Mencintai Kakak Sahabatku
i tubuhnya. Di sekitar makam pendeta baru saja mengakhiri doanya. Semua membubarkan diri dalam keheningan. Seseorang pr
bicara. Bawa dia ke mobilku!" perintah
itu berusaha melepaskan diri ketika dua orang pengikut
u pria itu. Gadis itu akhir
lama kemudian pria yang memberi perintah itu pun masuk ke bangku pengem
endiri!" ucap
p wanita berambut coklat itu dengan nada
pria itu melepaskan kaca matanya. Ta
tanya wanita yang bernama Sofia melirik gadis yang k
li bersama adikku sebelum kecelakaan terjadi," ucap pria itu tanp
ke kantor polisi. Kau tak perlu mengotori tanganmu," ujar Sofia memandang pria itu dengan prihatin. Hilang
ya mendengus
," serunya kini dengan sudut bibir berkedut. Dalam
h ruang. Hubungi aku kalau kau butuh sesuatu," seru wanita bermata coklat
unangannya itu. Ramon memberikan isyarat pada mobil di belakangnya agar segera k
an sebuah Bungalow. Pria berbadan tinggi dan tegap itu seger
amon mencondongkan tubuhnya dan me
skan cengkraman tangan Ramon. Pria itu tak menggubris ucapann
Ia segera membukakan pintu untuk tuanya
iak Ramon pada pelayan t
s itu ke sebuah sofa panjang. Gadis itu terkesiap mena
er itu mengusap tangannya yang terasa
? kau puas sekarang melihat Marco tewas?" sembur Ram
edih," sahut gadis itu mencoba untuk tetap tenang. Ia tahu yang paling kehilang
ahnya. Gadis itu bisa merasakan nafas Ramon menyapu wajahny
an adikku dalam pergaulan sesat. Kalau tak mengenalmu pasti ia masih baik-baik saja sekarang," kata R
ak timbul iba di hatinya tapi itu tak berlangsung
atkanya. Kami hanya bersenang-senang dan aku tak tahu akan jadi seperti ini,
tiduri? berharap pria kaya menjadi sugar daddymu? Apakah kau mencoba menjadi sugar baby adikku?" bentak Ramon menyeringai. Ia bisa melihat denga
juga sangat sedih sekarang ini. Bisa-bisanya di hari berkabungnya Ma
Rahangnya mengeras. Matanya
ni gadis bernama Ganis muncul dengan penampilan aslinya. Berambut cepak, hitam legam seperti pria. Ia memang memakai rambut palsu hanya untuk membuat Marco senang hari itu. Ram
AAK
i Ramon. Pria itu terkesiap. Matanya kian menyipi
? apa kau suruhan seeorang? kau ingin menang taruhan? Kau ini beneran wanita
ku tahu kenapa Marco sering main keluar. Kakaknya ternyata seorang monster!" teriak Ganis menepis tangan Ramon. Dengan segenap keberani
kebas. Darah menetes dari bibirnya yang robek. Kepalanya terasa berputar. Ramon segera mera
eriaknya dengan s
kalau sebagai kakak ia telah gagal membuat Marco bahagia dan nyaman bersamanya. Kedua orang tua mereka telah meninggal dunia saat Ma
ranjang. Hati Ganis mencelos. Apa
beringsut ke sudut ranjang saat
empertahankan kain yang melekat pada tubuhnya sekuat tenaga. Ia merasakan bibir Ramon in