan semangat baru dalam hidu
komunikasi lebih banyak dengan Adrian, tetapi segala usaha tampak sia-sia. Adria
n lebih banyak waktu bersama, berbagi cerita, dan tertawa. Rian selalu bi
saannya. "Lila, aku tidak bisa berhenti memikirkan ciuman kita. Bagaimana jika kita memberi diri kita kes
rasa terlalu cepat. Aku sudah menikah," ja
kamu merasa diperhatikan?" Rian bertanya, matanya penuh harapan. "Ak
uk diungkapkan. "Aku hanya... aku tidak ingin menyakiti Adrian. Dia baik,
ntuk terjebak dalam hubungan yang membuatmu merasa kosong," Rian menambahkan, mendeka
Adrian yang sudah lama bersamanya, dan di sisi lain, ada perasaan baru yang meng
ila akhirnya, berharap bisa menemukan jawaban dalam
unggu," Rian berkata dengan lembut,
kebahagiaan yang baru, tetapi rasa bersalah terus menghantuinya. Dia mulai berusaha menja
membahas hubungan mereka dan mencari cara untuk memperbaikinya. "Adr
sedikit terkejut.
an kehangatan. Kita jarang berbicara atau menghabiskan waktu
usaha untuk memberikan yang terbaik untuk
tu sama lain. Aku merindukanmu, merindukan kita," Li
rusaha lebih baik, tetapi kita juga
an. Saat malam berakhir, Lila merasa semakin bingung tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Dengan perasaann
ambu