Sang CEO Kejam
Di mana semua pelayan pun turut menyaksikan keduanya. Padahal baru semalam lelaki itu merebu
n kembali melanjutkan ciuman itu dengan posis
sampai saat ini dirinya tidak mengetahui
dirinya ingin menegaskan kembali jika posisi A
a. Menyadari posisinya di rumah ini tidak
ja dirinya masak walaupun ia sangat yakin jika makanan itu hanya berujung di tong sampah saja. Namun,
*
a selalu mendapatkan siksaan. Terkadang ia tidak diberikan makan oleh
Erlangga kembali menggelegar membuat bulu kuduk Aurora kembali berdiri. Ia yang berada di kamar ma
au menerima alasan
aki itu tidak berada di rumah karen
yak. Ia sudah benar-benar merasa takut, napas yang tersengal serta keringat yang s
Kamu itu memang lelet seperti siput Auror
nnya yang sejak tadi muntah-muntah. Namun,
uh Aurora benar-benar semakin kurus saja, apalagi ia sekarang tidak bisa mengurus dirinya send
makanan, langsung saja hal tersebut membuat
ini makanann
takan tadi mual-mual pasti karena kamu kurang makan bukan?" Bukan senyuman kejam seperti ini, yang diinginkan oleh Aurora dari Erlangga. E
n basi itu bisa-bisa perutnya sangat sakit, bukann
a segera menyuruh wanita itu untuk duduk. Melihat Aurora yang tidak mau menyentuh makanannya itu akhirnya dengan sengaja ia
nan basi itu karena jika ia terus menolak maka siksaan yang d
lehmu!" Setelah itu Erlangga langsung saja p
, seumur hidupnya dia tidak pernah memakan makanan basi kecuali di ru
*
an hal yang sangat dirinya takuti dan ia memegang perutnya dan sebagaimana mengingat dirinya sudah hampir dua bulan tid
li menggelegar, membuat Aurora langsung
alan yang begitu ketat melebihi pengawalan seorang presiden, ia juga tidak bisa
kopi cepat!"
uk menggunakan lift. Wanita itu berhenti di ujung tangga lalu tiba-tiba ia terjatuh Untung saja dirinya
dengan kakinya menyentuh bahu Aurora menggerak-gerakannya tetapi wanita itu tidak
*
mang sudah membayangkan, bagaimana reaksi dar
gga lagi. Lelaki itu menatap tajam ke arah Aurora
a. Dirinya juga memang tidak ingin mengandung anak dan lelaki itu, ia juga heran walaupun lelaki it
tanya Aurora. Dirinya juga sangat lelah dan menurutnya rasa sabarnya pun sudah m
i kamu mengata
rora bahkan kehamilan wanita itu pun tidak membu
*
tetap saja Airlangga menyiksanya tanpa henti c
uat?" tanya Aurora lagi. Namun, seperti biasa Erla
u kepadamu," jawab Erlangga. Setelah mengatakan itu dirinya memilih untuk langsung pergi saja karena memang ia
*
tersebut karena dirinya tidak mengalami kekerasan secara fisik. Jika orang lain hamil meminum susu hamil berbeda dengan dirinya bahkan ia terkadang makan pun
sa sangat beruntung karena di sini para pelayan pun san