icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Death, Love and Life Phantom!

Bab 5 Sweet Brother

Jumlah Kata:1336    |    Dirilis Pada: 31/07/2024

ru saja menjadi teman baruku, sebenarnya ia juga adalah anggota klub bahasa inggris namun baru kali ini kami berkonumikasi dan menjadi dekat. Semua berkat Reima aku harus

nnya berencana untuk pergi ke karaoke kami berencana mengajakmu, apakah kau mau ikut?" Aku terdiam sejenak, b

el antusias mendengar jawabanku gadis itu denga

i, apakah aku cukup pergi seperti ini dan apa yang harus kulakukan nantinya." t

wab gadis itu dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia sepertinya menyadar

beberapa orang yang juga anggota klub, sepertinya mereka sedang menunggu kami. Aku mengalihkan pandangan ke arah lain tatkala tatapan mata bertemu dengan seorang pria a

ali menatap ke arahku, hal itu membuatku takut. Karenanya

tu melewati jalan perkotaan yang ramai dengan gedung-gedungnya yang tinggi. Beberapa kali mereka bergurau aku belum bisa terlalu membaur, masih merasa sedikit

empat karaoke biasa yang bisa aman untuk dimasuki oleh siswa sma biasa seperti kami. Kami masuk ke

salah satu anggota kami yang telah b

ari yang lalu. Merekapun berdebat kecil dan yang lain hanya menanggapi dengan gurauan. Akhirnya kami bersama-sama menyanyikan beberapa lagu yang kami pilih, awalnya

ang kita Rion!" seru Rachel kepada pria yang sela

" jawab pri

erintahku saat kau kalah di game sebelumnya," uja

lainnya agar Rion mau mengelua

rophone tanda ia setuju untuk menyanyi. Musik mengalun, Rion menyanyikan sebuah lagu berjudul Unhol

in cukup jauh dan aku sudah cukup lelah maka kuputuskan untuk menaiki subway menuju tempatku tinggal. Aku berjalan menuju koridor bus yang tak jauh

oleh ke belakang, Tingkahku terkejut saat meli

ku hanya menyapa," ucapnya dengan wa

nnya. Kami menaiki bus yang sama, bus yang sudah terlihat cuk

Rion mengarahkanku pada

apa, kau saja,"

h seribu aku duduk di kursi yang kami perdebatkan. Rion berdiri berpegangan pada pegangan tangan di a

nyaman dengan pria ini. Kami tak berbicara apapun setelah itu, entah mengapa aku

a aku sampai di koridor tempat seharusnya aku turun. Dengan sedikit berlari aku keluar dari bus, tanganku memegang dada yang berdegup kencan

en, aku meraih gagang pintu dan benar saja tak terkunci. Rasa heranku

ng disibukkan dengan olahan makanan yang mengepul di hadapannya. I

mbuat aura gagah dari dirinya hilang. Pria itu tetap melanjutkan kegiatannya tatkala m

an tas yang membuat pundakku pegal. Aku mendudukan tubuh di atas lantai yang beralaskan tikar, Enve men

genal papamu," jawabnya sambi

beserta anggota lainnya berbaik hati merawatku, hingga akhirnya Enve bergabung dan menjadi pengasuh yang khusus merawatku namun juga menjalankan beberapa pekerjaan dari Adam. Sela

ma kasih Tuhan!"

semakin menambah rasa laparku. Mataku berbinar dengan antusias aku memindahkan sebagian dari makanan itu ke dalam piring yang telah Enve sia

menghentikannya saat ia akan membersihkan sisa-sisa makan kami, i

mbuat perutmu buruk." Pria itu mengabaik

gan ponselnya dan duduk di tepi ranjang, aku sedikit melongok ke arah layar penasaran dengan

ring kesamping menghadapkan badan ke arahnya. Lengan Enve yang cukup kekar menjadi bantalan bagi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka