icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pedihnya Luka Yang Kau Berikan

Bab 4 Api Cemburu

Jumlah Kata:1029    |    Dirilis Pada: 28/02/2024

jawaban aneh dari sahabatnya itu. Dia baru saja datang, tapi bukanny

a," ujar Luna dengan suara yang meninggi, seol

kesal dengan sikap Luna yang seperti wanita tua yang menyebalkan. Na

rasa kesal Nikita langsung hilang. "Kamu lagi ada masalah sama calon

bah serius, seolah-olah dia memegang kartu As andalannya. Da

um-minum, ya," pinta Luna dengan s

ajam. Terlihat jelas kantung mata hitam yang besar di bawah mata Luna. Awalny

u...?" tanya N

anti pakaian dengan cepat. Setelah itu, Luna keluar dari kamar dengan tergesa-gesa. Dalam keadaan bingung

*

angkan minuman mewah itu ke dalam gelas-gelasnya dan meneguk dengan cepat. Begitu habis, dia menuangkan lagi. Nikita hanya memperhatikannya dengan serius. Dia mencoba

a tak tahan melihat Luna terlihat se

gutuk. Dia melepaskan lengan yang digenggam oleh Nikita, lalu dengan ce

ran, dong!" rayu Nikita. Wajahnya terlihat se

ya terlihat lebih dewasa dan pengaruh alkohol dari minuman itu

ah memiliki beban pikiran setiap hari," ucap Luna kemudian. Dia tersenyum

Kamu terus-terusan mengatakan i

eb. Bisakah kamu menjaga rahasia terbesarku?" Mulutnya terbuka

lan! Bukannya kita selalu saling menjaga rahasia? Rahasia apa sih itu?" u

kosong dan Luna menuangkan lagi. Lalu dia menjawab, "Pernahkah kamu melihat aku bers

*

skipun bukan malam Senin. Pukul setengah delapan, mereka naik ke panggung rendah dengan l

dut yang agak gelap. Meski terlihat oleh Nikita. Sementara sang vokalis melamba

atas panggung. Setelah sebentar berada di belakang panggung, Nikita seger

. Sebaliknya, Nikita terkejut melihat wanita imut di

sapa Dinda dengan senyuman sambil

butnya. "Terima kasih." Kehadirannya

e dengan batuk-batuk kecil. Sejenak, pa

a pulang secepatnya. Bahaya pulang malam t

sampingnya. "Hei, aku masih di sini, lho," batin Nikita kesal. Dia menggenggam tangannya

it gugup. "Tenang saja. Aku akan pulang bersama teman," jawa

saat dia menerima tatapan tajam yan

guslah," kata R

us karena kedatangan Nikita. Dia berusaha untuk teta

amu bisa cek, jika tertarik dengan proyek ini, hubu

ahan senyumnya. "A

ian pergi kembali ke teman-temannya di meja lain. Ra

. Kebetulan saja bertemu di sini. Dia hanya menawarkan kerjas

dikit dari Ray, kemudian men

Ray menunjukkan penyesalan, tapi ternyata tidak. Pria

l mengangkat bahunya. Dia menyisir rambutnya dengan jari, memperlihatkan senyuman genitnya. Di

tapi dia membatalkan niatnya untuk protes. Dia dengan sekuat t

" balas Nikita dengan nada yan

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka