Sang CEO Kejam
datang
ng karena dirinya menikahi lelaki yang tepat, lelaki yang selalu mendahulukannya, l
gung jawab yang dahulu dipegang oleh ayah sang wanita. Aurora, dirinya langsung saja mengikuti langkah besar sang sua
ami. Jika melihat rumah dari suami putrinya, pasti orang tuanya juga akan merasa begitu se
ya itu. Walaupun, memang bukan seorang abdi negara, tetapi tubuh Erlangga benar-benar begitu gagah. Erlangga Adipati, dia seorang yatim pi
a sehingga lelaki itu memilih untuk segera menikah agar memiliki pasangan dan tempat di mana d
Tatapan wanita itu benar-benar begitu ter
lepas dari bibirnya, sampai-sampai ia tidak mengetahui p
g bergegas menghampiri mereka, berinisiatif untuk mengambil
ngga. Erlangga melepaskan genggaman tangan dari Auror
ika langsung mengurungkan diri dan memilih untuk menunduk
melakukan hal apapun secara sendiri. Walaupun barang bawaannya banyak dengan satu koper dan sebuah t
menginterupsi. Lelaki itu sudah ber
ah ini. Namun, dirinya tetap diam dan mengikuti kemauan dari suamin
i memijak undakan tangga tersebu
sudah terse
ri suaminya. Terlebih lagi Aurora tidak pernah bero
Aku lelah sekali," ujar Aurora pelan. Ia
b Erlangga tanpa me
." Mendengar deru napas yang tersengal-sengal
saja melanjut
u membantuku?" Aurora akhirnya mereng
ah lelaki yang karismatik itu, tiba-tiba berubah begitu saja. B
tegun sebentar. Apalagi wajah suaminya yang terlih
p suaminya sangat berbeda? Padahal sebelum menikah semua perkataan dari Erlan
dan berulang kali menye
lah dan bersikap acuh. Aurora masih berusaha untuk berpikir positif
gga yang dirinya naiki, tetapi tetap s
mana Aurora berada membuat ia mendengus dengan kesal. "Aurora kenapa sekarang kamu seper
hkan dengan napas yang tersengal-sengal ia berusaha untuk mengerahkan seluruh tenaga
skan sendiri," uja
uaminya itu, lalu dirinya lantas bertanya kepada Erlangga. "Kamarku? M
ruangan itu adalah kamarnya memang
awai gadis polos yang ada di hadapannya tersebu
h polosnya itu. Dirinya belum menge
ika wanita itu, belum memahami apa yang terjadi. Namun, dirinya merasa
inggal
gera masuk ke ruangan yang penuh debu itu. lalu langsu
besar di rumah ini, ini adalah tempat
Namun, sudah lama tidak dirinya gunakan. Hanya menjadi r
ini?" tanya Aurora. Dirinya benar-benar belum mengert
gga begitu humoris. Namun, menurutnya kali ini lelaki itu benar-b
ungkap Aurora. Wajahnya masih men
atapnya dengan wajah bengis. Senyum tipis yang semula wanita itu sukai kini j
an juga serius jika dia mencintainya. Tidak mungkin baru dua hari mereka menikah, r
ernah kam
ap ke arah Aurora dengan marah. Memper
keluar dan melangkah m
ini ia selalu berusaha untuk bersikap baik kepada siapapun. Dan ia berusaha untuk tidak menyakiti ha
gga, setelah dekat ia langsung saja mencekal tangann
i disentuh oleh Aurora. Ia langsung saja menghempas
Aurora!" Suara dari Erlangga benar-benar m
uar dari mulut Erlangga terasa begi
ora yang kembali lagi bersimpuh di lantai. "Munafik, bersembu
nya langsung saja pupus. Hatinya yang
pada seorang psikopat!
metar ketakutan. Bentakan itu sep
a masuk ke dalam sebuah ruangan membiarkan Aurora ya
yang sudah aku
ggung gagah sang suami, padahal dulu ia mengira tubuh gagah itu akan melindunginya, t