JERAT PESONA PRIA 21 CM
eras rumah. Aku mempercepat mengaduk kopi ditanganku, lalu buru buru membawanya kehada
a habis mas," ucapku dengan nada lemah lembut. Mas Evans melirikku sekilas, ke
nggak punya ongkos jalan nih. Bagi gua duit donk! Nanti kerjaan kelar langsung gua gant
di ajak mas? Kita kan baru aja menikah?" T
ti kapan kapan gua ajakin elu kerja disono, kalo elu udah siap!" Hardik mas Evans sembari menatapku tak suk
ang ibu kota saja, 'pikirku masih beru
anya bertemu dengan mas Evans pertama kali saat Pak Mansyur membawanya untuk melamar ku, dan dipertemuan kedua kami langsung menikah. Jadi ini yang membuatku agak shock dengan sikap dan gaya bicaranya
et. Aku buru buru masuk kedalam kamar dan mengambilkan sejumlah uang yang dia minta. Padahal uang tersebut ad
mas beri ke aku. Jadi itu seratus persen hakku!" Tegasku sembari menyerahkan ampl
al. Senyum tipis tersungging dibibirnya. Mas Evans menyobek ujung amplop itu lalu mengeluarkan lem
ergi dulu!" Ujarnya sembari mel
arus Salim cium tangan mas dulu!" Gerutuku sambil menyodorkan tangan. Mas Evans mengulurkan tangan dan langsu
gi dengan tergesa gesa. Diujung jalan sudah a
mbawanya ke kota atau grab yang sebe
sini. Bapak dan ibu mertuaku sedang pergi kesawah. Sedangkan T
dan bersih bersih kamarku saja. Aku memasuki kamar yan
r pengantin yang masih menjuntai la
sejak kecil mas Evans memang memiliki paras yang tampan dan juga menggemaskan. Tak heran
uasai pikiranku. Tak perlu izin untuk membongkar dan melihat liha
h dengan alat alat fitness portabel, barbel, Sling tali dan juga deretan
utebak pasti suplemen pembentuk otot. Pil pil berwarna biru me
sebanyak ini?" Gumamku dengan mata terbelala
nya sulit sekali menyimpulkan sesuatu yang baik, untuk apa s
*
V E
tak jauh dari teras rumah, d
ya. Terlebih dia wanita baik baik yang kurenggut Keperawanannya dimalam pertam
s3x bebas, bahkan kini, berkat senjataku yang besar dan panj
emi mendapatkan uang! Ditunjang dengan penampilan fisikku yang tampan nan gagah, membuatku banyak diburu
lkan dari sesuatu yang tidak berkah selal
enjadi seorang gigolo cukup banyak. Aku terjun kedunia bisnis
ergiur dengan bisnis investasi yang menawarkan keuntungan berlipat lipat. Setelah aku menyetor sejumlah uang yang rencananya akan kupaka
rus saja memburuku. Puncaknya para debt colektor itu bahkan menyatroni rumah ke
ih menjadi besan, bapak meminta kerja sama mengelola sawah milik pak Yusuf. Tanpa mertuaku ketahui kalau lahan
a. Namun bukan berarti masalah selesai. Aku masih harus melunasi hutang hu
r Tante Lisna yang duduk disampingku semb
hanya lagi kepikiran s
n butuh uang lagi buat berobat?" Tanya wanita b
g wajah murung dan s
ma juta, cukup?" Ujar Tante Lisna lagi dengan mi
mengelap air mata. Ya, aku hanya perlu berpura p
nin Tante dulu malam ini sampai puass!" Ucapnya lagi sambil me
ya dua jam jarak rumah ku dirangkas Bitung ke jakarta. Pukul lima sore hari,
urun lalu melangkah masuk ked
*