icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ilmu warisan

Bab 3 SEMAKIN

Jumlah Kata:1043    |    Dirilis Pada: 08/08/2024

aya pagi menembus dinding

mb

laman, bolak balik diganggu oleh hal

Mengapa Mbah Estu bilang jika aku adalah orang yang dipilih? Siapa yang memil

ranjang, entah ini y

... jiwaku bel

erperanjat ketakutan ketik

h uti sembari duduk deng

ur. Yen kabeh

tetap kosong menghad

nya terjadi? Yo ... siapa tau kuwe belum

h mbah uti, bola mataku berkaca seolah i

t iku bisa jadi jin yang menyerupai salah satu mbah buyut

tapi jin leluhur iku memang ada, mereka turun temurun bersifat

sama. "Apa mbah pernah bertemu dengan jin itu mbah

76 tahunan ini menggeleng,

pada jin kan mbah? Apa ndak bisa dih

alu nganggo pilingnya dia ngerti yen besok wong iku bakal meninggal, mbahmu bisa berkomunikasi kar

ah jin leluhur" t

u ngomong iku anugerah dari sang maha kuasa, tapi seng jelas setia

, tapi juga takut. Sejak kemarin aku merasa diawas

ang bisa kayak mbah kakungmu. Mbah y

senyum lalu ia berdiri

, ingin mulai menerima takdir meski setiap kubayangkan rasanya bena

ntar boleh?" panggilku me

ik kemudian ia menghela napas. "

bagiku respon mbah u

daranya segar ... angin masih mengelilingi pepohonan me

segar aku terfokus pada wanita paruh b

gh

tr

ta

kakinya menapak, kulitnya tidak pucat, rambutnya tergera

dekat, aku berdiri menyapanya. "M

. "Iya," jawabnya bergetar sambil terus menangis, prihatin

lega. "Alhamdulill

dalem, tadi mbah lagi

in penasaran. "Ya Allah gini amat jadi orang kepo!" Kupercepat laju langkahku supaya s

h ..

uti

uk bola mataku

, tak coba cari mbah

k, aku melangka

t televisi yang posisinya pas di depan men

degup tak karuan. Kucoba menarik napas berkali-kali berusaha untuk ti

h sekali antara ruang tengah ke dap

k ..

tak karuan, ingin rasanya berlar

ki saya kok

semakin berd

ekali, masih terus berus

pala saya ju

mbak ... mbak co

ku takut tiba-tiba ia berjal

at saya atau say

gh

ngkah lagi, semakin kaku semakin

Dia menangis, suaranya

ri mematung tanpa perlawanan, tubu

ra Mbah uti membuat

r .

dan seketika aku terperanjat

... Eling

," ucapku sambil me

k karuan, tubuhku berh

di sofa lalu diberi air yang sudah dibac

g, Ndok?" ta

engan

g ke mbah? Opo seng

enjelaskan secara detail kej

rojiun." Sontak wajah mbah

h?" tanyak

Seruni. Bojo tukang buah seng ilang wis seminggu be

kesini mbah?" tany

mengenalnya sangat dekat. Kasihan dia Nur ... dia ta

h uti seandainya aku bisa menahan rasa

a itu teman terdekat mbah uti, menyalahkan

uwe iso manggi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka