Night Flower
ang sedang asik mengunyah makanan. Walau hanya berdua, suasana rumah tetap terasa hangat dan
engah, dapur yang menyatu dengan tempat makan. Tak ada perabotan mahal juga. Apalagi vas-vas sepe
dapannya langsung berdiri dan mengambilkan segelas air. Tak lupa memberi elusan lembut di p
," peringat pere
ginya. Dia kembali menyendok sesuap nasi, memperlihatkan bahwa dia b
gimana?" tanya Raisa,
a-gimana, Kak. Temen-temen suka bant
iris karena merasa belum bisa memberi yang terbaik. Mereka hanya mempuny
aha pindahin kamu
ngannya menyilang di depan dada, tak ingin melanjutkan makannya yang baru
dah lulus. Audy juga nggak nyaman kalau harus beradaptasi di tempat baru.
ndok Audy ke genggaman gadis itu. "Kakak m
ai menyendok nasi kembali, kini tak lupa menambahkan sayur di atasnya. Mer
h itu dia kembali, mengambil tas punggung milik Audy di sofa untuk dia pakai. Terakhi
dia angkat pelan, lalu ia masukkan ke dalam sepatu. Setelah kedua kaki Audy te
peluk
her Raisa. Setelah itu Raisa menuntun Audy, sebelum me
dengan mudah. Sudah hampir satu tahun lamanya dia menjadi kaki bagi Audy, rel
antar sampa
a menjalankan kursi rodanya sendiri, tapi Raisa selalu memaksa untu
Kak. Di l
masih memaksa, sekalian ingin memberi pes
rus itu ke atas gituloh. Jadi nanti temen aku tinggal bantu dorong a
yang ada liftnya, atau setidaknya sekolah yang letak kelas dua belasnya a
-hati
lit lehernya. Melihat itu Raisa memberi usapan lembut di puncak ke
tetap bersyukur, setidaknya kecelakaan hebat itu tak merenggut nyawa Audy.
.
siang," s
an yang lain hanya tersenyum singkat, lalu kembali sibuk pada aktifitas mereka. Tempat pe
ame Rita
itu menoleh. Dia bergumam beberapa saat.
ngnya dan juga kepala, memejamkan mata perlahan karena tak tahu harus melaku
m ini ada ke
a di sampingnya, Tara. Tara menepuk paha Raisa beberapa kali,
di rumah sakit, diabetesnya kambuh. Suer gue nggak bohong. Gue takut Ib
as pelan, menimbang apakah bisa membantu Tara atau tidak. Masalahnya, kalau 'dia' tau Rais
lain udah ada
kan terlihat tak tertarik. Sedangkan yang balas memandang pada
inget bantuan lo se
ara, dan langsung disambut dengan binar di mata sipit wanita itu. R
Tapi ... lo tahu sendiri gue n
iri, tak lagi mendekat pada Raisa. Satu helaan napas panjang t
gian dari wanita-wanita di sini, beberapa dari mereka bahkan terang-terangan men
a sampai j
ngan mata melotot. "Hah? Ah! Jam sepuluh sampai du
an, tersenyum kecil
a memeluk Raisa erat, merasa sangat lega karen
uga bisa membantu Tara. Masalah 'dia' bisa ia piki
Romantis
Romantis
Miliarder
Xuanhuan
Romantis
Romantis