Kau Madu Aku Kuselingkuhi Dirimu
esia. 7 Maret
il mewah lainnya yang tengah menanti giliran di antrean drive-thru. Clara, duduk di dalam kendaraannya yang
a dengan suara yang tenang dan penuh pesona. Mobilnya melaju perlahan di antrean dri
ni..." lanjut Clara, sembari menyodorkan black card dengan aura kemewahan
baik..." ujar Surya dengan penuh rasa te
, Nyonya itu memang se
ucks melalui jendela, cahaya matahari pagi memantulkan sinarnya menembus kaca mobil mewahnya. Tak lama kemudian, aroma harum kopi sega. "Astaga..." serunya, dan dengan cepat meraih segelas frappuccino yang disodorkan oleh Sury
urya, memecah keheningan. "Kita akan ke ya
nis, "Hey, mau kupecat atau bagaimana? Aku ini kepala
menyeruput secangkir Frappuccino,
kah Nyonya sudah siap mengurus bayi?" god
kan menyumbangkan donasi sebesar lima belas miliar untuk hadiah
utnya terbelalak, "Aa... aapaaa?
u, Nana?" tanya Clara, mera
r, mengingat Nyonya setiap bulan sudah berdo
tanya Clara lagi, ingin mendengar pe
Nyonya" jawab Nana dengan tegas,
miliar saja..." ujar C
ngnya membuat keputusan seperti itu?" desi
tanya Clara, mencoba men
namun senyum kecil menghiasi wajahnya. Suasana ringan dan humoris itu mew
el yang menggema di dalam mobil mewah. "Halo, selamat pagi,
Ada apa ya?" jawab Clara denga
nda dahulu, karena saya ada urusan menda
balas Clara, tetap
arnya ya, Bu Clara," ujar Ha
mendadak itu lebih penting" jawab Clara d
an. "Sudah sampai Jakarta Pusat, tapi Bu Hanum ada urusa
ntor Tuan Samuel?" usul Nana,
ks, bisa dibagikan pada karyawan" ujar Clara penuh dengan s
elah beberapa puluh menit melewati keramaian Ibukota, mobil mewah itu tiba tepat di depan gedung Wijaya Group. Cla
!" sambutan hangat terde
kabar?" tanya sal
a sehat selalu" s
at cantik" puji
karyawan saat Clara melintasi
"Nana, taruh semuanya di sini" pinta Clara, m
pada seluruh karyawan, memberi mereka kesemp
ma kasih, Nona. Anda begitu baik!" "Terima kasih, Nona." "Anda sangat dermawan," begitu ucapan terim
ntu kantor terbuka di depannya, ia memasuki ruangan yang seharusnya disambut hangat oleh kehadiran sang suami. Namun, rupanya suaminya tak ada di sana, hanya
uangan dan mengamati sekelilingnya. Merasa penasaran dengan kegiatan yang suaminya lakukan selama bekerja di kantor. Di dalam laci meja yang rapi, beberapa
meraih kartu tersebut, dan ekspresi cemas mulai melintas di wajahnya. "Untuk apa, dia menyimpan ini?" pik
t tangannya dengan rapat di depan dada, dan terus mengayunkan telapak kakinya, menandakan kecemasan
kah berat, ia melangkah menuju kamar mandi, dan di sanalah, kejutan lain menanti. Celana dalam wanita berbentuk segitiga menggantung
*