Seputar Cerita Horor
dan menganggap aku cuma pegawai rendahan. Di suruh ini-itu, jika tidak sesuai dengan kemauan mereka, aku akan menjadi samsak kemarahan mereka. Aku layaknya dijadikan seperti budak, membuatku tidak betah dan tidak
kepadaku. Namanya Pak Evan. Dia kerap menawarkan makanan yang dia beli dari sebuah toko, kada
panggil oleh Boss dan di suruh ke ruang kantor. Aku yan
wa ini adalah pertemuan yang sulit, namun ada hal penting yang pe
Erwin. Tentu, saya
an yang memengaruhi struktur organisasi. Kami harus mengurangi jumlah karyaw
Apakah saya termasuk
bisnis saat ini. Kami akan memberikan dukungan dan bantuan selama proses ini, termasu
a menghargai kesempatan yang diberikan da
lama ini, Evan. Kami akan membantu Anda dalam proses
k Evan akan segera keluar dari ruangan itu. Aku pun terburu-b
atu itu, aku melirik sekilas, memperhatikan
karena keadaan yang tidak memungkinkan. Aku
ya untuk sekedar menanyakan kabarnya. Maklum, kami sangat akrab dan dekat seperti sahabatan
gur sapa saat telepon sudah tersambung. Suara Pak Evan t
sendiri gimana, Pak Rais?" tanya pak Evan
aking senang mendengar dia sehat-sehat saja.
erharap topik ini tidak menyinggungnya, aku mulai bertanya, "Pak, gimana sekarang, se
ku merasa sudah membuat kesalahan hingga membuat Pak Evan terdi
Aku memilih berbisnis mandiri setelah keluar dari kantor
ak. Syukurlah, saya mendengarnya senang, kalau bapak berbisnis
Rais. Saya rasa, Anda seda
nggu ini, saya cu
nis saya? Saya punya kedai ayam geprek, dan saya
birku terus tersungging, "Saya mau pak,
tangan Anda ya, nanti saya kiri
embunyikan. "Iya, Pak. Kalau begitu, saya udahin dulu telepo
kum sal
ecara sepihak, dengan langkah pen
bertemu dengan beliau, begitu sampai kami dipersilahkan dud
an ke sekitar, kedainya
sekali ya, Pak,"
, tapi karena merasa tidak betah kerja di sana, ia memutuskan mundur, lalu mengajukan diri kepada saya untuk dijadikan karyawan. Karena saya tidak bisa menolak, di samping itu juga saya membutuhkan kar
n karyawannya kerja di bapak? Bukankah Pak Erwin jug
gaji Elena jadi lebih besar dari Pak Erwin saja dia sudah tah
iba ngedrop. Dia dikabarkan memiliki gejala jantung coroner, sehingga harus di rawat di rumah sakit.
lah orang yang baik, Royal ke siapapun dan berkarisma di wajahnya, tapi kin
t apa-apa, selain hanya menyu
lebih awal. Karena peraturannya aku sebagai OB harus
lik pintu itu. Suara yang aku dengar, seperti suara
aku berhasil, secara pe
yang dimaksudkan pak Erwin itu, tapi yang jelas, kat
ng dengan mendekatkan
a telah mengambil mantan karyawanku, tentu saja aku tidak terima! Karena dialah pemegang resep rahasia di bisnisku! Akibatnya, malah
antet, karena sebelumnya, target kita mempunyai kebiasaan makan dengan kadar lemak tinggi, ( Santan, minyak berlebih, lainnya ). Ketika Santet itu masuk dalam darahnya, proses penumpukan lemak darah men
mbayarmu lebih dari gajimu, dan ingat, jangan sampai r
p Bo
kencang, aku mulai mencari sesuatu di sekitar area kedai milik Pak Evan. Ak
Pak Evan. Kebetulan kedai ini sedang tutup, inilah
dai milik Pak Evan. Benda itu berbungkus kain kafan dan berbentuk seper
pundakku ada yang menyentuh, membuatku t
diam dan rasanya sulit untuk berbica
n kamu
il menatap takut
" Setelah melihatku yang hanya menunduk tegang, Ia me
laku. "T-ti-dak Pak. Amp
mu akan tahu akibatnya! Ingat, kamu masih memiliki istri dan anakmu. Bagaimana nasib mereka kalau kamu saya santet sampai mati, hah? Mau? Ber
an, telah membu
u merasa ikut me
lahku terhadap Pak Evan. Pria yang baik dan suka
ma