icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dear Anna

Bab 4 Hasutan ibu mertua.

Jumlah Kata:1082    |    Dirilis Pada: 21/08/2024

keras. Dia melepas dasi dan berjalan menuju ruang tamu, berharap bisa sedikit bersantai. N

harus bicara

a tegas, nya

pas, mencoba mena

apa

adanya berubah menj

a menahan diri. Tapi yang lebih parah, Anna... Anna, menantuku, malah berani mengungkit-ngungkit soal bagaimana dia bekerja keras untukmu. Dia b

takan ibunya. Rasa lelahnya perlahan terganti

nna bahkan bilang kita semua berubah menjadi monster setelah kamu jadi CEO. Seolah-olah kita ini tidak pernah m

t oleh kata-kata ibunya. Matanya menatap lantai dengan penuh kema

ar-benar bila

n tatapan yang penuh deng

lu diingatkan siapa yang sebenar

oleh ucapan Anna, meskipun belum sempat mendengar langsung dari istrinya. Tanpa berkata apa

ata-kata ibunya semakin membara. Tanpa berpikir panjang, dia membuka pintu kamar d

memandang ke arah suaminya. Namun, sebelum dia bisa bertanya apa yang

jut, lalu menarik tangannya dengan paksa, memaksany

na? Kamu berani bicara seperti itu

uyung sej

ian, menco

ar kencang. Anna: "Brian, dengar aku dulu... Aku hanya berusaha menjela

menyalahkan. Brian: "Ketika suami marah... perempuan seperti kamu malah tidak cerdas menjaga mulut! Kamu pikir semua y

lam yang mengganggu suaminya, Anna tidak bisa menahan air matanya yang mulai menggenang di sudut mat

bicara baik-baik. Aku ingin kita ingat kem

yang diucapkan Anna hanyalah sebuah upaya untuk memb

an tangan Anna dengan erat, matan

anku ini adalah hasil dari kerja kerasmu. Semua ini adalah hasil dari usahaku sendiri, kerja kerasku! Jad

h air mata yang berusaha ia tahan. Namun, Brian tak berhenti di sana. Su

arus lebih cerdas dalam mengajarinya. Jangan sampai dia membuat kita malu lagi! Kalau kamu tida

ia merasa seolah-olah dunianya runtuh mendengar ancaman su

anpa menunggu jawaban dari istrinya. Dia tidak menoleh lagi, meninggalkan Ann

, tetapi juga karena kenyataan bahwa orang yang dulu begitu ia cintai dan

ak tertahankan. Dia menangkup wajahnya dengan kedua tangan, berusaha keras menahan isak tangisnya

u, rumah tangga mereka penuh dengan cinta dan kebahagiaan, meski mereka hidup dengan sederhana. Brian adalah suami yang penyayan

u lembut dan penuh kasih sayang, kini menjadi dingin dan keras. Rasa bangga yang dulu Anna rasakan saat melihat suaminya bekerja keras mencapai puncak karier, kin

elah melakukan yang terbaik untuk keluarganya, untuk Kaffa yang tak berdosa. Namun, di mata Brian, s

sederhana, tapi penuh makna. Saat itu, mereka saling mendukung, saling menguatkan. Tapi kini

affa yang terlahir buta? Ataukah ada sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih dalam yang telah m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka