No Hearts Available
ndang anaknya yang tumb
lari menuju halaman rumah. Dia menjalankan motor dengan kece
. "Angin dicul
wisata menjadi pilihan terakhir, setelah hampir dua puluh menit mendapati tempat-tempat paling nge-trend diisi para pasangan.
rpaling ke arah lain. Alis tebal itu berkerut ketika menemukan tempat paling wah daripada taman bunga ini, sebuah rumah pohon. S
uk?" Alfa hanya memperoleh rua
uk bersila di salah satu pojok ruangan, terdiam seraya memejamk
mudah mendapatkan gadis untuk dipinang. Sahabatnya itu mulai menjalin hubungan dengan Lona semenjak MOS berakhir. Selepas lulus, mere
eki termasuk wajah yang mudah diminati sebagian besar cewek di sekolah. Bukan hal sulit untuk mendapatkan hatinya. Apalagi Jeki termasuk
jam. Sepertinya bukan masalah jika tertidur sebentar. Lalu, entah kapan tepatnya, jiwa itu benar-ben
*
api yang ingin membakar kayu. Pemuda itu mengucek mata, cuaca benar-benar mengusik mimpi indahnya. Saat gemuruh paling keras,
adi tak beratap. Orang-orang mungkin telah menghangatkan diri pada perapian sedangkan dirinya, meringkuk dalam rum
gini banget, Ya Al
jarak pandang terhadap siluet dekat sungai, seorang gadis. Pemuda itu sontak melotot, gadis itu sudah gila kah sampai hu
yuran langit. Alfa berlari sekuat tenaga. Kedua tangannya terangk
ya. Namun, gadis itu masih setia memandang sungai yang maki
h enak, woi! Jan
bisa gadis itu tak ... basah sedangkan hujan sebegini derasnya?! Dia juga baru menyadari kalau warna putih
*
dengan deru napas memburu. Mendadak dia mati kutu
a. Untuk kedua kalinya, ubun-ubun itu menempel mesra pa
akut itu?" tanya
k orang yang mau bunuh di
a, ekspresi ingin tahu tadi perlahan berubah sendu, "Aku memang membenci
s macam apa yang duduk di hadapannya ini? Peri? Makh
at sinyal bahaya di kepala Alfa mulai mengabur. Dia kembali berucap, "Aku m
laki itu melirik sungai yang meluap-luap, jika dari tadi dia masih di sana, s
apa?" tanya A
nyadari bahwa gadis ini sangat menawan. Namun, sedetik selanjutnya dia menggeleng
at lawan bicaranya mengerutkan dahi, "aku hanya m
ng berusaha gadis bersayap ini sembunyikan. Dia mengangkat bahu, pura-pura p
belum akhirnya membalas ja
lfa meruntuki mulutn
yaannya terlalu basi. Dia berupaya memutar otak, mencari soalan berbob
ang, "aku hanya perlu
fa benar-benar akan menjepit m
membuat Alfa merasa tersinggung, "jika kami mengatakan pada s
fa terperangah, antara
," balas Thea sead
m dengan mulut berkomat-kamit. Perlahan-lahan, cahaya biru seukuran bola tenis muncu
hidupnya akan segera berakhir. Akan tetapi, hanya ada kumpulan kunang-
haya sekali. Dia berniat menangkap salah satu untuk dibawa pulang, ib
an sebab Alfa telanjur memegang hewan