CEO SANG PENAKLUK
tuk
k sekali lagi
Marcus meminta tolong kepadanya untuk mengantarkan obat kepada Tuan Laiv.
akit?" Marcus mencemas
mbantu. Terlebih karena ia sibuk
y setengah berteriak. Untung saja dia sem
. Sungguh sangat memalukan apabila karyawan ba
an kaca mobil. Wajahnya dibu
obat padamu. Apak
ng berada di tangan Dais
Tuan Laiv segera menyalaka
kepala terheran-hera
gas sekencang-kencangnya menuju ke rumah. "Sialan. Padah
ong seperti ini-ia tetap menjaga norma dalam dirinya. Ia hanya me
u terpapar penyakit. Itulah juga alasan Laiv memacari Sam
an Laiv ketika sampai di rumah. Fantasi mulai merebak dalam pikirnya. Es
rada di kamarnya. Menggodanya denga
ahwa Daisy seakan sebuah candu, magnet yang menggairah
diri, Daisy yang mengerang, meleng
pas kalimat halus Daisy –yang bahkan tak pernah didengar Tuan
ala
u berdecak. Egoisme yang tinggi, tak mau menyadari, ba
hanya dalam b
Daisy. Bukan hanya Daisy yang menyadari hal i
al dengan pemodal dan pemasok bahan baku. Ia turut terjun langsung d
satu pakaian –dan sudah?" Perta
jutkannya sendiri. Tidak ada yang berani dan berke
nku karena aku
seper
usah me
aiv menghuja
y sengaja. Ia ingin Tuan Laiv melihatnya
arkan obat, dengan harapan p
v menemukan wanita dengan keing
ginkan kehidupan gemerlap melalui jalur
batin Tuan Laiv memiki
endiri. Untuk kali ini, kau yang bertanggung jawab atas d
n meng
menerima dalam dia
ntu ia berpesan. "Ah, ya, Daisy. Kau harus menyelesaikann
secepatnya dan membuat buku katal
. Tanpa menerima satu p
as berat kepada anak baru. Sepertinya terjadi sesuatu kemarin,
unya. Ia lesu, "Aku ju
dak bisa membantumu.
ca dan teman-teman semuanya. Lakukan saja s
takan itu tadi pagi. Wanita itu baru menyadari ada sekit
puluh malam. Seluruh lampu di kantor sudah mati. Hanya ruang
pulang. Termasuk r
aikan desain di rumah. Aku mana mun
Masih ada beberapa ling
e loudspeaker. "Biar saja keras. Toh ha
erinding. Ia sen
pala, "Cuma tinggal
lingirie lainnya. Kali ini be
memakai ini tanpa merobekn
nuliskan beberapa catatan penting un
e arah cermin di depan kubi
r suara pintu terbuka. Ia meneng
pa i
Tidak ad
takut juga seorang diri di
nya alunan musik berd
Bayangan hitam yang
ak, terjengkang ke bel
t ia terjatuh. Namun, seseorang
wajah Tuan Laiv di depannya
...
iv. Betapa tampannya pria itu. Rahangnya sangat lancip, hidungnya
anya segera, disusul dengan me
A
. Ia segera masuk ke dalam ru
, tetapi kakinya enta
rg
sah hipe
etapi kakinya teramat sakit. I
tu terja
Laiv menengok. Ia berjalan
erti
k punya pilihan lain.
Daisy m