Sang CEO Kejam
ada di desa, tetapi dirinya kembali lagi berpikir orang tuanya melepaskan ia dengan begit
kesalahanku, maka aku rela menembusnya dan jika memang bu
sudah sangat sembab dan hidungnya juga sangat merah ruangan yang kini dirinya tep
Ia membuka seluruh kain putih itu. Banyak s
gum. Namun, ada hal yang membuatnya terkejut saat melihat
yang mungil ia mengangkat lukisan besar itu dengan hati-hati untuk
aja menyenggol sebuah vas hingga pecah, lagi d
mungkin kunci kamar, karena tadi menggantung di pintu. Saat d
tiga lukisan yang berjejer vertikal. Menaruh kunci tersebut
upi oleh lukisan itu bukanlah dinding melainkan sebuah pintu. Aurora
kunci yang tadi dirinya temukan itu. Seperti dugaannya m
. Tangannya mulai meraba, berusaha mencari saklar lampu. Na
klar lampu, ia langsung mengusulkannya. Terlihat jelas i
an berlari keluar dari ruangan yang baru sa
*
pas panjang suara Erlangga kembali menggelegar. Baru saja wanita itu hendak berdiri, tetapi
g dapat menguasai bumi. Namun, hadirnya bak kege
ntas kenapa sekarang tiba-tiba bisu?" tanya Erlangga dengan begi
ku
ya. "Besok, lakukan tugasmu sebagai seorang istri," ujar Erlangga sembari menghemurora adalah tujuannya. Tangisan dari wanita itu adalah kebahagiaan untuk dirin
apa? Aku belum menget
apa saja yang harus ia siapkan setiap pagi untuk lelaki itu? Lelaki itu mengatakan, bukankah lebih baik mengenal s
arah mata dari Aurora. "Gunakan m
apun. Apalagi ia terus-terusan mendapatkan bentakan dan juga siksaan dari Erlangga. Pipinya terasa begitu
pak tangannya penuh dengan noda darah, t
*
di dalam kamarnya. Tengah malam seperti ini akhirnya Aurora pun memutuskan untuk keluar dari k
akin Erlangga pasti sudah tidur. Maka dari itu Aurora memberanikan diri un
meja makanan yang sudah kosong, dirinya perlahan melangirinya makan dan hanya me
na dirinya benar-benar sangat lapar di te
ang pencuri," ungkap Erlangga. Lelaki itu langsung saja mereb
kesiap, ia kira lelaki
milikku!" seru Erlangga mengge
ti saja untuk mengganjal perutku?" tanya Aurora. Mendapatkan bentakan itu dari Erlangga membuat tubu
arahkan roti yang baru saja dirinya injak ke dekat A
Tidak mungkin dirinya memakan makanan yang sudah diinjak-injak dan kotor seperti itu walaupun dirin
ntuk menyetarakan tingginya dan juga Aurora karena Aurora terus saja diam akhirnya ia pun menjambak rambut d
a sakit akibat jambakan dari lelaki itu membuat dirinya menangis berusaha untuk melepaskannya justru cengkraman tangan
ga dengan keras sengaja membenturkan kepala Aurora ke lantai setelah
melihat sebuah pergerakan di dapur dan ternyata Aurora. E
han sepertinya itu lebih menyenangkan jadi aku memiliki hiburan baru." Ia segera masuk ke dal