icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Calon Istri Tuan Muda

Bab 4 Saling Melengkapi

Jumlah Kata:1554    |    Dirilis Pada: 17/05/2024

jut dari arah depannya m

gkangnya ketika melihat sesosok gadis di h

pa k

n terdapat jarak sekitar lima meter. Tapi tidak

andangannya pada sosok gadis itu yang berdiri di depan sebuah pintu. "Tunggu! Kamar

aki mendekat, yang datang tak hanya seoran

is itu sama-sama men

ya bersamaan angkat bicara

a, Fandra," ujar sang nenek

a?" Fandra mena

Kamu juga, sayang," k

perhatikannya karena semua orang tampak memuja gadis itu. Ora

masih terkagum-kagum dengan segala yang ada di rumah itu. Ini seperti mansion klasik yang ada di cerita, dalamnya penuh denga

empuan itu berjalan lebih dulu. Sang ayah merangkul pundak anaknya, me

api perhatian sang nenek, bahkan ibu dan adiknya tampak begitu

cara sejak kakeknya meninggal. Tidak hanya tiga perempuan yang sering kali Fandra lihat di rumah, tapi ju

yak?" Sang nenek bertanya sepa

nyenyak." Itu bohong, tapi syukurlah tidak ada lingkar hitam di bawah matanya ketika

beritahu kami, atau asistenmu jika membutuhkan sesuat

ntara mereka itu. Bungsunya Alatas itu tidak mau

lengkan kepala melihat anak bungsuny

canggung menimp

beda jauh sekali dari semua sikap yang dia tunjuk

buat Vana melongo. Ini pesta? Pikirnya. Matanya membola, memindai setiap makanan yang t

cukup kampungan, pikirnya. Dia menarik kursi di tempat biasanya. Namun, dia sama sekali tidak berp

nenek tetap mempertahankan kelembutannya membuat Fandra menatapnya tak per

adalah keputusan yang dia buat sendiri. Tangannya mencoba mengambil makanan sambil menelan saliva bukan kare

anya sekali dua kali cara makan dan gaya Vana menganggunya meskipun ga

kan semua orang di meja makan itu. Wajahnya

nas," komentar sang adik santai. Dia t

n! Apa maskudnya ini?" tega

ah," balasnya dengan santai. Fandra semak

erhatian tertuju pada Fandra yang bangun dari duduk

g juga!" Fandra menegaskannya. Dia sepertinya marah sekali

pergi dari sana, dan sama sekali

akan bicara dengan

bin

ang labil, kakakku," ka

ut yang membulat. Sang adik mengangguk

nggu jadi mereka tida

ta berkumpul di ruang santai,

ntu," b

sinya sigap membantu sang ibu. Vana memperhatikannya dan ikut bangun. Dia sudah kenyang meskipun hanya

ang ratu rumah menyadark

ut dan duduk di salah satu

n kaca. Dia tampak masih marah meskipun sang ib

dra. Memaklumi kemarahan cucunya itu karena bagaimanapun, Fandra

aik apa yang akan Nenek sampaikan ini, Fandra. Apakah k

api diamnya itu cukuplah sebagai

, sebab kami tahu kamu pasti menolak," kata sang nenek memulainya. Semua orang diam. "Pe

terkejut. Mereka saling tatap d

" Fandra menola

a, dia sungguh shock mendengar

a kali aku bilang tidak akan mau me

ekarang Nenek akan mengatakannya, Vana adalah g

erna apa yang baru s

mpaikannya padamu, bahkan sempat berpikir bahwa Kakekmu hanya asal bicara saja. Tapi bagaimanapun, itu menjadi pikiran sampai kamu mengena

ra percaya kalau mendi

Tapi, Nenek percaya pada kalung ini," katanya mengeluarka

n nenek dengan bandul yang serupa seperti dimiliki Vana. Tangan gadis

hiaskan batu safir biru di tengahnya berada di tangan

ek. "Dan Vana memiliki pasangannya, it

ar semua orang bisa melihatnya. Kalung yang ada di tangan Vivana itu dengan pola-pola serupa pancaran sina

kalung miliknya itu. Dia menurut, dan nenek

nenek fokus pada kedua bandul kalung yang benar-benar

ng tampak

embuat semua orang terkejut dan menatapnya ter

pi tatapan tajam dan sorot m

menikah dengan gadis kampu

bulatkan mata mendengar ap

au menikah dengan tuan muda yang angkuh dan di

a kau ada d

a akan jadi seperti ini. Gil

ak akan membiarkanmu!" ancam Fandra dengan tatapan

tidak semudah

ikejutkan dengan perlawanan Vivina yang ternyata cukup berani membalas Fandra disaat orang lain t

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka