Rahasia Wanita Gila
imana
g yang tak pernah ia lihat. Wanita itu mencoba duduk dengan kepala yang masih sangat pusing. Ia melihat sekitar, memastikan k
yala di depannya. Televisi yang sedang menampilkan be
ra saksi, Kecelakaan terjadi pada pukul 07.25 saat jalanan masih sangat ramai. Kedua mobil sedan itu diketahui melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Naa
h mengapa, air mata berhasil lolos membasahi pipinya. Bibir wanita itu j
inya berhasil selamat dari kecelakaan maut itu. Bahkan, Dara tidak sama sekali me
seorang pria yang muncul dari balik pintu. Dengan kaos berwarna putih yang
tanya pria itu deng
orang yang mungkin sedang diajak berbicara oleh pria itu. Namun, Dara tidak menemukan siapapun selain
a dengan perasaan sangat aneh. "Jelas aku bicara padamu,
["C
tanda tanya. Ia tidak tahu mengapa pria yang tak i
i depan Dara. "Aku beli roti. Kamu sarapan dul
ng ada di dekatnya ini? Bukankah ia kini baru saja selamat dari kecelak
! Jangan, Ca!!" teriak pria itu menahan Dar
tu. Namun saat ia mencoba membuka pintu, ia merasakan dunia berputar sangat cepat. Kepalanya sangat pusing,
ncoba membantunya berdiri. "Apa yang kau lakukan, Ca!! Kau belum sembuh 100%. Mengapa mau pergi? Apa yang terjadi?
ap ke arah pria itu. Menatap dari ujung kepala hingga u
ana mungkin aku amnesia? Dan, kenapa dia terus memanggilku dengan sebutan yang bukan namaku! Astaga,
e toilet!" pinta Da
aku akan kembali memanggil perawat
n menuju toilet, tentu saja dengan pria itu yang
menatap ke arah cermin yang berada diatas wastafel, Dara tidak melihat dirinya sama sekali. Melainkan seorang wa
wajahnya, berharap ini hanyalah mimpi. Bahkan wani
Si-sia
k, namun ia masih sangat kaget den
?" pekiknya dari d
ak! Bra
s tiga kali. Disambung dengan
pa? Kau baik-baik
masih terkunci. Pikirannya kacau saat ini. Semua oran
kanya. Muka khawatir langsung ia lihat saat itu juga. Menatap ke
khawatiran pria yang ada di depannya. Tidak, pria itu tidak khawatir kepada Dara. Pria
k saja kan, Ca? Ka
itu ingin memeluk Dara. Namun, tangan
itu. Mengapa ia bisa sampai pada tubuh wanita lain? Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia pasti
diruangan itu, kembali m
embali, pak. Apa masih ada yang harus
pkan terimakasih kepada kedua perawat, "Tidak. Jika nanti saya membut
Pria yang kini duduk di sofa tepat disampingnya, dengan ekspresi yang masih khawatir dan tangan yang
erada di tubuh Dara. Tenang, jangan buat kekacauan Dara.
SEMPATAN MEMBALAS DEN