icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PPKM (Pelan-Pelan Kamu Menerimaku)

Bab 5 [5] a

Jumlah Kata:2186    |    Dirilis Pada: 12/04/2024

di Bandung, sebagai fokus matanya kini. Semuanya hampir menunjukkan garis yang sama. Dua. Rasanya

! Semalaman memang. Tapi digempur gila-gilaan gitu." Jess memijat pelipisnya. Mel

Tidak.

yang menyebalkan itu? Argh! Jess memekik setengah gila saking tak pernah menyangka, mereka benar-benar lekat

alau ada sesuatu yang

aat ini.

atu sama lain. Tak jarang, membuat orang di sekitarnya mengira mereka adalah musuh abadi. Siap berperang dengan senjata tajam juga benda-benda yang ada di dekatnya

jadi. Hanya nada yang cukup tinggi

ni enggak salah. Yang salah gue." Lalu tangannya sontak mengusap perutnya yang masih rata ini. "Hai, Po. Kamu hadir buat temani aku, kan? Aku bakal

ia harusnya dirudung kebingungan justeru menyikapi hal ini

asti!" Jess segera keluar dari kamar mandi. Suara b

A

ngin ke

pria itu segera menyingkirkan Jess dari amban

Bar! Tung

terla

laskan i

rusan lo!" katanya demikian dingin. Di mana apa yang ia ka

e toilet dulu. Saya masih mau jag

uma. Tak lama berselang, Xena masuk. Dengan wajah pol

lo ajak

na boleh gue sendirian p

cec

a gue?" Lalu mata Xena terfokus pada benda yang ada di genggaman Jess

ng mana belum sempat gadis itu sentuh. Membua

es

n apa

. Lo enggak bisa

ga

ss. Saya m

*

enar-benar hamil

Anak k

amu samakan saya de

tasi bola

narik tangan Jess walau gadis itu memberontak. Arslan sudah sangat biasa kalau gadis itu menampil

api Arslan pernah sekali merasakan betapa sifat galak Jess ini tanggal. Seiring dengan pakai

lo bicara

s ketimbang

kap. "Apa? Tanggung jawab denga

h. "Kenapa?" Hanya itu ya

Tentang kita," Jess menekankan sekali kata-katanya. "Kita enggak pernah akur, selal

jui apa yang Jess kat

Sorry to say, enggak. Gue enggak mau. Gu

ya ayahn

ng lo nengok

P

gusap kembali perutnya penuh s

ndut kaya

ayak gitu lo mau kita nikah? Lo aja

kan kecuali tergelak kembali. Kali i

ketawa. Harus

gaimana, Jess? Kamu bic

apa yang tengah mereka alami ini adalah sebuah kewajaran dalam satu hubungan, membuat Je

dengan segera. "Serius? E

a? Yang mati dalam hitungan men

*

l anak saya. Kamu mau pesta seperti apa, kamu bisa pilih dan tentukan

k tadi ia usir tapi tetap bertahan di posisinya duduk. Di ruang tamu yang ia jadikan meja

ngan ganggu gugat apa ya

saya itu bur

h-jauh-jauh lebih seksi. Dalam arti seperti ini. Balutan kemejanya selalu membungkus tubuhnya dengan apik. Wajahnya memang Jess akui, menarik.

dan Jess mau tak mau mengakui hal itu. Walau sering kali menjengkelkan saat mereka masih berad

coba lo tanya ke

. "Buat saya se

berkerut jad

spontanitas kalau bertindak, tanpa berpikir, ta

rslan yang tertawa. Tak puas sampai di situ, Jess mendekat. Melayangkan

Jess.

ak?! Seenak

semangat sekali seolah tumpukan rasa kesalnya sengaja disalurkan pada saat

terengah. Agak gerah juga dan segera saja ia sambar minum yang ada di meja. Hingg

ah. Ini kan a

n akan mengalah jika berkaita

a menormalkan napasnya. Entah kenapa ia menjad

buat Jess menikah dengannya. Agar bayi yang ada dalam perut jess bertumbuh baik walau Arslan yakin, Jess tak akan macam-macam. S

gue." Jess berkata dengan suara lirih. Ma

mengetahui perubahan dari Jess, s

tu meng

a? Kamu belum periksa k

ggeleng. "Enggak mau. G

kamu sayang sama Po, kamu nurut

icekik dan napasnya makin pendek. "Ini gue ka

menggendong Jess. Yang mana gadis

ri mendongak ketika ia sudah me

Lebih pentin

-ta

a kembali pulang ambil barang yang kamu butuhkan. Sekarang yang pa

ess men

u saya tiba-tiba ciu

am

h baik disimpan energinya sampai kita di rumah s

*

dengan wanita paruh baya itu, kesan dingin juga tak bisa sembarangan berkata, mengua

kit ini memang enak dan membuat nafsu makan Jess naik ribuan kali lipat. Sungguh. Sajian yang pihak rumah sakit sediakan

ruangan-ingatkan Jess betapa orang kaya itu memang seenaknya bertindak. Jess ditempatkan di ruang VVIP di mana fa

elelahan walau Jess mengerutkan kening lantaran ia tak melakukan apa-apa selain memasak

menjalankan roda dengan baik. Tak ada kendala berarti di sana, sepert

elat minum vitam

ya memerah tanpa bisa ia cegah. Tak berani lagi sekadar diam-diam memperhatikan betapa

ya. Meraih tangan Jess yang saling tertaut itu dan menggenggamnya

bermula. Tidak. Jess menggeleng pelan berusaha sekali menyingkirkan apa yang ti

kenapa

perkataan selanjutnya dari wanita yang elegan mengen

u. Kamu sebentar lagi jadi menantu Ma

ngo. Bibirnya

sudah tau mengen

Y

n kamu. M

lagi-lagi menghela napas pelan. geraknya m

kenapa Mami mera

"Wah, Mami kayaknya perlu sesekali berada di tengah kam

s. Dunia Laras kecil lingkupnya. Hanya sebatas belanja, bersosialisasi ala kadarnya, akrab dengan model ca

ketajaman sorot yang tak main-main. Belum lagi tubuhnya yang semampai. Terasa pas jika gadis itu tengah bersama putra kesayangannya. Dan satu ha

an mengenai betapa menyeba

-sama di meja makan. Mami masak. Atau kamu yang mau

tapi mana mungkin, kan? Jadi lah ia hanya mer

pernikahan model seperti apa. Seperti Xe

nik

t menjuntai berantakan. "Jess nanti diskusikan maunya apa, ya. Dan kalau b

kata lanjutan untuk

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka