Calon Istri Tuan Muda
ran usianya pertengahan enam puluh tahun. Tangann
run dari lantai dua rumahnya itu hanya me
akan, aku ada urusan," kata Fandra. Dia s
npa kata sang nenek, wanita keturunan China itu menyodorkan beberapa lembar fo
titah sang nenek sembari
, tapi juga ada ayah serta ibu
nek mendengarnya dengan jelas?" kata Fandra dengan nada suara yang meningg
ng ibu meneg
ap Fandra dingin, se
Tidakkah kau sadar bahwa dia telah b
a pada wanita yang menjadi ratu di
au aku tidak akan memaksanya untuk menikah dalam
n suara yang meninggi. Menar
bungkam. Semua orang yang melihat itu sempat te
aktu yang telah dia habiskan unt
epal mendengar per
ndesakku untuk menikah dengan gadis yang sama sekali tidak aku cintai? Sungg
!" sela sa
urun, wajahnya mem
dak akan sudi kalian menikah!" tegas
?" Fandra tak per
bagian keluarga ini lagi! Jadi, kau harus menik
ih tampak anggun dengan rambut tersanggul rapi. Meskipun
!" tegas nenek tanpa bisa diganggu guga
erlaluan!"
sadar," balas neneknya tak mau kalah. "Pokoknya kau harus menikah tidak peduli dengan siapapun
kan kerajaan sialan in
asaan picik itu, hah? Tidakkah kau tah
lama aku tidak melihatnya
natap Fandra yang mulai terbawa emosi. "Aku tidak
anku!" tegas Fandra tak terbantahkan lagi. Dia bangun dari duduk
k digubris oleh Fandra yang mempercepat langkahnya
nya sesak tak tertahankan, rasa nyeri itu menghantamnya membuat wanita yang
dari putra dan menant
akhirnya kesadaran wan
*
a tidak peduli apapun itu, Saya
a di atas ranjangnya dengan s
ntaku untuk menemukannya?" tanya sang istri tidak menger
kan lama karena beliau sudah tidak bisa b
n. Kumohon, temukan kalung itu, kau, akan mengerti permintaanku, sayang," ucap
ngan belahan jiwanya. Air mata menggenang di pelupuk, sekuat
di nikahinya beberapa puluh tahun lalu. "Maaf, meninggalkanmu dengan banyak beban, dan permintaanku yang banyak.
mpah ruah membasahi tangan suami tercintanya yang mulai dingin. Tidak ada k
penghargaan, penghormatan, dan rasa cinta yang begitu dalam, saat itulah malai
melakukannya, melihat Fandra bahagia dengan pilihanmu, maka aku akan men
*
mata membasahi sudutnya. Wanita tua yang meru
nantu menyambu
ang lembut sang menantu yang selalu ada unt
k saja, sayan
pas pelan tapi tak mampu m
dari ranjangnya. Dia kemudian membuka kotak biru tua itu dan tampaklah sebuah kalung dengan bandul berb
lingnya bertahtakan permata. Tepat di bagian tengahnya, tertanam batu safir biru. Dia mengg
kaan batu safirnya dengan tersenyum kecil. W
emiliki dua jiwa yang tak terpisahkan. Sebelum meninggal, dia meng
begitu melihat kalung sambil me
d Ibu
tap sang menantu, membenarkan apa yang dipikirka
dah punya calon p
Apakah sudah saatnya memper
a ragu dalam hatinya sembari menatap kalung itu
Tapi, kita harus mencarinya, dan
rsetujuan
manya. Ibu akan mencobanya, mencari pemilik kalung itu lebi
Fandra itu hanya terdiam, berpik
Mencari pemilik kalung i
mendapat dukungan dari menantu kesaya