Terjerat cinta sang Billionaire
mer, tertawa dan berbicara seolah-olah tidak ada yang berubah. Namun, ada ketegangan yang merambat di u
nya. Leon telah memberinya janji, tetapi janji-janji seringkali hampa di tempat ini. Namun, dia merasa ada sesua
Pria itu selalu penuh dengan kecurigaan, tetapi malam ini, tatapannya tampak lebih tajam, lebih berbahaya. M
m sebelumnya. Wajahnya tenang, namun matanya bersinar dengan ketegangan yang ter
katanya langsung, sua
ekspresinya. "Apa rencananya?"
keluar di belakang ruang penyimpanan bawah tanah. Tidak banyak yang t
ita bisa melewati Arman dan orang-or
n di sini, seseorang yang tahu jalur-
h merasa cemas. "Dan
tahuan, kita harus siap untuk melawan. Tidak
ng tidak sadar apa yang sedang terjadi. Hidupnya telah lama terperangkap di sini, di Rumah Kuning, dan inilah pertama kalinya
ni tidak mudah, Mia. Tapi aku berjanji aka
menguatkan dirinya. "Baik
Kita tunggu sinyalnya, dan
ampir tiba. Leon berdiri di dekat bar, berbicara dengan seorang pria berjas gelap yang tampak seperti salah satu anak buah Arman.
berbalik, berjalan menuju pintu belakang. Leon menat
berjalan perlahan ke arah pintu belakang, mengikuti pria itu dari jarak ya
a untuk masuk. Mia melangkah masuk, diikuti oleh Leon. Mereka berada di lorong sempit dan
g lebih gelap dan lebih pengap. Mia bisa mendengar suara air yang menetes, dan baunya lembab dan tua. Dia
s itu berhenti di depan pintu, mengeluarkan kunci dari sak
erima kasih. Kami a
suk ke dalam ruangan gelap di belakang pintu. Mia bisa merasakan uda
suara langkah kaki berat di belakang mereka. Mia menoleh dan
an suara marah. "Kau piki
"Arman, aku tidak ingin bertarung
uk itu, Leon. Kau bermain dengan ap
etapi Leon meraih tangannya dan menariknya lebih de
sar dan kuat. Tapi dia tahu tidak ada pilihan lain. Dengan berat hati,
kulan dan teriakan. Tapi dia terus berlari, mencoba meng
am yang dingin memukul wajahnya. Dia terhuyung keluar, merasakan pasir dan batu di
melangkah ke depan dengan senyum penuh k
ti sekarang. Dia harus terus bergerak, harus menemukan cara untuk m
alkan Rumah Kuning di belakangnya. Tapi dia tahu, ini bukanlah akhi
harus bertarung dengan segala yan
ang lebih mendalam, seolah ada sesuatu yang tersembunyi di balik sikap tenang dan penuh percaya diri pria itu. Leon bukan hanya pria
uat Mia merasa bertentangan. Ia tak ingin percaya bahwa seseorang dengan segala kemewahan dan kenyamanan hidup seperti Leon bisa benar-benar tu
ta. Tempat itu sepi, dan mereka memilih duduk di sudut yang jauh dari jendela besar
iam. "Membantu orang seperti aku keluar dari tempat seperti Rumah Kuning? Kau bisa saja hidup
lam dirimu, Mia," jawabnya pelan, menatapnya dengan mata yang tajam namun penuh arti. "Aku pernah berada di titik di mana aku
ata-kata Leon. "Kau? Terjebak? Dalam apa?"
h dalam. "Kau tidak akan percaya jika aku mengatakannya, tapi... keluargaku, mer
jut. "Apa
di bawah bayang-bayang ambisinya, dipaksa untuk mengikuti aturan-aturannya yang ketat. Tidak ada tempat untuk kesalahan, tidak ada ruang untuk kebe
kepercayaan diri yang terpancar, ada luka yang Leon sembunyikan rapat-rapat. "Jadi kau
in aku hanya ingin melihat seseorang bebas
percaya, tapi dia juga takut. Apakah Leon benar-benar tulus? At
mbuatnya merasa dipahami, dilihat. Setiap kali mata mereka bertemu, ada sesuatu yang han
ti-hati. Leon adalah seorang miliarder yang terbiasa mendapatkan apa yang diinginkannya,
pemandangan kota yang gemerlap di bawah mereka. Angin malam berhembus lembut, mengibark
ikirkan, Mia?"
m dadanya. "Aku tidak tahu," jawabnya jujur. "Aku hanya berp
mpan dalam cahaya remang-remang. "Dan apakah itu ha
api aku merasa seperti aku mulai melihat dunia d
ih hidup," katanya dengan lembut. "Dan terkadang, kita harus meng
an itu lembut namun kuat, dan Mia merasakan desiran hangat di seluruh tubuhnya. Dia t
"Mia, aku tidak tahu ke mana semua ini akan membawa
a dengan suara pel
lumnya," kata Leon, menatapnya dalam-dalam. "Dan aku
akin cepat. Dia tahu dia berada di ambang sesuatu yan
a jatuh lebih dalam ke dalam pesona Leon. Sebuah langkah berani, penuh risiko, tap