icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gadis Barbar dan Cowok Cupu

Bab 4 Benjol

Jumlah Kata:1810    |    Dirilis Pada: 23/02/2024

aru ia masuk, kakaknya sedang memiringkan ponselnya, dengan earphone yang ia pa

era, menatap adiknya yan

tnya di bibir ranjang, dengan penasaran ia meraih ponsel yang adikn

Ameera, ia melampar ponse

ech kening gue," protes adiknya. Ia meringis nahan nyeri,

, ASYU!" Ameera masih memaki, sedangkan Nizar, ia masi

kak tau aja," jawabny

deo kek githu, bangsat!" Ameera masih kesal, Nizarpun mere

pak guru fisika yang sedang bercinta di gudang sekolah dengan s

as dan berair. Bukan menangis, tapi berair sih saking sakitnya kena lemparan HP yang harganya tidak murah, "Kakak nggak tahu, kakak'kan baru masuk sehari," Jawabnya. Lalu ia meraih kepala adiknya, yang keningnya jadi benjol, "Tungg

n meniup lukanya supaya tidak merasakan nyeri, Nizar yang di perlakukan lembut

urkan dirinya di kasur sebelah kakaknya, "Baiknya bilang Daddy ti

yang tidur di sebelahnya, "Itu g

namanya Pak Farid," Jawabnya, ia sudah

embut di telinga Ameera, lalu ia menggeleng menatap adiknya yang sudah tertidur di ranjangnya. "Laah, dah molor," gerutunya, Ameera kembali menatap ponselnya, Membiarkan ponsel Nizar yang ma

*

dari luar Jawa. Ia rindu dengan ke empat anaknya yang memang akh

shalat subuh jamaah," suruh Rehan, ia yang baru saja

kamar mandi, sebab ada panggilan alam. Rehan hanya geleng-geleng kepa

r yang juga baru pisah kamar setelah lulus SMP. Kamar yang pertama ia buka kamar Nizar, ia yang ada di kamar pojok dekat tangga. Namun saat masuk l

dur dengan Niz

ri bungsunya yang kini sudah kelas 6 SD sudah bangun. Iapun segera pindah ke kamar sebelahnya, menyalakan lampu utama dan melihat Nizam yang menggeliat di atas ranj

enggeliat, lalu membuka matanya pelan, menatap wajah laki-laki yang usianya hampir 40 tahun namun m

dan memeluk Ayahnya yang duduk di bibir ra

di mana,?" Tanya Rehan, saat melepas pelukannya. Nizam me

pisah kamar, D

gulas senyum. "Nizar nggak ad

Rehan sedikit terkejut. Namun kemudian ia bisa meng

, terus kita kumpul di mushola. Bentar lagi adzan subuh

a langsung beranjak dari kasu

rtutup, sudah menjadi kebiasan keluarga kecilnya bangun sebelum subuh,

untung putri bandelnya yang kelewatan bandel tersebut memang tidak suka memakai pakaian seksi, sehingga meskipun selimutnya tersingkap, tidak masalah, sebab Ameera memakai baju tidur lengan pendek dengan celana panjang berbahan lembut itu. Rehan merasa heran melihat ponsel yang masih di biarkan tergeletak di karpet lantai tersebut, ponsel mata tiga keluaran terbaru warna navy, sudah past

lak, tidak menyangka putra kembarnya me

ke Daddy ini apa?" Reha

ngantuk," jawabnya t

gkan tubuh putranya, membuat Ameera yang di sebelahnyapun akhirnya terbangun, ia mengerjap-ngerjapk

baru liat Daddy," Protesnya. Bibirnya manyun. Rehan menghela nafas, dari bayi Ameera memang lebih dekat de

Daddy mo bicar

masih sangat ngantuk, sedangkan

menatap Ayahnya tak paham. Lalu ia menggeleng, dengan mengerutkan kening, kembali Rehan di buat pe

am dengan maksud ayahnya. Rehan memejamkan matanya, mengum

r merasa bingung

mulut, "Adek tak sengaja mendengar suara aneh dari

t melihat kemarahan Papanya, ia menenggelamkan kepalanya dalam da

k ikut upacara, tapi pas jalan lewat depan gudang sekolah ada suara aneh, kek Daddy sama Mommy kalo lagi di kamar berdua, Aauh!" Teriak Nizar,

, ya. Jelasin yang ben

" terangnya. "Nizar sudah bicara sama kak Amir, makanya Nizar sama kak Amir lagi bingung, mau

s?" Tanya ayahnya, Niza

elum Papanya mengomelinya. "Maafin Nizar Daddy, Nizar janji nggak bolos l

ti luka lebam di keningnya, yang nampa

n Ameera. Rehan menghela nafas, ke empat putra dan putrinya memang di jaga ketat olehnya, selalu memantau putra pu

lagi, takutnya tidak hanya satu yang

nak Daddy di jauhkan dari hal-hal yang buruk." harap Reha

" panggil Reha

," Jawab

angi kelakuan bar-barmu, siapa kakak kelas yang sudah kau mandiin bak

enal," c

a sekolah di sana. Rehan diam tak menanggapi, ia tahu Dira anak dari rekan bisnisnya. Ya memang orang tuanya juga sangat memanjakan

ubuh, kita shalat jamaah, nanti sekolah Daddy anterin. Biar nanti kit

dy!" Jawa

u," perintah Ayahnya. Nizar tersenyum mengangguk. "

. Coba deh kalian bayangin bagaimana rasanya di lempar ponsel yang harganya pul

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka