ONESHOOT
njangkitiku sekitar beberapa bulan yang lalu, di tahun 2020. Awalnya aku juga merasa jijik, tapi lambat laun aku mulai ketagihan. Hanya saja
h, Allah pertemukan langsung diriku ini dengan beliau, Widasu, di majelis yang sama. Benar - benar tak menyangka, meskipun di awal sempat ragu - ragu
barat, tapi sudah lama tinggal di Jogja. Awal perkenalanku d
keluar rumah. Alhamdulillah, aku dikaruniai orangtua yang taat beragama. Ayahku salah seorang penggerak di salah satu pergerakan dakwah islam di Indonesia. Hari - hari ia selalu mengenakan jubah dan bersurban. Begitu pula ibuku, gamis dan jilbab hitam lebar dan cadar
kuliah?? Tapi itu jauh lhoo", k
ja. Apalagi Balqis ini kan anak perempuan ibu satu - satunya", t
Ibu. Kalau bisa juga kontrakan Balqis nanti yang dekat masjid supay
ngga kenal temen - temen Balqis disana",
as swasta disana. Begitu khawatirnya orangtuaku dengan masa depanku di Jogja, keduanya pun ikut mendampin
- sama belajar mendalami agama. Hingga akhirnya aku mantab mengenakan cadar di tahun kedua ku kuliah. Melihat perubahanku, kedua orangtuaku begitu sena
lompok KKN dan hanya aku saja yang bercadar dari 6 orang mahasiswi di kelompokku. Tapi Alhamdulillah semuanya mendukung bahkan menjagaku sebaik mungkin. Sekitar 1 bulan lamanya kami m
ung tempat kami KKN. Aku benar - benar tak menyangka kalau ia memiliki suara yang merdu nan menyejukk
ada rasa yaa?? Kok nanya - nanya??",
rang - jarang ada ikhwan kayak Fauzi", jaw
k dia ngaji - ngaji gitu. Napa ngga kamu aja tanya la
omong sama kamu D
a kali Fauzi berusaha untuk mendekatiku, namun aku nya saja yang memang kurang peka. Hingga
an bisa segera lulus, sedih ka
rat dalam ingatanku. Dalam hati kecilku, aku masih berharap kalau bisa bertemu dengan F
benar nomer Ukhti Bal
hi wa barakatuh... benar, afw
ggu, ana Fauzi, dulu kita s
Tanganku tak berhenti bergetar. Penantianku selama ini akhirnya di ijabah Allah
yang bisa ana bantu?",
ja... udah selesai buat laporan KKN nya?", t
a di catat... eh iya, akhi masih ingat catatan tent
mana ukhti? Meetup sekalian aja Ukhti biar
nyaku yang mengiyakan tanpa sadar karena
bulan menjalin hubungan yang dijaga oleh jarak karena aturan agama, akhirnya Allah pun persatukan aku dan Fauzi di tahun 2015 lalu. Saat itu aku berumur 22 tahun dan Fauzi di u
teman - teman yang siap bantu - bantu, sampai akhirnya
gilan sayang. Mas Fauzi memiliki fisik yang lumayan tinggi sekitar 175 cm, tubuhnya tegap dan atletis. Ia pun memiliki jiwa pemimpin keluarga yang baik dan selalu menafkahiku dengan sangat baik, bahkan bagiku h
ana yang bisa menggugah libidoku. Malam itu aku pun tak tau harus bagaimana memulainya. Untung saja mas Fauzi perlahan melakukan pendekatan dengan memelukku, kemudian mulai mencumbuiku dibagian - bagian sensitif, terutama di telingaku yang saat
laki - laki", kataku sambil tertunduk menahan gamis dan k
. bismillah yaa...", kata mas Fauzi yang kemudian
perlahan mulai meraba - raba tubuhku. Hatiku bergolak merasakan sensasi ini. Ingin rasanya menolak, tapi entah kenapa tubuhku justru menikmatinya. S
Mmhh...", lenguhan dan desisan p
apa yang kurasakan saat itu. Tapi yang pasti ciuman itulah yang membuka gerbang hasrat dalam diriku. Perlahan lidah ma
gunung kembarku mulai diremas - remas kedua tangan mas Fauzi yang berada di atasku. A
mpu menahan lenguhan dan desisan nikmat saat putingku yang sud
s Fauzi mulai membuka perlahan resleting gamisku hingga menunjukkan bukit kembarku yang te
dada kamu...", ucap mas Fauzi semba
malu...", jawabku sambil terpejam namun dalam hatik
ingnya coklat muda gini... bikin mas jadi ga tahan..."
auzii sukaahh?? Mmhh... Gelihh Mashh...
s Fauzi yang kini jemarinya mulai memilin - milin lembu
Gatau Balqishh... Terserah mas ajahh... Pasrahh...", kataku
ah merasakan kenikmatan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Dalam hatiku masih bergolak tentang semua ini. Sebagian hati kecilku masih belum bisa menerima hal ini karena beranggapan mas Fauzi sebagai seorang yang bukan mahramku
Ahhh...", lenguhku manja karena sengatan nikmat yang tiada tar
an hal itu. Kata orangtuaku pembicaraan tentang hubungan suami - istri tidak perlu dibicarakan terlalu sering, justru pembicaraan pentingnya iman - amal sholeh harus dibicarakan hari - hari. Alhasil
blingsatan menahan terpaan birahi yang begitu deras menghantam sementara mas Fauzi tak kunjung ke 'menu utama' yaitu putingku. Kedua tanganku meremas - remas rambut mas Fauzi karena tak sabar. Tapi itu semua berujung k
s Fauzi di sela - sela jilatannya yang li
. Uwwhh... Kok bisa sih enak bangethh gini
ahan gamisku. Sudah kuambil keputusan untuk memasrahkan diriku padanya malam itu. Dalam satu tarikan pun hilang sudah k
u termasuk secara rutin mencukur bulu ketiak dan kemaluanku. Setiap m
.", kata mas Fauzi yang
atin mulu...", jawabku yang berupaya men
kontol mas Fauzi yang sudah tegak mengacung sesaat setelah ia melepas sirwalnya. Tak pernah kubayangkan kalau akan sebesar dan sepanjang itu dengan panjang 16 cm dan diameter 3,5 cm. Pernah aku melihat kemaluan laki - laki dari adikku yang m
t punya mas??", tanya mas Fauzi yan
n mas...??", tanyaku yang bena
mas Fauzi yang meraba lembut bibir memekk
ass... masa iya sihh...??"
ileks ajah... ntar mas pelan - pelan kok...", kata mas Fa
jemarinya di bibir memekku. Geli bercampur nikmat yang lebih daripada saat ia bermain di putingku, rasa itu kini menjalar dan menguasai tubuhku. Desahan dan lenguhanku menikmati fingerplay mas
.. Nghhh... Enakhh... Mmhhh...",
it, ntar juga enak kok...", kata mas Fauzi be
beruratnya yang berwarna sawo matang. Perlahan tapi pasti kepala kontol mas Fauzi mulai membelah masuk memekku. Mataku terbelalak saat meras
asshh... ssshhh...",
ja kontol mas Fauzi yang masuk. Meski aku kesakitan, mas Fauzi tetap saja meneruskan penetrasinya secara perlahan hingga akhirnya seluruh kontolnya terbenam di dalam liang pera
Ia pun terus mencumbu leherku dengan kedua tangannya terus merangsang kedua bukit kembar yang menghias dadaku. Perasaan mengganjal beg
aahh ga sakitt koo...", kataku yang sudah mulai ny
mas tadi kurang sabaran...", jawab
...", kataku padahal sebenarnya aku sudah tak sabar untuk merasakan se
enuh, rasa sakit itu sudah tak kurasakan lagi. Padahal tadi terasa begitu pedihnya seperti disayat pisau. Tapi enta
hhh... Terushh... Ahhh... Ohhh...", desahku yang ta
ami bersetubuh. Kedua kakiku mengangkang lebar, seolah - olah pasrah menyerahkan bagian paling berharga di tubuhku
luruh tubuhku terasa meleleh merasakan kenikmatan yang tak pernah terbayangkan olehku. Rasa nikmat akan seks telah merasuki pikiranku. Kini kedua tangank
kmat ini, aku mau nikah lebih mu
yang seharusnya aku bisa rasakan dari dulu. Putingku yang tergencet oleh dada mas Fauzi justru menambah kenikmatan yang kurasakan karena bergesekan dengan tubuh mas Fauzi. Kurang lebih sekitar 7 menit kemudian
Mas mau keluarhh... Ahh...
