Jatuh Cinta Pada Ibu Susu Anak ku
separuh pergi. Matanya berkedip menatap langit-langit kam
ya merasa ada yang
gat bayi itu. Lalu, tungkainya turun dari kasur berjalan perlahan
rnya didorong seseorang kemudian muncul Nina dengan tampan
klum, gadis itu hanya setinggi dadanya. Kecil dan tidak tinggi tapi yang Hans pikirkan bagaimana Nina punya gumpalan besar dan berisi dengan stok asi yang mumpuni. Kumat sintingnya.
Nina ketahui saja yang dilakukannya sore tadi jauh lebih ekstrem. Memega
kis jarak diantara mereka. Sementara, Axell
an telapaknya
e
lompat dari tempatnya.
u sudah
s membuat Nin
"Cepat susui Axelle." Peri
a pak."
. Masalahnya, itu tidak mungkin karena ia mengge
saja. Aku ingin tidur
matnya. Again, mungkin sekarang jika diibaratkan seperti agar-agar tu
k memangku Axelle di pojok ranjang dan membelakangi pintu masuk. Taku
ng, maaf ya mommy
mommy. Bayi itu lebih tenang sekarang memenuhi ban
hidupannya. "Tapi jangan gigit puting mommy ya. Sakit." Lama kelamaan bisa saja puting susunya bertambah sakit kare
run ke dapur tapi ia tid
a perg
di sebelum tidur. Tubuhnya harus tetap bersih dan segar, ia memyambar handuknya digantungan. Naas, belum sepuluh langkah masuk ke kamar mandi ia mendengar suara A
mbali tidur. "Nanti saja ya nyusunya, mommy mau mandi dulu." Yakin bocah i
u sadar jika salah masuk kamar mandi. Nina bergegas menggosok dari uj
Hanya ada Axelle yang tidur anteng di kasurnya setelah memastikan ko
ra. Lantas, berjingkat ingin segera menghilang agar tidak ada siapap
a sendiri. Nyaris terjengkang kala
melihat
ir. Hans menangkap basah dirinya dengan rambut basah dan tubuh di
-buru numpang mandi disin
at ini. Sensual dan menggairahkan. Tahan. Hans ingin menerkamnya
udut di pintu. Sudah berapa kali Hans disuguhi pemandangan yang mendobrak ha
merah pucat Nina mentah-mentah tanpa perlawanan. Bukan tanpa perlawa
at. Sementara sebelah tangan Hans menyusup masuk ke tengkuk leher Nina mengunci gadis itu berhenti memberontak. Hans kian mengeratkan tubuhnya membusung menyesuaikan postu
s mendorong tubuh Hans menjauh darinya. "Mmpak, haahhh...haahhh." Tepatnya,
menyeka bibirnya. "A
ngkan tangan kanannya ke dinding pintu. Gadis itu masih ter
r Nina menyebabkan bibir ranumnya terbuka, lalu mengabsen bibir Nina yang terlihat mem
dengan kekakuan. Sungguh jika ia tidak mengikat handuknya dengan kencang mungkin satu-satunya kain yang menutupi tubuhnya sudah jatuh di an
an melewati batas tangan yang H
u berakhir di ranjang." Peringatan yang memb
Jangan harap ada yang bisa me
setelah berhasil kabur. Oh, ini tid
ns
menyentuh guratan-guratan halus wajah Hans. Ya, Hans Permana seorang CEO muda menjalankan beb
rlet
belakangnya. Tapi cukup mirip dengan Scarlett Jo
uk m
erian Hans. Karena ia tahu Scarlett menyukai bunga. Catat, bule lebih suka diberi bunga daripada yang lain
orang yang Hans duga sebagai suami
amu pasti
an mu." Mereka berpelukan. "Kenapa
Sorry
asti s
Scarlett yang sudah memesan menu ala carte. Tenderloin
opportunity to trust my
r no p
tiful and dedicated. Orang kepercayaan Scarlett di company, ia tidak bisa selalu bolak-bali
aku t
ng mereka bica
." Sambut Scarlett
a. Ia tampak malu-malu. "Pak Mathew
angkat garpunya yang terdapat
Han
p bold. Mereka sudah sering bertemu hanya saja untuk urusan pekerjaan. Meski sama-sama single baik keduanya tidak pernah membicara
h matang, keduanya layak untuk membina rumah tangga kembali. Hans yang tak tahu kemana Alya isterinya
uth tak suka dikekang lantas berakhir dengan perpisahan. Membicarakannya, Scarlett, Mathew dan Ruth t
Sejak lama perhatiannya tercurah pada duda beranak satu itu, tapi hanya dari kejauhan. Ruth diam-diam menggali inf
s." Scarlett mendesaknya sekali lagi. Sebelum sepas
sudah malam aku belum nemu
m, sil
litan. Kelihatannya mereka serasi, Hans membukakan pintu untuk Ruth dud