icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Night Flower

Bab 2 Dua sisi kehidupan

Jumlah Kata:1104    |    Dirilis Pada: 06/09/2024

ang sedang asik mengunyah makanan. Walau hanya berdua, suasana rumah tetap terasa hangat dan

engah, dapur yang menyatu dengan tempat makan. Tak ada perabotan mahal juga. Apalagi vas-vas sepe

dapannya langsung berdiri dan mengambilkan segelas air. Tak lupa memberi elusan lembut di p

," peringat pere

ginya. Dia kembali menyendok sesuap nasi, memperlihatkan bahwa dia b

gimana?" tanya Raisa,

a-gimana, Kak. Temen-temen suka bant

iris karena merasa belum bisa memberi yang terbaik. Mereka hanya mempuny

aha pindahin kamu

ngannya menyilang di depan dada, tak ingin melanjutkan makannya yang baru

dah lulus. Audy juga nggak nyaman kalau harus beradaptasi di tempat baru.

ndok Audy ke genggaman gadis itu. "Kakak m

ai menyendok nasi kembali, kini tak lupa menambahkan sayur di atasnya. Mer

h itu dia kembali, mengambil tas punggung milik Audy di sofa untuk dia pakai. Terakhi

dia angkat pelan, lalu ia masukkan ke dalam sepatu. Setelah kedua kaki Audy te

peluk

her Raisa. Setelah itu Raisa menuntun Audy, sebelum me

dengan mudah. Sudah hampir satu tahun lamanya dia menjadi kaki bagi Audy, rel

antar sampa

a menjalankan kursi rodanya sendiri, tapi Raisa selalu memaksa untu

Kak. Di l

masih memaksa, sekalian ingin memberi pes

rus itu ke atas gituloh. Jadi nanti temen aku tinggal bantu dorong a

yang ada liftnya, atau setidaknya sekolah yang letak kelas dua belasnya a

-hati

lit lehernya. Melihat itu Raisa memberi usapan lembut di puncak ke

tetap bersyukur, setidaknya kecelakaan hebat itu tak merenggut nyawa Audy.

.

siang," s

an yang lain hanya tersenyum singkat, lalu kembali sibuk pada aktifitas mereka. Tempat pe

ame Rita

itu menoleh. Dia bergumam beberapa saat.

ngnya dan juga kepala, memejamkan mata perlahan karena tak tahu harus melaku

m ini ada ke

a di sampingnya, Tara. Tara menepuk paha Raisa beberapa kali,

di rumah sakit, diabetesnya kambuh. Suer gue nggak bohong. Gue takut Ib

as pelan, menimbang apakah bisa membantu Tara atau tidak. Masalahnya, kalau 'dia' tau Rais

lain udah ada

kan terlihat tak tertarik. Sedangkan yang balas memandang pada

inget bantuan lo se

ara, dan langsung disambut dengan binar di mata sipit wanita itu. R

Tapi ... lo tahu sendiri gue n

iri, tak lagi mendekat pada Raisa. Satu helaan napas panjang t

gian dari wanita-wanita di sini, beberapa dari mereka bahkan terang-terangan men

a sampai j

ngan mata melotot. "Hah? Ah! Jam sepuluh sampai du

an, tersenyum kecil

a memeluk Raisa erat, merasa sangat lega karen

uga bisa membantu Tara. Masalah 'dia' bisa ia piki

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka