icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

RESTO GM

Bab 5 Bagian 5 : Kalila

Jumlah Kata:2248    |    Dirilis Pada: 25/04/2024

n malah membuat dia batuk tanpa henti. Seorang perawat membantu menegakkan bed tempat Kalila

san lagi," kata perawat itu, sedikit me

nya perawat itu lag

tahu kami, ya?" kata perawat itu pada Kalila, "mohon bantuannya, ya,

s

ta

ia itu mendekati Kalila. Ah, ternyata wajah mereka terlihat begitu bersih, begitu teduh dan begitu menenangkan

iapa?" tanya wanita cantik be

ila," jaw

la keheranan. Matanya membu

tanya As

gkel. Sekali lagi Asma berwajah keheranan dan sedikit takut. D

Coba tanya lagi, tetapi diminta menjawab dengan bahasa tubuh saja, anggukan a

. Kalau mendengar perkataan pria itu, berarti mereka tidak mendengar a

nganggu

arang Legi?"

kan Karang Legi. Kalila bertambah panik, dan di

pria yang paling tinggi diantara mereka. Sem

h

ucu sekali, dan tiba-tiba saja Kalila merasakan gelitik geli di bagian perut y

a pria itu. Dia membawa

itu, oh, ya, kenapa tidak dipikirkan

ia perlahan. Dia memberik

ama mbak di sini, y

a menulis pada sebuah pesan WA. Kalila membaca sekilas n

dang keheranan ke arah pri

ik pria itu lagi. Kalila m

a Rah

so, nomor 36,

ampai ke kepala Kalila. Rasanya hampir sama seperti kesemutan. Kadangan juga bergetar

k pri

ngar suara yang seakan ber

tikanmu! Kalau kamu bisa mendapatkan pria itu, kamu t

keher

au dijadikan tumbal?

ngan heran. Mereka memandang Kalila ketakutan

anya pada Kalila. Wanita bernama Asma itu mengang

u. Beberapa pria yang lain menggoda Fiki, dan entah kenapa ejekan dan go

marah dan sekali lagi membuat para pria itu keheranan. Aneh, mereka tida

alah mendekati Kalila dan

angan kayak kucing kawin gitu, dong!" kata pria itu

keterlal

ul. Aku

ya, jangan

usaha bangun, tetapi tubuhnya sangat lem

cukup berat. Jangan suka memaksakan kehendak seperti itu. Nanti gadis ini bis

ak sedikit kecewa dan kemudian kembali pasrah di bed-nya. Mata Kalila tetap memandang ke arah Fiki dengan lekat, membu

a nam

g mencari informasinya. Rumahnya

arang Pandan dan Karang Legi, dua daerah yang

*

ca alamat seorang wanita yang a

a yang menunjukkan aktivitas gaib, dan tempat-tempat lain s

gan keberadaan kita, sehingga fenomena kegaiban itu munculnya kalau tidak di Tintrim, Karang Pandan, Karang Nangka ya, Karang Legi. Iya, ka

k. Jadi, nanti fenomena gaib yang muncul akan semakin merata dan kamu akan lebih jauh eksp

ata Fadli, Salma itu seperti ibunya. Kebanyakan akan ber

elewati air mata dulu. Agak sedikit membuat

, sebelum Fiki mengatakan bahwa dia akan berekspedisi, wajah Salma seakan sudah tahu kalau Fiki pasti akan meminta izin tentang ekspedisi. Salma ak

inya kalau berekspedisi. Dan Nurul Islam punya tanggung jawab sebagai pemimpin pesantren sehingga jara

slam. Dia sengaja memandang Fiki dengan provokatif dan akhirnya Nurul Islam tertawa terbahak. Fiki diam saja, dia tah

pedisi adalah hak mutlaknya, jadi menurut Iqbal, istrinya tidak berhak me

tadz melaksanakan kewajiban ustadz sebagai suami dan bapak!' dan saya tanya kewajiban sebagai suami yang mana yang belum saya tunaikan, dan Naimah malah menangis. Dia bilang semua kewajiban saya sebagai suami sudah saya tunaikan dan dia tidak bisa menghalangi saya untuk berekspedisi ...." Iqbal berhenti sejena

i tentu saja pasangan yang mereka hadapi berbeda-beda dan membutuhkan penanganan

tkan Fiki yang sedang melamun sambil membaca

gkah, tiba-tiba Kalila bangkit, nyaris seperti melayang, dia menghalangi lang

t Kalila tidak bisa bicara, padahal sejak tadi Kalila bisa diajak bicara. Fiki memejamkan matanya dan be

tanya Nurul Islam. Fiki men

sa bicara karena jin itu, Rul. Kita ruqya

adiknya mendekati Fiki. Kalila mengg

dan tidak bisa memahami apa yang kamu katakan. Bicaralah yang benar!" se

Kalila terduduk lemas, Fiki batuk

ah itu dan meminumkan air itu secara paksa kepada Kalila. Kalila terbatuk dan memberontak liar. Nurul Isla

baringkannya di atas bednya lagi. Beberapa petugas cleaning service membersihkan kamar Kalila. Nurul Islam membe

ut dan khawatir Fiki tidak bisa mendenga

sa mendeng

menga

uara Mbak Kalila. Benar, kan, saya ber

menga

saya bisa sampai ke Karang Legi, Ust

ahulu, mungkin kakak saya yang akan bercerita, karena dia yang ikut menemukan Mbak Kalila," jawab Fik

z Nurul Islam," kata Nurul Iman menunjuk kepada pria yan

ia mengira Mbak Kalila akan bunuh diri, dan Mbak Kalila langsung jatuh dari tebing itu dan langsung tepat tenggelam di sungai Asem Legi. Kami langsung membantu mengevakuas

ngguk. Dia b

nya masih makan di Resto GM, dan tiba-tiba saja saya sekarang

rasa sa

k Kalila coba cerita," bisik Fiki. Kalila mengangguk pelan. Dia ber

lampunya menyala kemerahan. Saya kira itu lampu darurat, kemudian saya berniat keluar dari kamar mandi ... lalu ... lalu ... saya melihat mahluk itu, Ust! Mahluk berwarna merah seperti ... seperti setan merah yan

i lagi, Kalila mengangguk, "lalu

an, Ust, dan pintu keranda itu dibuka dan sepertinya saya dibius dan ketika saya sadar saya sudah memakai baju pengantin adat Jawa," cerita

ara takjub dan heran, juga sedikit was

di Karang Pandan, Mbak?" ta

sekali," jawab Kalila, "saya bel

ikir. Dia

pulang ke Karang Pandan, jangan khawatir, ya, Mbak," kata

ungi pria-pria berambut panjang itu

m dan Fiki dengan agak kebi

ntar lagi kita akan segera ke Karang

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka