PUSAKA YANG HILANG
ia tumpangi memasuki desa kecil itu. Udara di sini terasa berbeda, seolah waktu berhenti bergerak. Bukit-bukit hijau yang mengelilingi desa menambah kesan kuno, seakan meny
i sebelah Arga. Matanya menyusuri pemandangan desa dengan rasa penasaran.
desa yang tampak enggan berbicara dengan orang luar. Tatapan mereka penuh kewaspadaan dan ke
no yang diyakini oleh penduduk desa sebagai tempat tinggal para leluhur mereka. Di sinilah legenda tentang artef
a yang mereka yakini sebagai pusat situs kuno tersebut. Timnya terdiri dari lima orang, selain Raka ada juga Yuni, seorang
mbikar tua dan batu-batu kecil. Namun, menjelang sore, Raka yang sedang me
agian atas sebuah peti emas yang terkubur dalam-dalam di bawah tanah. Ukirannya
nar penuh antusias. "Kita mungkin baru saja menemu
rhati-hati saat menggali lebih dalam, membebaskan peti dari tanah yang menguburnya selama berabad-abad. Seir
a Yuni sambil membersihkan keringat di dahin
a dengan nada serius. "Atau mungkin... s
reka sempat membukanya, seorang penduduk desa tua bernama Pak Sukro datang menghampiri
yang kalian temukan bukanlah harta biasa. Itu adalah pusakApa maksud Pak Sukro?"
ti itu menyimpan kutukan kuno. Dahulu kala, leluhur kami menyegelnya karen
yang biasanya lebih berani, tampak gelisah, sementara Yuni menatap Pak Sukro dengan tata
nnya," kata Arga sopan, namun jelas bahwa dia tidak berniat menghentikan peny
elan, "Aku sudah memperingatkan. Apa yang akan
di dalam hati Arga, ada perasaan aneh yang mulai tumbuh. Meski dirinya
uka. Pikirannya penuh dengan pertanyaan-tentang artefak ini, tentan
endiri. Namun, dia tidak menyadari bahwa apa yang menantinya
kencang. Peti emas yang tergeletak di tengah ruangan tampak berkilauan samar di
sedikit, membawa Arga dan timnya ke dalam sebuah perjalanan yang tidak ha
dedaunan di luar. Di dalam markas sementara, peti emas itu tampak semakin mencekam di bawah cahay
ejamkan mata. Sejak penemuan peti itu, ada sesuatu yang terasa tidak beres. Ia selalu bangga akan
panjang, mencoba menenangkan pikirannya. Di depannya, peti itu teta
umamnya pelan, setengah kepada diriny
pelajari kembali pola-pola ukiran yang ada pada permukaan peti. Ukirannya unik, mirip simbol-simbo
, pintu markas terbuka tiba-tiba, membuat Arga ter
aka, suaranya berge
dengan cemas. "A
saja dari luar. Ada sesuatu di sekitar situs pe
a, berusaha memahami apa
ar suara-seperti bisikan, tapi tidak ada siapa pun di
Sukro kembali menghantuinya. Dia mengambil jaket dan menyambar senter. "Ayo kita li
hon di sekitar, menambah suasana mencekam. Saat mereka mendekati situs penggalian, Arga mulai merasakan keanehan yang sam
up kembali oleh bayang-bayang malam. Arga menyorotkan senter ke sek
kata Raka, menunjuk
g aneh. Namun, saat dia melangkah lebih dekat, ada sesuatu yang membuatnya terhenti. Di tanah, d
ita," bisik Raka,
lah menginjak tanah basah. Hatinya mulai berdegup kencang. Apakah ini ulah binatang liar? Tapi ukuran
Keduanya langsung berdiri, waspada. Cahaya senter Raka menyapu pepohon
erbisik, suaranya
ri meskipun nalurinya mengatakan bahwa mereka harus segera pergi dari tempat ini. Perlah
akhirnya. "Ini tidak aman. Kit
s. Saat mereka tiba, Yuni dan Yanto sud
i dengan nada khawatir. "Kami
rkata, "Kami melihat sesuatu di situs. Ada jejak kaki
"Apa maksudmu? Kau bic
Arga. "Ada sesuatu yang terjadi
a menit, sampai akhirnya Yuni mengusulkan, "Bagaimana kalau kita hentikan dulu penggal
ya sebagai seorang ilmuwan. "Aku setuju bahwa ada sesuatu yang ane
at. Jejak kaki yang mereka temukan, bisikan di hutan, dan bayangan yang mengintai-semu
nya, dia akan membuka peti itu, dan menemukan apa
mengapa, malam itu terasa berbeda. Seolah-olah desa ini baru saja dibangunkan dari tidur panjangnya, d
ambu