AKU BUKAN WANITA MANDUL!
gan mata yang sudah terpejam, napas wanita itu terdengar
pi Syaqila yang masih didapati sisa-sisa air mata itu den
dengan lirih. Lalu mendaratkan
embaringkan tubuhnya di samping sang istri
ra, kamu akan tetap menjadi ratu dalam hatiku, Syaqila
nggu be
adak menjadi pendiam, bicara pun hanya seperlunya saja. Namun, walaupun begitu, Syaqila ma
n kamu kaya gini? Aku ri
sa Syaqila menyambut kedatangannya. Tapi,
Syaqila terhenti, kemudian wanita itu berbalik,
" pinta Syaqila dengan ra
ndengar permintaan istrinya. Dengan cepat Nusa menggelen
Syaqila tapi dengan gerakan cepat Syaqila menyembunyikan t
g, Mas. Aku tidak siap di madu dan tak akan
ya untuk menikah lagi. Tapi, jika harus di poligami lebih baik ia mundur. Berpisah dengan Nusa pasti sangat menyakitkan, setelah tiga tahun yang sudah mereka lewati bersama. Ba
lagi, melihat Nusa yang sering dilirik oleh wanita lain diluar sana di saat mereka pergi bers
u, aku tidak akan pernah melepaskan kamu, sampai kapanpun kamu akan tetap menjadi
ampai kapanpun semua itu tidak akan pernah terjadi. Tidak perduli dia di
tak bisa menahan amarahnya. Tidak,
jangan pernah sekalipun kamu berharap jika
mengizinkan kamu menika
dari kamu pun, Nusa ak
qila, pasangan suami-istri itu pun sontak bersamaan menatap kear
ita paruh baya itu su
a itu percuma. Mama pikir kamu akan mengerti posisi Nusa dan Mama, ternyata
kamu untuk menikah lagi! Harusnya kamu introspeksi diri, Syaqila bukan seperti ini!" sambungn
ng terzalimi, membuat seolah dirinya korba
alanya, drama apa ini? Kenapa di
, Ma! Mama bilang aku egois? Bagaimana jika posisi ini terjadi pada Mama? Apa Mama akan menerima begitu saja saat suami Mama
pada Ibu mertuanya itu. Entahlah, rasa hormatnya seakan sirna
tunjukkan ibu mertuanya itu pad
menyakitkan. Tapi, hati nurani ibu mertuanya Syaqila itu seperti sudah dige
ihat Ibu mertuanya yang keh
aku masih dikatakan egois?" tany
unya salah, tapi, ia tidak suka Syaqila mem
nita yang sudah melahirkan suamimu ini!" tunjuk Nusa pada dirinya send
u, Mas!" tegas Syaqila. K
yaqila, begitu pula dengan Bu Yanti, namun tatapan wanita itu m
di ia tahan kini tak bisa ia bendung lagi. Air mata itu mengalir deras dari sudut matanya, nyata
? Bertahan terlalu sakit, pergi pun pasti akan sulit. Menginga
g harus aku lakuka
kini tengah duduk berhadapan di r
Syaqila tadi ya,"
Nu! Apa dia lupa kalau Mama ini mertuanya?
Ma. Dia gak bisa mengontrol emosinya i
erai, 'kan? Sudah sana lebih baik kamu berpisah saja sama dia!" titah
enggak mau!
! Menasihati orang bucin
Lara minggu depan akan dila
epat, bahkan Nusa belum mendapatkan izin dari
gu d
ni
usa s
ambu