h... Balqis mau pipis jugaahh... Ahh... Ahhh..
n merasakan hal yang sama hingga akhirnya aku tak kuasa membendung datangnya kli
h...!", era
h...", erangku bersam
rreett...
rgasme untuk pertama kalinya. Sungguh kenikmatan yang tak pernah terbayangkan olehku. Perut bagian bawahku terasa hangat karena dibanjiri sperma kental
nak atau sakit??", tanya mas Fauzi yang masih tengkurap di atas tubuhku sambil memandangi w
h... Balqis ga pernah... bayangin kalau jima'
keenakan... besok - besok mau lagi...??," ta
hh ajah...", jawabku yang sud
rang lain pada umumnya setelah menikah. Benih - benih cinta yang selama ini kami pendam mulai tumbuh kuat mengakar dan berbunga indah. Ditambah keg
t awam dalam seks sehingga tak b
muda yang baru saja menikah tak bisa bertahan lama karena minimnya pengetahuan agama dalam berkeluarga. Dan Alhamdulillah setelah beberapa bulan, kini mas Fauzi pun mulai lebih aktif dalam kegiatan - kegiatan dakwah Islam. Sifatnya
k sementara waktu aku dibawa pulang ke rumah ortu di jawa barat sehingga aku tak terlalu kesepian. Tapi tetap saja, selakanganku meronta - ronta karena sudah begitu dahaga akan nikmatnya sodokan kontol mas Fauzi. Saat hasrat seksua
i sihh... uhh... pengen ehh...", gumamku da
ku kembali. Pesan ibuku agar aku berias dengan riasan terbaik saat nantinya menyambut kepulangan suami. Meluaplah kebahagiaanku saat mendengar suara salam mas Fauzi di ruang tamu. Bagaikan magnet, tubuhku berge
hi. Jalan - jalan malam sebagai alasan saja untuk kami keluar meninggalkan rumah, padahal hanya ingin mencar
ama mas Fauzi sayanghhh... Ohhh... Ohhh... Terushh Masshhh...", desahku keen
gethh... Ahh... Ahh...", jawab mas Fauzi yang
tam serta kaos kaki sepaha berwarna hitam saja yang masih melekat di tubuh putih seksiku. Dengusan nafas mas Fauzi yang begitu liar menyusuri tubuhku dengan lidahnya, terasa hangat
Batang mass Fauzihh enak bangethh... Ohh... Gedehh... Uhhh.
ingin rasanya semalaman penuh tubuhku dinikmati oleh mas Fauzi. Toket 38C ku berayun - ayun mengikuti irama pinggulku menari di perut mas Fauzi. Kontol mas Fa
. Ahhh... Aaahnnnnnggh....", lenguhku panjang seraya
Ceeerrrrr....
n mas Fauzi terbuat dari material sintetik sehingga bisa melapisi ranjang hotel agar tidak basah kuyup oleh cairan orgasmeku. Sekitar jam 11.30 malam kami berdua terlela
", tanyaku sambil merapikan
i mas Fauzi juga masih nunggu kepastian jama'ahnya", jawab mas F
melepas mas Fauzi untuk berangkat ke musyawarah har
erbiasa dan nyaman jika ada panggilan dakwah datang pada mas Fauzi. Bukan hanya karena itu adalah panggilan
si dalam urusan seks. Yang kutahu hanyalah sebatas apa yang selama ini aku lakukan bersama mas Fauzi. Kemampuan mas Fauzi yang han
4 bulan. Meski umur mereka tak lagi muda, rata - rata hampir berusia 40 tahunan, tapi semangat mereka dalam mendukung suami - suami mereka untuk berangkat berdakwah membuatku takjub. Sama sekali tak terlihat dari diri para ummahat di hadapanku itu rasa sedih akan ditinggal oleh kekasihnya selama 4 bulan. Aku benar - benar dibuat takjub, bahkan
api setelah beberapa waktu berlalu ternyata suami - suami kita berangkat 4 bulan untuk dakwah meman
a sedang lalai ini, kalau da'inya malah santai - santai di rumah, apa jawaban kita wa
dibandingkan dengan para ummahat sejati di hadapanku ini. Aku masih saja berpikiran sempit dan hanya mengkhawatirkan tentang diriku dan keluargaku, sementara ibu - ibu solih
ggalnya? Apa semuanya balik ke r
a sih udah biasa ditinggal gitu aja sama anak - anak di rumah... Inshaa Allah nanti All
kir gimana kalau kita tinggal bareng - bareng di pondok Abah Maulana? Sekalian biar bisa belajar sama ummah
inep di sana, toh kemarin ummah Fariah juga nawa
gantung mba Balqis aja... gimana mba Balqis? Biar makin asik ntar ngobrolny
jang karena sudah tersuasana oleh pembicara
getahui aku mendorongnya untuk berangkat dakwah 4 bulan tanpa adanya paksaan. Bahkan
ar betah nggak disana??", tanya mas Fauzi
doain Balqis juga biar bisa istiqomah dan selalu menjadi istri Solihah buat mas Fauzi
nya yah dek Balqis sayang... Inshaa Allah kita saling do'a di sepertiga malam ter
segera membelai diriku. Hatiku pun langsung jatuh cinta dengan pandangan pertama desa tempat pondok Abah Maulana berada. Jauh berbeda dengan suasana kota dimana kami tinggal. Hiruk pikuk kendaraan beserta orang - orang yang selalu memikirkan keduniaan selalu mewarnai setiap detik waktu yang berjalan. Tapi disini semuanya berbalik 180 deraja
malannya... mas berangkat dulu...", ucap mas F
wabku singkat sambil melepas mas Fauzi
semangat...", celetuk bu Fakihah yang tiba - tiba sudah bera
n kaget aja lhoo...", jawabku yang
tanya bu Fakihah yang langsung menggandeng tangan kananku sementara t
di dalamnya, suasana kental khas pondok tahfidz Qur'an yang menenangkan hati langsung menerpa. Santriwati yang berasal dari berbagai daerah dan berbeda - beda
bu Fakihah yang kemudian menduduk
a kalau Abah Maulana berusia sekitar 60an tahun, bagiku umur segitu sudah termasuk tua. Tapi ummah Fariah tak terlihat tua sedikitpun. Bahkan aku bisa menebak kalau umurnya masih sekitar 35an tahun. Hampir tak tampak kerutan karena usia di wajahnya yang putih bersih kenyal dan 'glowing' itu. Celak hitam menghiasi matanya yang lentik dan jeli yang meningkatkan kecantikan alami seorang ummahat. Bibirnya terlihat pink mengkilap dengan sen
ngelamun aja mba...?
ummah secantik ini...", jawabku tersipu malu ka
etep stay beauty ginih...", ujar bu Faiha y
re lhoo ummah... ahahah...", timpal bu Fa
a pernah perawatan lhooh...", jawab Ummah Fariah me
ku daripada ibu - ibu yang lain. Setelah ngobrol santai untuk saling kenal satu sama lain, kemudian aku diajak oleh Ummu Fariah untuk berkeliling area p
ing hanya yang bertugas untuk khidmat (tugas belanja untuk memasak). Itupun hanya sekitar 3 - 4 santriwati saja. Untuk pondok putri sendiri memang tak terlalu luas
n tengah berjalan - jalan di sekitar sungai arah me
ng juga suami Ummah Fariah yang super cantik ini...", kata
enjadi ciri khas orang - orang dari daerah sana. Meski sudah berumur 60 tahun, tapi fisiknya masih tegap dan segar tak seperti orang - orang tua pada umumnya. Aura seorang ustad yang berilmu agama tinggi begitu terasa serta kesholihan yang kuat memancar jelas d
sa gimanaa gitu... ga kuat sih sama nur beliau", kataku sesaat setel
hari pun kami lalui dengan suasana kebersamaan meski berbeda umur. Bu Fakihah dan bu Farhah lah yang paling ribet kalau sudah mulai pembicaraan. Tapi sifat humble keduanya membuat kami pun tak merasa sumpek ketika bergaul den
ga ketemu kekasih lhoo...", celetuk ummah Fariah yang mengenakan daster len
tiba tanya gitu sih?? Jadi
mba Balqis nih, kan pengalaman pertama
jujur yaa kangen sebenernya. Tapi kan harus
sti akan gantikan dengan surga - Nya. Masih ingat kisah Nabi Ibrahim dan Siti Hajar kan?? Istri beliau yang ta'at dengan kata - kata
. Meski sudah sering bicara - bicara santai, tetap saja rasa hormatku pada beliau tak berubah. Terkadang malah beliau, Ummah Fariah, menegurku untuk meng
Mumpung udah pada nikah mah bahas - bahas dik
aja ntar kena teguran... tapi harusnya g
a...??", tanyaku polos yang baru saja i
berempat. Mulai dari pembahasan ringan tentang tips - tips seks agar bisa memuaskan suami tapi tetap kita para wanita juga mendapatkan kepuasan, berlanjut hingga fantasi seks kita masing - masing. Aku pun terpana dengan kata - kata vulgar
lajar ya mba Balqis... dulu saya awal - awal nikah juga kayak gitu, tapi seiring berjalannya waktu ternyata mempelajari ilmu 'ranjang' juga pen
lah - istilah gitu...", jawabku dengan agak tersipu karena me
gitu diganti kontol... atau vagina diganti memek... mmmhhh... past
a suami mba Balqis ntar... "Mashh... sodok memek akuhh... pake kontolh perkasah masshh... m
ih lagi saat bu Fakihah mulai membicarakan tentang posisi - posisi seks yang paling ia suka. Untungnya pembicaraan itu tak berlangsung lama karena sudah terlalu larut malam yang kemudian ketiga ibu - ibu binal itu pun tidur. Aku pun mencoba untuk bisa tidur dengan memejamkan paksa mataku. Ahh tapi
ndainya toilet pondok putri tidak memadai. Aku pun memutuskan untuk menuju toilet itu yang mana terletak sekitar 15 meter dari pondok putri dan sangat dekat dengan rumah Ummah Fariah. Saat kubuka pintu belakang pondok, jalanan menuju
bismillah aja... ",
luas namun cukup nyaman membuatku bisa bermasturbasi sepuasnya. Tembok toilet memang hanya berupa galvalum saja, bahkan
tubuhku yang sudah bugil dan hanya menyisakan bergo dongker yang menutupi kepalaku. Bukit kembar
pengen di iseph lagihh...", gumamku sa
ak, yang penting birahiku bisa tersalurkan. Mataku merem melek sementara dari mulutku mengalir desahan lembut saat jemariku mulai menyentuh dan memilin pe
... Isephh... Ahhh... Enakkhh...", desah
akin kubayangkan mas Fauzi yang liar menjilati setiap bagian tubuhku, semakin deras hasrat yang membakar diriku. Aku pun tak mampu menahan lagi gejolak di selakanganku. Kaki kiriku
Mmhhh... Shhh...", desahku nikmat merasakan jemari
bun. Apalagi saat jemariku mulai melesak masuk menggesek G - spot ku, serasa seluruh sendi tubuhku lem
terushh... Ahhh... Balqish kangen kontol mas Fauzii
dah tak peduli lagi kalau nantinya ketahuan orang lain. Yang kupikirkan
LOW, AYOO MARI BANTU ADMIN SUPA
ONASI KE ADMIN SUPAYA LEBIH S
GA FOLLOW SOSI
AM : @W
GENRE : NTR, GANGBANG, PEMERKOSAAN, CUKOLD DLL
REMIUM GW, BISA KONTAK SOSIAL MEDIA GW AT
PEMBACA YANG SUDAH