SAMANTHA
atau enggak sih? Kalau emang enggak
*
ma panjangnya di sebut. Tanpa berbalik menatap siapa yan
Kamu nggak lihat ada mama sama papa di sini!" be
ring. "Lebay," uc
orang di depannya itu. Anya membanting pintu kamarnya melempar tas di punggungnya ke
Ia mengusap air matanya kasar, Anya tidak ingin menan
brua
braham mengetuk pintu k
ATAU SAYA DOBRA
wajahnya. Setelah memastikan ia tidak terlihat
ak
nak kura
erdarah, Anya menatap lekat ke arah papanya. Wajah pria paru baya yang sangat mirip denga
ah sini belum. Ayo tampar lagi, tam
TIDAK MENYETUJUI PERNIKAHAN SAYA SETIDAKNYA H
kan jadi mama Anya. Mama Anya
a tangannya mengepal ia mena
h nggak ada. Papa nggak bisa mukulin dia lagi sekarang gantian Anya. Pukul Anya, pukul semau pa
papanya memperlakukan mamanya. Sangat buruk! A
h, mama tiri Anya menahan tangan Abr
k usah sok baik lo sama gue, lo pelakor yang udah hancurin kel
sentak A
tu. Anya membanting semua barang-barang di kamarnya. Anya mengambil foto keluarganya yan
y
KALIAN SEMUA!" te
s melampiaskan amarah dalam dirinya. Anya lelah, hidup di r
r
yang berdering melihat
nth
antha ke
gera menghubungi Anantha di panggilan ketiga baru nomor itu tersamb
jemput Anantha di rumah sakit? Mama sama papa lagi
i mana keberadaan pria itu di saa
ar. "Anantha nggak tahu, nomornya nggak aktif.
t hal buruk menimpa sahabatnya, meski saat ini dirinya sedang tidak baik-baik saja, m
kebencian yang teramat saat motor yang dia kendarai berpapasan d
a!" cetus Anya yang ia tujukan pada Sam
aku. Dia habis nemenin a
sama lo ya! Gue peringatin sama lo Samuel pacarnya Anantha, nggak usah ganjen jadi cewek. Nyo
terlaluan!"
in cewek ini dan biarin pacar lo sendiri kesakitan di rumah sakit. Stres lo ya!" Anya l
adi kehabisan baterai. Untungnya Viola membawa powebank sehingga Samuel bisa men
an
Anantha
pergi. Kentara sekali jika ia sangat khawatir begitu membaca pesan dari Anantha. Sa
sangat spesial
*
l 22.00 malam. Anantha memaksa untuk pulang dan tidak ingin di rawat di rumah sakit apalagi sampai opnam
al jarak rumah Anya dengan tempatnya saat ini tidaklah jauh. Lima menit sudah sampai, bodohnya bukan menunggu di dalam Anantha lebih memilih menun
ngan motor sport merah berhenti di dekatnya melepas helm
di sini?" ta
a lo, kalau gue bilang karena kebetulan, itu terlalu k
dengan Zero. Padahal Anantha tidak menyukainya, bukan membencinya. Hanya
eorang yang hatinya kini tengah ia jaga terluka karena itu. Anantha sangat menjaga hatinya bagaimana
emang kesengajaan. Gue nggak perduli, intiny
n gue?" tanya Zero dengan sorot ya
ro dengan tegas. "Karena ada hati yang harus gue
gat menjaga perasaan dia, apa dia juga melakukan hal yang sama? Apa dia juga menjaga perasaan lo dengan nggak deka
capan Zero. Siapa yang membonceng dan siapa yang di bon
ik melihat Anya yang datang
in jadi gue dorong dulu buat ngisi!" u
usai lantaran menyadari mata Anya yang sembab. Anantha
reka jaha